Friday, January 16, 2015

Cernak, 22 Januari 2014




Koki  Cilik
oleh Benny Rhamdani


Ulang tahun Dion tiba. Seisi kelas diundang pada Minggu sore. Kalian mau tahu kejutan apa yang dibuat Dion untuk mereka?

"Salamat datang, teman-temanku. Hari ini kita akan mememperebutkan gelar Junior Chef!" begitu sambutan Dion.

Tentu saja saja ada yang bersorak karena hobi memasak. Ada juga yang bersorak karena hobi makan. Sisanya hanya penasaran.

"Aku tidak bisa masak nih," keluh Frans. "Itu kan pekerjaan perempuan."

"Kata siapa? Ayahku chef restoran terkenal. Teman ayahku banyak yang lelaki," kata Dion. "Lombanya mudah kok."

Dion sudah menyiapkan banyak sekali pancake. Tapi belum ada topingnya. Kalian tahu toping kan? Itu lho, hiasan di atas pancake. Tentu saja semua bisa ikut.

"Semua siap? Kita mulai pada hitungan ke tiga. Ingat, waktunya hanya 3 menit. Satu ... dua.. tiga!"

Mereka berebut mengambil pancake. Ada yang meletakkan keju di atasnya, ada ccokelat, meisis, selai, es krim, buah-buahan, madu dan tentu saja ada yang mencampurnya. Ketika waktu tiga menit habis, Din berteriak," Selesai!"

Semua berhenti sambil menjilati jari mereka. Mereka memandangi karya toping mereka.

"Sekarang, aku akan memilih lima yang terbaik dari kalian. Beri aku waktu. Kalian bisa menunggu sambil memakan kue-kue buatan ayahku," kata Dion.

Dion menilai semua pancake yang tersajai di meja besar. Hanya lima menit kemudian, Dion sudah menentukan lima nama.

"Lima orang yang masuk babak final adalah Dita, Rein, Gwen, Etna dan David!"

Hah? Aku! Dan akulah satu-satu anak lelaki yang lolos final. Padahal aku tuh tadi cuman menghias pancake dengan madu dan es krim teh hijau.

"Hiasan kalian sederhana tapi menarik," lanjut Dion. "Nah, untuk final, lombanya adalah memasak nasi goreng. Bahan-bahannya kalian pilih sendiri ya."

Nasi goreng? Aku tuh paling nggak suka goreng.

Aku mengikuti peserta lainnya ke ruang khusus. Rupanya banyak sekali bahan masakan di sana. Ada telur, sayur, daging dan lainnya. Aku tidak tahu memilih apa. Aku paling suka madu. Makanya tadi pancake kuhias pakai madu. Hm, bagaimana kalu nasi goreg pakai madu ya? Mungkin masni ya. kalau ditambah keju?

Aku mengambil bahan yang kuperlukan. Sedikit mencontek teman yang lain.

Akhirnya, aku mulai memasak. Mengolak bumbunya seperti yang kulihat kalau ibuku memasak nasi goreng untuk adikku. Teman-teman yang lain emasukkan sosis, telor, baso, daging. Aku tidak suka masakan yang terlalu ramai begitu. Aku malah memakai jamur.

Setelah hampir selesai kuberi madu dan sedikit keju. Aku menghidangkannya di atas piring dengan hiasan tomat.

"Waktunya habis!" teriak Dion bersamaan masakan selesai. Yang lain sudah lebih dariku. Entah bagaimana mereka bisa masak nasi goreng dengan cepat begitu.

Tiba-tiba  muncul ayah Dion. Chef Bima. Namanya sangat terkenal sebagai koki internaisonal. Beberapa kali aku melihatnya di TV. Asyiknya punya ayah yang jago masak. Makan enak setiap hari.


Rupanya Chef Bima diminta Dion menjadi juri spesial. Wow, aku pernah melihat Chef Bima di TV menjadi juri lomba masak. galaknya minta ampun. Tapi kali ini terlihat ramah.

Chef Bima mencicipi satu persatu hidangan kami. Dia sempat berhenti agak lama ketika mencicipi nasi gorengku.

"Ini pakai madu ya?" tanya Chef Bima.

"Iya."

"Kamu berani sekali membuat nasi goreng manis. Biasanya orang pakai kecap biar rasanya agak manis."

"Sedikit kok madunya."

"Ya, ini pas sekali."

Chef Bima kemudian berdiri di depan kami semua.

"Pemenang Junior Chef untuk tahun ini adalah ... nasi goreng jamur madu karya David!" Chef Bima mengumumkan.

Aku kaget. Aku nggak suka nasi goreng tapi bisa menang masak nasi goreng. Yang lain bersorak.

"Nasi gorengnya unik dan sederhana. Orang tidak bingung dengan rasanya," tambah Chef Bima.

Dion kemudian memberi aku hadia PSP terbaru. Aku senang. Kadoku untuk Dion saja tak semahal ini.

Acara berikutnya adalah makan-makan. Tentu saja semua makanannya lezat. Kalau kamu ingin ikut makan kami, buruan ya datang. Nanti kamu menyesal lho.

No comments: