Friday, March 04, 2016

Cernak, 6 Maret 2016

Legenda Empat Naga


Dahulu kala, tidak ada sungai dan danau di bumi, hanya ada Laut Timur, yang ditinggali oleh empat naga: Naga Panjang, Naga Kuning, Naga Hitam dan Naga Mutiara.
Suatu hari empat naga terbang dari laut menuju ke langit. Mereka bermain-main di antara awan, melompat-lompat dan menyelam, juga bermain di petak umpet.
"Hey, kawan-kawan! Kemarilah cepat!" Naga Mutiara berteriak dengan tiba-tiba.
"Ada apa?" tanya tiga naga lainnya, melihat ke bawah ke arah mana Naga Mutiara menunjuk.
Di bumi mereka melihat banyak orang meletakkan buah-buahan dan kue, dan membakar dupa. Mereka sedang berdoa! Seorang wanita berambut putih, membawa anak yang kurus di punggungnya, berlutut di tanah sambil bergumam, "Duhai Langit, tolong kirimkan hujan secepatnya, kami membutuhkan beras untuk makan anak-anak kami."
Saat itu sudah lama sekali tidak ada hujan. Tanaman layu, rumput berubah kuning dan tanah-tanah retak di bawah terik matahari.
"Kasihan sekali orang-orang ini!" kata Naga Kuning. "Dan mereka akan mati jika tidak hujan segera."
Sang Naga Panjang mengangguk. Kemudian ia menyarankan, "Mari kita pergi dan memohon Kaisar Langit agar bersedia menurunkan hujan."
Sang Naga Panjang lantas mendahului kawan-kawannya melesat, diikuti oleh yang lain dan terbang menuju Istana Surga. Sebagai yang harus bertanggung jawab atas semua urusan di surga, di bumi dan di laut, Kaisar Langit sangatlah kuat. Dia tak tampak senang melihat para naga bergegas masuk.
"Kenapa kalian datang ke sini bukannya tinggal di laut seperti yang diperintahkan padamu?"
Sang Naga Panjang melangkah maju dan berkata, "Tanaman di bumi banyak yang layu dan mati, Yang Mulia. Atas nama penduduk bumi, saya mohon Anda untuk mengirim hujan turun. Sekarang juga!"
"Baiklah. Kalian pergilah. Aku akan mengirimkan hujan besok." Kaisar Langit pura-pura setuju sambil mendengarkan kembali lagu-lagu dari para peri.
Empat naga menjawab, "Terima kasih, Yang Mulia!" Empat naga pergi dengan gembira. Tapi sepuluh hari berlalu, tak tampak setetes pun hujan turun. Orang-orang bahkan lebih menderita. Tak ada makanan yang tersisa lagi. Mereka makan apa pun yang ditemui, akar rumput, kulit kayu dan sebagainya.



Para Naga melihat semua ini, dan merasa sangat sedih. Mereka tahu Kaisar Langit hanya peduli tentang kesenangan, dan tidak pernah merasa kasihan pada orang-orang ini. Mereka merasa harus menolong orang-orang di bumi yang keadaannya semakin mengenaskan. Tapi bagaimana?
Melihat laut yang luas, Naga Panjang punya ide.
"Dengar, ada banyak air di laut di mana kita tinggal. Kita bisa memindahkan air itu ke awan-awan di langit. Lalu air akan menjadi seperti tetes hujan dan turun untuk menyelamatkan rakyat dan tanaman mereka," kata Si Naga Panjang.
"Ide yang bagus!" kata yang lain.
"Tapi," kata Si Naga Panjang, "Kita bisa dihukum jika Kaisar Langit tahu tentang hal ini."
"Aku akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan orang-orang," kata Naga Kuning tegas.
"Kalau begitu mari kita mulai," kata Si Naga Panjang.
Si Naga Hitam dan Naga Mutiara tidak mau kalah dan segera bergabung. Mereka terbang ke laut, meraup air di mulut mereka, dan kemudian terbang kembali ke langit, di mana air dipindahkan ke awan. Empat naga terbang bolak-balik, menyebabkan langit gelap di sekitarnya. Tak lama air laut menjadi hujan lebat turun dari langit. "Hujan! Hujan!! Kita selamat!" orang-orang menangis dan melompat dengan sukacita.
Di tanah, batang gandum dan batang sorgum kembali tegak. Rumput-rumput kembali hijau. Padi di sawah kembali berlimpah air.
Para dewa laut tahu akan peristiwa ini dan melaporkannya kepada Kaisar Langit.
"Beraninya empat naga membuat hujan tanpa izinku!" kata Kaisar Langit.
Kaisar Langit marah, dan memerintahkan para jenderal surgawi dan pasukan mereka untuk menangkap empat naga. Jauh kalah dalam jumlah, keempat naga tidak mampu melawan, dan mereka segera ditangkap dan dibawa kembali ke istana surgawi. "Bawa dan tempatkan mereka di dalam masing empat gunung dan jangan biarkan mereka lolos!" Kaisar Langit memerintahkan Dewa Gunung.

Dewa Gunung menggunakan kekuatan sihir untuk menerbangkan empat gunung besar di bumi, dan menurunkannya di atas masing-masing naga. Namun para naga tidak pernah menyesali tindakan mereka. Bertekad untuk berbuat baik bagi orang-orang selamanya, mereka mengubah diri mereka menjadi empat sungai, yang mengalir melewati pegunungan tinggi dan lembah, melintasi tanah dari barat ke timur dan akhirnya bermuara ke laut. Sehingga terbentuklah empat sungai besar Cina, yaitu :
Heilongjian (Naga Hitam) di sebelah utara,
Huanghe (Sungai Kuning) di pusat Cina,
Changjiang (Yangtze, atau Sungai Panjang) jauh ke selatan, dan
Zhujiang (Mutiara) jauh di selatan.

No comments: