Friday, July 20, 2012

CERNAK, 21 Juli 2012

Cake Untuk Mama

oleh Benny Rhamdani


Tiga hari lalu, Syasa dan Cleo sudah bersepakat untuk memasak cake di rumah Cleo.

"Mamaku ulang tahun. Aku ingin membuatkan cake istimewa. Tapi kalau aku membuat di rumah, pasti ketahuan," kata Syasa.

"Kalau begitu di rumahku saja. Ibuku pasti mengijinkan. Lagi pula aku bisa belajar bikin cake darimu," kata Cleo.

"Hm, tapi kan bulan puasa," kata Syasa.

"Justru malah asyik. Kita bisa mengisi waktu menunggu buka puasa dengan hal positif," kata Cleo.

Dan hari inilah ulang tahun Mama Syasa. Semua bahan sudah dibeli kemarin. Siang hari, Syasa menuju ke rumah Cleo. Hari libur di rumah Cleo tampak sepi. Kata Cleo, dia sengaja tak ikut keluarganya pergi.

"Demi kamu," kata Cleo.

"Aih, baiknya kamu," timpal Syasa. Indahnya persahabatan.

Lalu mereka mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat cake. stelah dipisahkan mana yang lebih dulu dipakai, Syasa mulai menyiapkan peralatannya. Cleo takjub dengan yang dilakukan Syasa. Dia tahu Syasa padandai memasak cake, karena dia sering dikasih cake. tapi baru kali ini dia melihat syasa memasak cake. Cleo tak pernah diijinkan ibunya masuk ke dapur karena malah mengacaukan ibu yang sedang memasak.

"Kali ini, aku berjanji hanya akan belajar," kata Cleo sebelum dimulai.

Syasa membuat satu adonan. "Ini, bantu kosok adonannya ya," kata Syasa.

Cleo mengocoknya dengan semangat. Saking semangantanya, kocokan itu malah berantakan ke mana-mana.

"Aduh, bukan begitu caranya," ucap Syasa. Dia membantu mengajarkan Cleo mengocok adonan yang benar.

Akhirnya, Cleo bisa mengocok adonan dengan benar. Syasa mengerjakan yang lainnya. sampai akhirnya dia memasukan adonan ke microwave. Tak lama kemudian cake itu jadi. Aromanya harum sekali.

"Sekarang kita hias cake ini," ajak Syasa.

Cleo hanya melihat. Tak terasa kue itu pun beres dibuat. Sebuah cake cantik.

"Nah, sekarang kita buat lagi satu untuk ibumu," ajak Syasa.

Mereka mengolah lagi bahan yang sama, adonan yang sama hingga akhirnya cake itu dikeluarkan dari microwave.

"Giliran kamu sendiri yang menghias ya," kata Syasa.

Cleo menghiasnya. Tak sesempurna Syasa, tapi tetap cantik.

"Sudah sore. Aku mau pulang membawa kue ini. Terima kasih sudah membantuku ya," kata Syasa.
 "Aku mengantarmu ya."

Mereka berdua berjalan ke rumah Syasa. Syasa mebawa cake itu hati-hati dengan dua lengannya. Namun,,,

Di belokan tiba-tiba seekor anjing berlari dari arah berlawanan. Anjing itu menabrak kaki Syasa. AKhirnya Syasa malah oleh. Dan ... BRUK! Cake itu jatuh ke trotoar. Muka Syasa berubah seketika. Airmatanya hampir jatuh.

"Syasa, sudah jangan menangis. Di rumahku kan masih ada satu cake lagi. Cuman hasil hiasanku tidak begitu bagus" kata Cleo.

"Tapi itu untuk ibumu," kata Syasa.

"Ah, ibuku kan tidak ulang tahun. Kamu bisa menggantikannya nanti."

"Sungguh?" tanya Syasa.

"Iya." Cleo mengangguk

Ah, persahbatan yang sangat indah. yasa membawa cake satunya ke rumah dengan selamat. Minggu depan dia berjanji akan membuat cake istimewa untuk Cleo dan ibunya.

^_^









No comments: