Friday, November 06, 2009

Hore, 8 November 2009


Sehari Bersama Mama


oleh Benny Rhamdani


Hari Minggu berarti libur. Aku belum punya rencana apa-apa. Biasanya selalu saja ada teman yang mengajakku bermain. Terkadang Papa yang mengajak jalan-jalan. Kalau Mama, hari Minggu tetap sibuk di rumah. Mulai dari memasak, merapikan taman, dan segalanya. Mama memang paling suka bersih-bersih di rumah setiap hari.

Kalau aku? Hahaha, kata Mama sih, aku ini anak paling mals di dunia. Tempat tidur sendiri saja aku menyuruh Bik Sumi yang membereskan.

Hari Minggu ini Papa masih di luar kota. Aku bingung bikin acara apa ya?

"Ikut Mama ke pasar yuk!" ajak Mama.

"Maksud Mama ke supermarket gosir?" tanyaku.

"Bukan. Ke pasar tradisional."

"Ih, Mama. Pasar tradional kan bau amis, becek lagi."

"Sekali-kali. Kamu pakai masker kain aja biar nggak mencium bau."

Aku berpikir sebentar. "Iya Salsa ikut. Tapi jangan lama-lama ya," syaratku.

Aku pun ikut Mama ke pasar tradisional. Kata Mama, belanja di pasar tradisional lebih murah. Barang-barangnya juga bisa ditawar.

Kami turun dari mobil di parkiran pasar yang sebenarnya tak begitu jauh dari rumah.
Hidungku langsung mencium aroma tak sedap. Wuek. rasanya perutku mual. AKu buru-buru menutup hidung sambil berjalan di samping Mama. Kenapa begini sih bau pasar? Hehehe, soalnya ini bukan mall.

Mama mengajak aku membeli ayam potong. Tempat yang baunya bikin kepalaku pusing. Apalagi aku melihat tukang jualannya benar-benar memotong ayam di tempat itu. Tapi jadi tahu bagaimana memotong ayam. Kalau di supermarket sudah ayam potong yang bersih.


Mama kemudian mengajakku ke tempat penjual bumbu dapur. lagi-lagi aku jadi banyak tahu tentang bumbu dapur. Ternyata ketumbar dan merica itu bentuknya mirip tapi berbeda. haha, aku benar-benar norak deh. Juga ketika aku tahu ada bumbu dapur yang namanya kemiri, jinten, dan nama-nama asing lainnya di telingaku. Aku kan tahunya makan saja. Bukan memasak! Tapi aku janji nanti akan belajar emmasak.

Setelah dari penjual bumbu dapur, menuju penjual sayur. Aku jadi tahu asli bentk aneka sayuran. Tidak seperti di supermarket yang sedikit macamnya. Wah, ternyata ikut ke pasar membuatku pintar nih.

Setelah ke beberapa penjual lagi, Mama mengajakku pulang. Wow, belanjaan mama banyak juga. Jadi aku harus ikut membantu dong.


Tapi saat berjalan ke tempat parkir tiba-tiba ....

"Copet! Copet!" teriak seorang ibu.

Aku menoleh. Kulihat seorang copet berlari menuju arahku. Aku ketakutan dan bersembunyi di belakang Mama. Kuperhatikan Mama berusaha tenang. Saat copet itu mendekat, Mama langsung menurunkan belajannya, dan ....

Ciaaaat! Bak! Buk! Bruk!

"Adow!"

Copet itu teriak kesaktan karena dihanta bertubi-tubi oleh Mama. Dia tidak bisa bergerak. Seorang satpam langsung meringkusnya.

"Terima kasih, Bu," kata satpam itu smabil menunduk kepada Mama.

Mama mengangguk dan mengajakku cepat ke mobil.

"Wah, Mama hebat! Aku ingin hebat sepert Mama. Bisa masak, bertaman, sampai jago silat!" seruku senang.


Oh iya, aku lupa memberitahu kalian. mamaku ini dulunya juara nasional pencak silat lho, malah sempat juara tingkat Asia. Jadi jangan macam-macam sama Mama ya!


^-^

No comments: