Mengenal Kubah
Kubah merupakan salah satu unsur arsitektur yang selalu
digunakan. Ia berbentuk seperti separuh bola, atau seperti kerucut yang
permukaannya melengkung keluar. Terdapat juga bentuk 'kubah piring' (karena
puncak yang rendah dan dasar yang besar) dan 'kubah bawang' (karena hampir
menyerupai bentuk bawang).
Biasanya kubah akan diletakkan di tempat tertinggi di atas
bangunan (sebagai atap). Ia diletakkan di atas rangka bangunan petak dengan
menggunakan singgah kubah (pendentive).
Kubah dapat dianggap seperti suatu gerbang yang diputarkan
pada rangka penyangganya. Ini bermakna kubah mempunyai kekuatan struktur yang
besar. Sama seperti jembatan gerbang tertekan, kubah dapat dibuat dari batu
bata dan beton saja, bergantung kepada daya tekanan dan geseran. Namun, kubah
modern biasanya dibuat menggunakan aloi aluminium, keluli atau konkrit
diperkuat sebagai rangka dan dipadatkan dengan kepingan alumunium, tembaga,
polikarbonat ataupun cermin sesuai keperluan.
Jika dilihat dari dalam, kubah yang berbentuk hemisfer
kelihatan lebih menarik, tapi perlu lebih tinggi untuk kelihatan menarik dari
luar. Jadi sebagian kubah, contohnya gereja St. Peter dibangun dari dua kubah
sedangkan gereja St Paul dibangun dari tiga kubah.
Banyak masjid di dunia kini juga mempunyai kubah, termasuk
di Indonesia. Tradisi ini berasal dari daerah Anatolia.
Beberapa stadion tertutup hari ini juga mempunyai kubah,
terutama di negara yang mempunyai iklim empat musim. Stadion pertama seperti
ini ialah "Astrodome" di Houston, Texas, AS. Contoh ternama lain
ialah "SkyDome" di Toronto, Ontario, Kanada, stadion kubah pertama
dengan atap yang dapat dibuka.
Kubah awal
Kubah terawal kemungkinan besar merupakan atap pondok
primitif, yang dibuat dari dahan kayu sebagai rangka dan dipadatkan dengan
selut dan lumpur. Ataupun menggunakan batu sebagai sangga. Contoh kubah seperti
ini dapat dijumpai di dalam kubur Mikene di Yunani dan dalam arsitektur Sisilia
di Italia. Kubah-kubah tersebut hanya digunakan untuk bangunan-bangunan yang
kecil.
Di Abad Pertengahan semasa pemerintahan kerajaan Romawi,
singgah kubah telah diciptakan untuk memungkinkan struktur kubah yang bulat
diletakkan di atas bangunan berbentuk segi empat. Ini menjadikan penggunaan
kubah semakin meluas.
Kemudian pada zaman Renaissance, orang-orang Eropa telah
memperkenalkan ide tanglung di puncak kubah, dan juga meletakkan kubah di atas
suatu struktur bulat (seperti silinder) supaya kelihatan lebih tinggi.
Sedangkan pada zaman modern, bentuk kubah geodesi telah
diperkenalkan. Kubah ini berbentuk hemisfer dan menggunakan kekisi sebagai
rangka, menjadikannya lebih ringan. Perkembangan teknologi juga memungkinkan
penggunaan cermin dan plastik sebagai padatan.
Masjid Kubah Terbesar
Masjid Edebali yang dibangun di Provinsi Bursa, Turki,
diklaim sebagai masjid yang memiliki kubah terbesar di dunia. Diameter dari kubahnya
mencapai 38 meter.
Mufti Durmus Ayvaz seorang ulama setempat mengatakan bahwa
masjid dibangun sejak 1998 dan selesai 2007 itu adalah masjid yang paling
banyak dikunjungi oleh para jamaah di provinsi tersebut.
“ Yang paling istimewa dari mesjid kami adalah kubahnya.
Kubah terbesar yang ada di dunia dengan diameter 38 meter dan dengan kedalaman
sekitar 35 meter. Masjid kami, oleh karena dengan keleluasan dan juga dengan
besarnya kapasitas jamaah banyak kegiatan keislaman dilaksanakan di sini,” ucap
Durmus Ayvaz.
Masjid Edebali dibangun di atas lahan seluas 5.000 meter
persegi dan memiliki luas ruangan dalamnya sekitar 1.850 persegi. Masjid ini
dapat menampung sekitar 5.000 jamaah.
(ben/net)
No comments:
Post a Comment