Friday, August 03, 2012

CERNAK, 5 Agustus 2012

Penyampai Pesan

oleh Benny Rhamdani


Matahari masih menyengat. Tika menghapus keringatnya sambil terus mengayuh. Dia harus segera sampai ke rumah sebelum azan ashar berkumandang.

"Alhamdulillah, sampai juga," ucap Tika sambil menyandarkan sepadanya. Dia mengetuk pintu  di hadapannya sambil mengucapkan salam. Cukup lama juga sampai kahirnya seorang perempuan setengah baya membuka pintu.

"Waalaikumsalam," kata Ibu itu sambil meandang aneh. "Siapa ya?"

"Saya Tika. Ini rumahnya Ikbal, kan?" tanya Tika.

"Iya. Tapi Ikbal nggak ada di rumah."

Tika mengangguk. "Iya, Tadi main di lapangan. Terus Ikbal pergi bersepeda sama teman-temannya ke kampung seberang. Lalu ... kecelakaan terjadi. Ikbal keserempet mobil."

"Astagfirullah. Inalillahi wainnailaihi rojiun." Wajah ibu itu terucap seketika. "Anakku ... Ikbal ... bagaimana dia?"

"Sekarang di rumah sakit Dua," kata Tika.

"Terima kasih, nak. Ibu mau ke sana sekarang. Anu ... kamu siapanya Ikbal?"

"Saya temannya."

Ibu Ikbal tak mendengar lagi. Dia segera masuk ke dalam, beberapa menit kemudian keluar membawa sepeda motor. Dia pergi meninggalkan Tika yang masih berdiri di halaman rumah.

Begitu tiba di rumah sakit, Ibu Ikbal segera menuju ruang gawat darurat. Petugas memberi tahu bangsal tempat Ikbal dirawat sementara. Ternyata bukan cuma Ikbal, dua kawannya -- Rian dan Toto-- juga jadi korban kecelakaan. Tapi Rian dan Toto hanya lecet saja. Sementara Ikbal masih terbaring pingsan.

"Lho, Ibu ..." Rian dan Toto kaget melihat kedatangan ibunya Ikbal. "Siapa yang ngasih kabar?"

"Tika. Teman kalian. Bagaimana keadaan Ikbal?" tanya Ibu Ikbal sedih.

Tiba-tiba dokter jaga masuk. "Maaf, anak-anak lainnya silakan keluar. Biar Ibunya saja yang di sini," kata Pak dokter.

"Apa yang terjadi dengan anak saya, dok?" tanya Ibu Ikbal.

"Keserempet mobil. Anak ibu pingsan. Mudah-mudahan cuma karena kaget. Soalnya kami tadi periksa tadi ada cedera di kepala. tapi biar begitu tetap harus kami periksa lagi," kata dokter. "Ibu siapa yang mengabari? kami tadi menelepon Ibu tapi tidak diangkat-angkat."

"Temanya yang bernama Tika."

Pak dokter kemudian berusaha menenangkan Ibu Ikbal agar tidak kuatir. Lima belas menit kemudian Ikbal sadar dari pingsannya. Dia terkejut melihat ibunya. Takut juga Ibu marah. tapi Ibu malah memeuknya sambil bersyukur.

"Oh, syukurlah kamu selamat Ikbal," kata Ibu. "Coba kalau temanmu Tika nggak ke rumah kasih kabar."

"Tika?"

"Iya. Temanmu, kan? amu punya teman namanya Tika, kan?"

"Iya punya.Teman di tempat les. Tapi ..."

"Kenapa?"

"Dia sudah meninggal seminggu lalu karena kecelakaan lalu lintas," kata Ikbal.

"Jangan bercanda, Ikbal."

"Iya," tiba-tiba Ryan dan Toto masuk. "Tadi juga kami kaget sewaktu Ibu bilang Tika. Lagi pula Ikbal langsung pingsan, jadi nggak bisa ngasih tahu siapapun."

Ibu mengelus dadanya. Ah, masa sih? Ibu masih tak percaya.


^_^







No comments: