Friday, January 21, 2011

Cernak, 23 Januari 2011


Sahabat Baru



"Coba tebak, Irfan!" seru Ibu, seminggu setelah mereka pindah ke rumah baru. “Ibu bertemu salah satu teman lama yang tinggal di sekitar sini, dan anaknya sekelas denganmu. Bagus, kan?"

"Siapa namanya?" Irfan bertanya.

"Wibi," kata ibunya. "Dia temanmu, kan?"

"Oh Wibi?! Dia bukan anak yang jago olahraga . Dia terus membaca beberapa buku-buku sepanjang waktu."

Irfan adalah kapten tim futsal sekolah dan juga jago di sepak bola, basket, dan senam juga.

"Yah Mungkin dia lebih tertarik pada hal-hal selain olahraga," Kata ibunya. "Ibu sudah mengundang keluarga mereka ke sini."

Ketika mereka datang, Irfan mengajak Wibi ke kamar, sementara orang tua mereka tetap berbicara di ruang tamu. Kedua anak laki-laki tidak banyak bicara satu sama lain. Irfan tahu Wibi tidak jago olahraga. Jadi, Irfan merasa lega ketika Wibi pulang.

Meskipun ibu mereka sering saling mengunjungi, Irfan dan Wibi tidak pernah melakukannya. Mereka tidak memiliki kesamaan apa pun.

Suatu hari, saat bermain sepak bola, Irfan jatuh dan kakinya cedera. Dia harus meninggalkan sekolah selama sekitar enam minggu.

Berbaring di tempat tidur membuat Irfan merasa sangat kesepian.

Selama minggu pertama, teman-temannya datang setiap malam untuk menghiburnya. Tetapi ketika pertandingan futsal mendekat, sedikit yang datang menjenguk.

Suatu malam, Irfan merasa tertekan luar biasa. Apalagi ketika dia mendengar dari teman-teman yang menjenguknya, posisinya sebagai kapten futsal sudah diganti. Ketika teman-temannya sudah pergi, Irfan berusaha keras untuk melawan air matanya. Dia tidak pernah merasa lebih kecewa dan kesepian.

Tiba-tiba ibunya datang ke ruangan. Wibi datang di belakang Ibu. Wibu terlihat malu-malu dan duduk di kursi dekat tempat tidur Irfan.

"Aku membawa buku untukmu," katanya, "Biar kamu nggak bosan berbaring di tempat tidur."

Irfan mengambil buku. Ia tidak ingin membaca membaca. Tapi cover buku itu menarik perhatiannya. Gambary indah, cheetah salju putih yang disebut Pippa. Dia membuka buku itu. Penuh foto Pippa dan anak-anaknya. Yang kecil terlihat memanjat pohon, bermain, bahkan menikmati keluar minuman dingin dengan sedotan!

"Itu buku yang bagus," Wibi berkata, "kamu akan menyukainya". Dia kemudian bangkit untuk pergi.

"Jangan buru-buru pulang," cegah Irfan. "Ceritakan tentang buku ini."

Wibi duduk lagi. Dia berkisah tentang Pippa. "Ketika Pippa berumur beberapa minggu, ia telah diserahkan kepada pasangan bernama George dan Joy Adamson."

"Siapa mereka?" Irfan bertanya.

"George Adamson adalah sipir di Afrika," kata Wibi padanya. "Mereka yang telah menulis buku tentang Pippa."

"Fantastis!" seru Irfan.

"Mereka juga memiliki singa betina sebagai hewan peliharaan," kata Wibi.

"Benarkah?" tanya Irfan.

Wibi mengangguk. "Namanya Elsa . Buku ini sangat laris dan akan dibuat menjadi film."

Irfan terpesona.

Ketika ibu Irfan mengintip ke dalam ruangan, ia menemukan dua anak laki-laki itu asyik ngobrol. Dia sangat senang.

"Kamu harus datang lebih sering, Wibi," kata Ibu ketika Irfan pamit pulang, "Irfansangat kesepian sendiri."

Wibi datang malam berikutnya dan berikutnya. Perlahan-lahan mereka jad bersahabat. Wibi sangat tertarik pada cerita satwa dan kehidupan liar.

Enam minggu berlalu cepat, Irfan sudah turun dari tempat tidur dan berdiri lagi.

Pada malam hari, setelah hari pertama di sekolah, Irfan pergi ke rumah Wibi. Wibi sedang memberi makan hewan peliharaannya. Bayi burung hantu bertengger di bahunya. Irfan membantunya.

"Aku akan pergi ke kebun binatang pada hari Minggu, " katanya, "Kamu mau ikut? "

"Tentu saja," jawab Irfan.

Mereka akhirnya bisa bermain bersama di luar rumah. Ibu hanya berkata kepada Wibi,” ternyata kitya harus bersyukur pada luka kakimu, Wibi. Karena cedera itu, kamu sekarang punya sahabat baru yang baik hati.”

^_^

No comments: