Friday, January 27, 2012

CERNAK, 29 Januari 2012



Tiga Pangeran

Oleh Benny Rhamdani

Tiba-tiba saja kabar itu menggemparkan sekolahku. Kabar tentang rencana kedatangan Tiga Pangeran di sekolahku. Siapa Tiga Pangeran? Tiga Pangeran adalah nama boysband yang sedang terkenal saat ini. Mereka adalah tiga bersadara bernama Dean, Dave, dan Dido.

"Wuah, aku benar-benar nggak sabar menunggu kedatangan mereka!" seru Viona hsteris.

"Aku juga. Aku pengen foto bareng dengan mereka!" seru yang lainnya.

"Aku ingin jadi saudara mereka!" tambah Viona tak mau kalah.

"Memang, apa enaknya bersaudara dengan mereka?" tanyaku.

"Ya, banyak dong. Bisa tahu kegiatan mereka. Bisa jalan-jalan sama mereka," jawab Viona.

"Terus apa bedanya dengan jalan-jalan sama yang lain?" tanyaku lagi.

"Ya, mereka kan terkenal. ganteng-ganteng lagi!" tambah Viona.

"Ganteng? Tetap saja kalau sedang ngupil muka mereka jelek," timpalku.

"Dita, kamu jangan sirik gitu dong. Kalo nggak suka jangan dekat-dekat sini. Kita-kita semua di sini penggemar Tiga Pangeran,"  usir Viona.

Anak-anak perempuan lainnya mengangguk. Huh! Enak saja mereka mengusirku. Ini kan kantin sekolah bersama. Tapi karena aku tidak tahan mendengar mereka memuji-muji terus Tiga Pangeran, akhirnya aku yang pindah.

"Kenapa kamu pindah?" tanya Dewi yang sedang minum cendol.

"Aku sebal aja. mereka ngomong terus tentang Tiga Pangeran. padahal mereka itu sama saja dengan kita. sama-sama makan nasi. kebetulan aja album mereka itu sukses," jawabku sambil duduk di dekat Dewi.

"Kupikir kamu nggak akan mau duduk di kantin denganku. Apalagi kamu pintar dan cantik. Sedangkan aku ...," Dewi menghentikan kalimatnya.

"Jangan berpikir begitu dong," potongku. Dewi memang berbeda di kelas. Tangannya kecil sebelah, kulitnya hitam. Dia juga tidak begitu pandai dan sangat pendiam. "Aku main sama siapa saja. Kamunya aja yang sering menyendiri."

"Ya, abis aku sering tidak percaya diri. tapi ... sekarang aku mulai lebih bersemangat, kok," kata Dewi.

"Kok bisa berubah?" tanyaku.

"Karena Tiga pangeran. Aku suka dengan mereka. Lagu mereka yang judulnya Tawa Semangat membuat aku terus semangat."

"Wuah, kamu penggemar Tiga Pangeran juga?"

"Ya, tentu saja. Mengapa kamu tidak suka?"

"Aku nggak bilang tidak suka. Aku belum dengar lagu mereka dan tidak kenal mereka."

Dewi manggut-manggut. Bel tanda istirahat usai pun berbunyi.

Kami kembali k kelas. teman-temanku masih heboh dengan rencana kunjungan Tiga Pangeran ke sekolah besok.

Saat pulang sekolah, hujan mendadak turun. Aku menelepon ke rumah. Kata Mama, aku harus menunggu untuk dijemput karena Mama masih di rumah sakit memerisa kandungannya.

"Kamu belum pulang? Bareng aku saja," ajak Dewi.

"Oh, terima kasih," ucapku mau diajaknya.

Mobil Dewi terbilang bagus dan baru. Supirnya langsung membawa kami meninggalkan sekolah. Sepanjang jalan kami ngobrol. Dewi benar-benar berbah dari yang kukenal sebelumnya. Hm, sebenarnya sih aku emang belum terlalu mengenalnya. Sejak jadi murid baru sebulan lalu, dia sangat pendiam.

"Mampir ke rumahku dulu yuk," ajak Dewi.

Aku tak keberatan. Aku sudah menelepon Mama tadi.

Ternyata rumah Dewi masih baru dan besar. Di halamannya kulihat ada tiga mobil bagus lainnya.

"Kakak-kakakku rupanya sudah ada di rumah. Ayo aku kenalkan," ajak Dewi.

Kami masuk ke dalam rumah. Aku melihat tiga lelaki remaja yang keren-keren di ruang tengah. Sepertinya aku pernah melihat mereka ...

"Dita, kenalkan kakak-kakakku. Dean, Dave dan Dido," kata Dewi.

Aku menyalami mereka.

"Kakak-kakaku, temanku ini satu-satunya di kelasku yang tidak mengenal Tiga Pangeran," kata Dewi.

Aku baru sadar sekarang. Di depanku ini adalah Tiga Pangeran. Mereka benar-benar sangat keren. Jadi ... Dewi adalah ....

Nah, kalian mau tahu apa yang terjadi besok?

Tiga Pangeran menyanyi di panggung sekolah kami. Semua histeris. Dan semua yang histeris itu makin histeris ketika Tiga Pangeran memanggil aku dan Dewi ke panggung. hanya kami. Tentu saja mereka histeris iri.



Dewi kemudian jadi ana yang populer karena semua kini tahu, dia adalah adik Tiga Pangeran. tapi Dewi tidak bertingkah sombong. Dan dia memilih aku jadi sahabatnya.

^_^



No comments: