Friday, October 05, 2007

Cernak, 7 Oktober 2007


Baju Lebaran Buat Salsa

Oleh Benny Rhamdani

Lebaran sebentar lagi. Teman-teman Salsa sudah sibuk memamerkan baju lebaran yang mereka beli.

“Lihat nih baju lebaranku nanti. Modelnya Ibu yang memilihkan, tapi warnanya aku yang menentukan,” kata Alika.

“Nih bajuku dong lebih trendi. Ada kerlap-kerlipnya. Kalau malam hari akan terlihat bercahaya,” kata Lana.

“Bajuku paling mahal. Harganya sepuluh kali lipat baju kalian,” kata Rima.

Salsa terdiam. Ibunya memang belum membelikan baju lebaran. Tidak seperti teman-temannya, salsa tidak berani merengek dimintakan baju lebaran kepada ibunya. Apalagi Salsa tahu, keuangan Ayah dan Ibu sedang tidak baik. Dua bulan lalu Ayah dikeluarkan dari tempat kerjanya karena perusahaan bangkrut. Ayah kemudian membuka kios di depan rumah. Tapi kios itu pun belum terlalu maju.

Tentu saja Salsa ingin memakai baju baru di hari lebaran nanti. Tapi dia tidak mamu membuat Ibu dan Ayah pusing. Bahkan untuk memenuhi keperluan sehari-hari saja, Salsa tahu betapa beratnya perjuangan orangtuanya.

“Jadi kamu belum dibelikan baju lebaran?” Alika tak percaya.

“Hari gini belum punya baju lebaran?” Lana bingung.

“Wah, masa sih ibu dan ayah kamu nggak mau membelikan kamu baju? Padahal kamu kan terus puasa sehari penuh. Aku saja yang batal dua kali tetap dibelikan,” kata Rima.

Salsa hanya menarik nafasnya. Dia tak tahu harus berkata apa lagi selain menceritakan bahwa dia sama sekali belum punya baju lebaran. Bahkan dia belum mendengar kapan Ibu akan membelikannnya baju lebaran.

Ketiga teman Salsa kemudian pulang ke rumah masing-masing dengan penuh penyesalan. Mereka tidak menyangka Salsa belum dibelikan baju lebaran.

Alika merasa bersalah karena tadi memamerkan bajunya di depan Salsa. Dia khawatir Salsa sakit hati. Wah, padahal Alika tidak ingin menyakiti hati sahabatnya it. Apalagi Salsa sangat baik. Salsa sering membantu Alika belajar.

Begitu tiba di rumah, Alika langsung mencari mamanya.

“Ma … Mama masih punya uang untuk beli satu potong baju lebaran?” Tanya Alika.

“Lho kamu kan sudah punya tiga? Buat apa beli banyak-banyak?” Tanya Mama heran.

“Bukan buat Alika lagi. Buat Salsa. Kasihan salsa. Dia belum dibelikan baju lebaran. Mungkin orangtuanya benar-benar sedang kesusahan,” kata Alika.

“Ya,kalau kamu punya niat baik untuk sahabatmu itu, Mama akan usahakan. Nanti Mama bilang papa dulu. Pasti Papa tidak akan keberatan,” kata Mama.

“Wah, terima kasih, Ma,” kata Alika sambil mencium pipi Mama.

Keesokan harinya Mama membelikan baju yang diminta Alika. Untung ukuran badan Salsa sama dengan Alika. Jadi tidak sulit mencari ukuran yang tepat.

Sorenya Alika main ke rumah Salsa. Dia kaget ternyata Lana dan Rima pun ada di sana.

“Hai, kalian juga ada di sini! Lagi mau ngapain?” tanya Alika.

“Aku yang datang pertama tadi. Aku memberikan baju yang dibelikan ibuku untuk Salsa. Setelah tahu Saksa belum beli baju lebaran aku minta sama ibuku agar Salsa dibelikan baju,” kata Lana.

“Oya, aku juga sama begitu. Makanya aku ke sini mengantar baju baru lebaran untuk Salsa. Dia itu kan sahabat terbaikku. Waktu aku sakit, Salsa sering menemaniku. Makanya aku ingin memberi hadiah istimewa untuk lebaran nanti,” sahut Rima.

“Kalau kamu ke sini mau ngapain?” Tanya Lana.

“Sama dengan kalian,” kata Alika.

Lana dan Risma ternganga bersama.

“Wah, terima kasih …. Kalian baik sekali. Sekarang aku jadi langsung punya tiga baju lebaran,” kata Salsa sambil tersenyum.

Rima, ALika dan Lana tersenyum bersama. Mereka bahagia karena Salsa tampak senang. Ya, mereka pun dapat merasakan betapa indahnya saling berbagi kesenangan dengan sahabat.

^-^

No comments: