Friday, November 27, 2015

Cernak, 29 November 2015

 

 

Penjual Anak Anjing

Hari ini Dita dan Dika bermain ke rumah Paman Gerdi. Kemarin Paman Gerdi berjanji akan mendongeng.Dan ternyata Paman Gerdi sudah menunggu mereka di halaman samping rumah yang teduh karena ada pohon mangga.

"Ada dua cerita yang ingin paman ceritakan. Dengarkan ya ..."

****


Pak Tani memiliki beberapa anak anjing yang ingin dijual. Ia melukis papan  iklan menjual anak anjing dan memakunya di tepi halaman rumah. Saat sedang mengetuk paku terakhir, Pak Tani  merasa pakaian overallnya ada yang menarik. Dia melihat seorang anak kecil di belakangnya di balik pagar.

"Pak," katanya,"Saya ingin membeli salah satu anak anjing Bapak"

"Yah," kata Pak Tani sambil mengusap keringat di belakang lehernya, "Anak anjing ini berasal dari induk yang baik."

Anak itu menundukkan kepalanya sejenak. Kemudian merogoh jauh ke dalam sakunya, lalu mengeluarkan genggaman jemari dan mengacungkannya ke petani. "Saya punya limapuluh ribu. Apakah itu cukup?"

"Tentu," kata petani itu dan  bersiul, "Ke sini, Dolly!"

Lalu keluarlah dari rumah seekor anjing dan  diikuti oleh empat bola-bola kecil berbulu yang berlarian. Anak kecil itu menekan wajahnya ke  pagar. Matanya menari-nari kegirangan.

Anjing itu berjalan ke pagar.Si anak kecil melihat sesuatu yang lain di dalam rumah anjing. Perlahan anak aning lain muncul. Sangat kecil. Turun  meluncur. Kemudian dengan cara yang agak kaku anak anjing kecil itu mulai berjalan  terpincang-pincang ke arah yang lain, melakukan yang terbaik untuk mengejar ketinggalan.

"Saya ingin yang itu," kata anak kecil sambil menunjuk ke anjing paling kecil.

Pak Tani berlutut di samping anak itu dan berkata, "Nak, kamu jangan mengambil  anak anjing itu. Dia tidak akan pernah bisa berlari dan bermain dengan kamu seperti anak  anjing lainnya ."

Anak kecil itu mendekati pagar, mengulurkan tangan, dan mulai menggulung satu kaki celananya. Dia memperlihatkan  penjepit baja  di  kakinya. Seperti sebuah kaki  khusus . Dia melihat kembali  ke  Pak Tani. Katanya, "Bapak lihat. Saya tidak bisa berjalan seperti anak-anak lainnya. Seperti anak anjing itu. Dan ia akan membutuhkan seseorang yang mengerti keadaan dirinya."

Akhirnya, Pak Tani memberikan anak anjing itu secara cuma-cuma kepada anak itu.

****

Seorang anak dan ayahnya berjalan di pegunungan. Tiba-tiba, anaknya jatuh, sakit dirinya dan berteriak: "AAAhhh!" Yang mengejutkan, ia mendengar suara berulang, di suatu tempat di gunung: "AAAhhh!"

Penasaran, ia berteriak, "Siapa kau?"

Dia menerima jawabannya, "Siapa kau?"

Dan kemudian dia berteriak ke gunung, "Saya mengagumimu!"

Suara itu menjawab, "Saya mengagumimu!"

Marah dibalas seperti meledek, ia berteriak, "Pengecut!"

Dia menerima jawaban, "Pengecut!"

Dia terlihat ayahnya dan bertanya, "Apa yang terjadi?"

Sang ayah tersenyum dan berkata, "Anakku, perhatikan."

Sekali lagi pria itu berteriak, "Kamu adalah juara!"

Suara itu menjawab, "Kamu adalah juara!"

Anak itu terkejut, tapi tidak mengerti.

Kemudian ayah menjelaskan, "Orang-orang menyebutnya ECHO ini, tapi benar-benar ini adalah HIDUP. Echo meberikan kembali segala sesuatu yang kita katakan. Begitu pula dengan diri kita. Jika  kita  ingin lebih banyak dicintai di dunia, ciptakan lebih banyak cinta di dalam hati  kita.Hidup akan memberikan kembali segala sesuatu yang telah kita lakukan. Baik ya dapat baik. Buruk ya dapat buruk"

***

Paman Gerdi menyudah dongengnya. Dita dan Dika merasa senang. Minggu depan mereka akan datang lagi.

No comments: