Friday, September 30, 2011

CERNAK, 2 OKTOBER 2011

Kado

oleh Benny Rhamdani


Seringkali aku lupa hari ulangtahunku akan tiba. Untung Mama selalu menyiapkan acara ultahku dengan baik. Seminggu sebelumnya, Mama sudah menyiapkan kartu undangan untuk kubagikan. Aku sendiri yang memilih teman yang kuundang.

"Jadi siapa saja yang kamu undang. Ochi?" tanya Kim.

"Pokoknya, yang tahun lalu tidak membawa kado tidak kuundang lagi," jawabku.

Ya, menurutku buat apa mengundang orang yang tak membawa kado. Dia sudah datang ke acaraku, makan kue dan minuman enak, pulangnya mendapat cendera mata, tapi malah tidak memberi kado untukku. Seingatku ada tga orang dari tiga teman di kelasku yang datang tapi tidak memberi kado.

Tak terasa waktu ulangtahunku pun tiba. Jumlah tamu yang hadir sesuai dengan daftar undangan.Pesta pun berlangsung sukacita. Mama kali ini sengaja mengundang seorang pesulap untuk menghibur kami. Sulapnya belum pernah kulihat, jadi kami semua terpukau.

Setelah dua jam berpesta, tamu pun berpamitan pulang satu per satu."Terima kasih, Ocha," kata mereka senang sambil membawa tas berisi cendera mata yang disipakan Mama.

Aku kemudian menghitung jumlah kado yang kuterima hari ini. Lho, kok ada 43 ya? Padahal aku hanya mengundang 42 orang.

"Mama, satu kado lagi dari siapa ya?" tanyaku.

"Kita buka saja semua dulu untuk mengetahui pemberinya," saran Mama.

Aku membuka kado, sambil menyesuakan daftar undangan. Belum semua kubuka, aku menemukan satu kado dari Runi. Padahal aku tidak mengundangnya. Dia pun tidak hadir tadi. Kadonya berupa boneka kucing lucu yang sangat kusuka. Ada sehalai surat menyertainya.

Ocha yang baik selamat ulang tahun ya!
Maaf ya, aku mengirim kado ulangtahun untukmu.Sebagai teman di kelasmu, aku tetap ingin memberi hadiah di hari ulang tahunmu, walaupun kamu tidak mengundangku ke pesta ulang tahunmu. Maafkan aku kalau tahun lalu datang ke pestamu tanpa membawa kado. Sebenarnya aku sudah menyiapkan uang untuk membeli kado, tapi tiba-tiba adikku sakit. Ibu sedang idak punya uang, jadi aku berikan tabaunganku itu.
Aku senang banget di hari ulang tahunmu yang lalu. sayang tahun ini aku tidak diundang. Mudah-mudahan kamu mau mengndangku lagi tahun depan.
Selamat berbahagia.
Runi.


Aku rasanya ingin menangis setelah membaca surat Runi itu. Mama yang melihatku sedih langsung bertanya heran.

"Ada apa, Ocha? Kok kelihatan sedih?" tanya Mama.

Aku menjelskan yang terjadi. "Sekartang aku menyeasal, kenapa aku tidak mengundang semua temanku ke pesta hari ini," kataku.

"Ini pelajaran penting buatmu. Hm, menurut Mama kamu  masih bisa memperbaikinya sedikit. Coba kamu antarkan potongan kue ulangtaunmu untk Runi. Juga cendera mata. Mama masih punya lebihnya kok," saran Mama.

Aku mengangguk setuju. Segera kuantar kue dan cendera mata untuk Rumi ke rumahnya. Dia kelihatan senang ketika aku datang. Aku juga minta maaf karena sengaja tidak mengundangnya ke pesta ulang tahnku.

"Tdak apa-apa, cha. Aku kan masih temanmu walaupun tak kau undang," kata Runi sambil tersenyum.

^_^

No comments: