Friday, September 04, 2009

HOre, 6 September 2009

Makanan Khas Nusantara Saat Puasa



Apakah makanan paling terkenal di saat buka puasa? Kolak. Ya, ada kolak pisang, kolak ubi, kolak kolang-kaling. Pokoknya banyak sekali jenis kolak. Tapi selain kolah amasih ada lho makanan yang sangat terkenal di saat puasa.


Indonesia yang luas, terkenal dengan berbagai ragam budayanya. Dalam hal ini, makanan adalah salah satunya. Antara makanan di daerah saytu dan lainnya ada ytang berbeda sama sekali, ada pula yang mirip tapi namanya berbeda. Yuk kita kenali!


Pisang Ijo yang Lezat


Es Pisang Ijo merupakan salah satu makanan khas dari Makasar, Sulawesi Selatan. Sesuai dengan namanya, makanan ini dibuat dari bahan utama pisang yang kemudian dicampur dengan es serta bahan-bahan yang lain. Tapi jangan salah mengira bahwa Es Pisang Ijo ini terbuat dari pisang hijau yang dicampur dengan es. Kata “ijo”nya berasal dari tepung pembungkus pisang yang berwarna hijau.


Es Pisang Ijo ini sebenarnya dibuat dari beraneka ragam makanan. Dalam penyajiaannya pisang raja yang terbungkus kulit berwarna hijau ini dipotong-potong. Sekilas kalau dilihat, kulit yang berwarna hijau itu seperti kulit pisang sungguhan. Namun ternyata setelah dicicipi rasanya kenyal-kenyal. Untuk menambah kelezatan, di atasnya dituangkan saos seperti bubur berwarna putih. Kemudian diberi es serut yang bisa bikin “mak nyus”. Dituangkan pula sirup berwarna merah muda sebagai penambah rasa manis.


Walaupun Es Pisang Ijo ini berasal dari Makasar, namun untuk menikmati Es Pisang Ijo ini kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke sana. Di beberapa kota besar kita sudah bisa menikmatinya. Harga yang dipatok pun tidak terlalu mahal. Hanya dengan uang Rp 3.500,- kita sudah bisa merasakan makanan khas dari Makasar ini. Benar-benar mak nyus.


Kicak yang Murah



Kalian pernah mendengar kicak? Eh, bukan cicak di dinding lho. Ini adalah satu makanan khas Yogyakarta yang hanya ada saat Ramadhan tiba. Kicak terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan campuran parutan kelapa, gula, dan buah nangka. Agar aromanya mengundang selera, biasanya ditambah vanili atau daun pandan. Rasanya gurih, kenyal, dan sedikit manis. Awalnya bahan utama kicak terdiri ketela yang diparut.


Harga kicak cukup murah, setiap bungkus pembeli hanya membayar Rp1.000-Rp1.500. Meski sebenarnya tidak ada ketentuan harga yang pasti. Para pembeli bisa mengajukan harga sendiri, penjual yang akan menentukan porsinya.


Siput Hisap


Pernah mencoba siput hisap. Makanan ini banyak muncul di daerah Tanjung Pinang, Kepri, saat bulan puasa tiba. Masakan siput hisap ini bahan utamanya berupa siput berukuran kira-kira sebesar kelingking hingga jempol jari tangan orang dewasa.


Warnanya hitam dengan buntut yang runcing. Saat dimasak, buntutnya yang runcing itu dipotong supaya isinya bisa dihisap. Kalau buntutnya tidak terpotong dengan baik, isi siputnya yang gurih itu tidak bisa dihisap. Siput hisap ini dimasak seperti memasak gulai tapi kuahnya sedikit saja. Kemudian, rasa pedasnya dilebihkan dan terkadang dicampur dengan daun ubi kayu. Ada juga yang menambah rasa pedasnya dengan cabe rawit yang ditumbuk kasar. Bagi yang belum pernah mencoba mungkin akan heran melihat masakan ini. Tapi bagi yang sudah pernah merasanya, melihatnya dari jauh pun sudah membuat air liur mengalir.


Siput yang sudah masak itu diambil badannya dan dihisap dari bagian depannya. Mirip seperti makan gonggong. Bedanya kalau gonggong isi badannya dicungkil keluar sebelum dimakan, kalau siput hisap tak perlu dicungkil. Sebab, ukurannya lebih kecil dari gonggong dan bisa langsung dihisap saja.


Tak banyak lagi orang yang bisa mengolah siput ini, apalagi karena untuk mengolahnya cukup sulit. Siput ini hidup di rawa bakau yang berlumpur dan langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkannya dari lumpur. Setelah itu baru bisa diolah lebih lanjut sesuaui dengan selera dan rasa masing-masing.


Lamang Tapi yang Aduhai



Lamang Tapai, makanan khas di Sumatra bagian tengah (Sumbar, Jambi, Riau) terbuat dari beras ketan. Makanan ini biasanya banyak dibuat untuk buka puasa di bulan ramadhan, jelang Maulid Nabi Muhammad SAW atau untuk penganan pada pesta perkawinan. Namun penganan ini juga dapat ditemui di pasar-pasar tradisional, walau keberadaannya sangat jarang.


Lamang/lemang dari ketan putih dimasak dengan media bambu, santan dengan garam dan daun pandan secukupnya. Bambu untuk membakar lemang biasanya adalah jenis khusus yang diperuntukkan untuk itu. Bagian dalamnya dilapisi dengan daun pisang, kemudian ketan putih dimasukkan sesuai takarannya bersama santan kelapa. Proses selanjutnya adalah membakar bambu tersebut dengan posisi agak miring.


Sementara tapai terbuat dari ketan hitam. Proses fermentasinya dibantu oleh ragi yang bisa dibeli di pasar-pasar. Ketan, ragi dan gula pasir dicampur dengan sedikit air pada wadahnya. Proses peragian biasanya akan memakan waktu satu hingga satu setengah hari.


Kedua jenis makanan ini biasanya disuguhi bersama-sama; lamang - tapai. Perpaduan rasa legit dari lamang dan manis menggigit dari tapai menjadikan makanan ini terasa aduhai, asoy geboy.



Nah, kalau kalian sukanya apa? Mpek-mpek, model, atau tekwan?


(ben)


No comments: