Friday, May 31, 2013

Hore, 2 Juni 2013

Keajaiban di Papua
Pernahkah kalian  ke provinsi nan di ujung timur sana? Benar, Papua. Pasti yang terlintas di benak adalah suku-suku pedalaman. Rupanya, Papua memiliki keajaiban yang belum diketahui banyak orang. Siap-siap terkejut karena selain salju, Papua punya beberapa keajaiban lain!

Salju di negara tropis

Ingin melihat salju di Indonesia? Datanglah ke Gunung Carstenz. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Papua, dengan ketinggian 4.884 mdpl dan menjadi salah satu dari 7 puncak benua atau yang dikenal Seven Summit Continental. Carstenz merupakan rangkaian dari Pegunungan Jaya Wijaya di Taman Nasional Lorentz. Di puncaknya terdapat salju abadi.

Pendakian Carztens dapat dimulai dari Sugapa di kabupaten Puncak Jaya. Dari Sugapa, dapat menyewa porter dengan biaya sekitar Rp 500-1 juta per harinya. Untuk menapakan kaki di Puncak Carstenz,  harus menyeberangi jurang setinggi 100 meter dengan cara menggantungkan diri dan merambat di tali di udara untuk berdiri di tempat turunnya salju di Indonesia ini.
 


Pasir putih di atas bukit



Jika biasanya pasir putih identik dengan pantai, maka berbeda di Wamena, sebuah distrik di Kabupaten Jaya Wijaya, Papua. Di sini  akan dibuat takjub melihat hamparan pasir putih yang ada di atas bukit. Ajaib!

Bukit tersebut bernama Bukit Sumpula. Cukup mudah untuk datang ke sana. Dari Kota Wamena, hanya memakan waktu sekitar 45 menit saja. Ada 6 tempat di sini yang memiliki hamparan pasir putih. Rerumputan menjadi alas berpijak setibanya di sana. Namun, pasir putih tersebut akan terlihat saat Anda mendaki bukit tersebut. Pasir putih di sini terhampar luas dan sangat halus.

Mumi di pedalaman Indonesia


Tidak perlu jauh-jauh ke Mesir untuk melihat mumi. Di Wamena, terdapat mumi Papua yang rupanya tidak kalah 'seram' dari mumi di Mesir. Warnanya hitam dan lekuk tubuhnya terlihat jelas. Mumi tersebut tidak dalam posisi tidur, melainkan duduk sambil kedua tangan memegang lutut dan kepala yang mendongkak ke atas.


Mumi Papua ini tidak dibalut perban dan jumlahnya sekitar 6 di Wamena, yang paling terkenal adalah di Kampung Sompaima, Distrik Kurulu. Proses pembuatan mumi ini yaitu dijemur dan dikeringkan di gua. Mayat yang dijadikan mumi pun bukan orang sembarangan. Mumi-mumi tersebut adalah para kepala suku atau panglima perang. Umurnya? Sekitar 300 tahun!

Untuk melihat mumi ini,  diwajibkan untuk membayar uang sekitar Rp 100-150 ribu per rombongan. Uang tersebut pun menjadi pemasukan bagi masyarakat sekitar. Selain itu, masyarakat sekitarnya juga menjual beragam suvenir untuk dibeli sebagai oleh-oleh.
jaya yang berwarna hijau bagaikan pagar raksasa, dan pasir yang berwarna putih.  Wamena tidak mempunyai pantai. Tapi bukit berpasir putih ini cukup memberitahu tentang anak-anak di Wamena, bagaimana rasanya bermain-main di tepian pantai. Anda akan benar-benar terbius

Lukisan misterius di Gua Kontilola


Satu lagi keajaiban dari Wamena, Gua Kontilola. Gua ini letaknya sekitar 1 jam dari Bandara Wamena. Untuk memasuki gua ini,  kita harus mendaki tangga-tangga alami dan menjelajahi hutan sekitar 10 menit. Setibanya di mulut gua, terdapat aula besar dengan udara lembab dan bau dari kotoran kelelawar.

Gua ini merupakan gua horizontal. Namun, untuk masuk ke dalamnya  harus menyediakan peralatan lengkap seperti senter, sepatu boots, helm, dan pengaman lainnya. Sehingga, kita hanya bisa sampai di aula besarnya saja jika tidak membawa perlengkapan yang lengkap. Tak perlu kecewa, dari aula besar gua ini kita dapat melihat suatu keajaiban yang juga menjadi misteri.

Ya, misteri tersebut adalah beberapa lukisan yang ada di dinding gua setinggi 3 meter. Lukisan itu pun dapat dilihat jelas dengan mata telanjang. Anehnya, lukisan tersebut tidak menggambarkan rupa orang-orang Papua, melainkan menggambarkan manusia dengan bentuk yang aneh.

Bentuknya memang menyerupai bentuk tubuh manusia. Akan tetapi, jika diperhatikan, kepalanya berbentuk bulat seperti bola dan tidak memiliki rambut. Matanya pun bulat sempurna, tidak seperti manusia pada umumnya. Selain itu, jari tangan yang ada pada lukisan tersebut berjumlah empat. Berbeda dengan manusia yang berjari lima. Menurut masyarakat setempat, lukisan ini telah lama ada di dalam gua. Mereka pun percaya bahwa ini adalah peninggalan leluhur.

(ben/net)

No comments: