Saturday, January 06, 2007

Hore, BP 7 januari 2007



Ketika Ayah dan Ibu Berpisah

Teman-teman, apakah kalian pernah membayangkan ayah dan ibu berpisah? Ya, berpisah dalam arti bercerai karena tidak dapat tinggal satu rumah lagi. Tentu saja kita tidak mau kejadian ini menimpa diri kita. Tapi kenyataannya banyak teman-teman kita yang mengalaminya.

Nah, kalau kalian mengalaminya atau teman kalian ada yang mengalaminya, mungkin akan bertanya-tanya apa yang sebaiknya kita lakukan saat ayah dan ibu berpisah.

Tetap Tegar

Bila Ibu dan ayah kita berpisah, maka hal yang harus kita lakukan pertama kali adalah tetap tegar. Memang sih, pasti kita akan sedih. Soalnya, kita tidak bisa selalu bersama lagi. Kalau ada Ayah pasti tidak ada Ibu. Sebaliknya, jika ada Ibu, pasti tidak ada Ayah. Kalau mau sedih, boleh saja. Tapi jangan sedih berlarut-larut.

Cobalah untuk mendekati seseorang yang menyayangi kita selain Ayah dan Ibu untuk sementara waktu. Misalnya saja Nenek atau Kakek. Bisa juga Paman atau Tante. Dengarlah dan turuti nasehat orang-orang yang mencintai kita. Bahkan, kita bisa mendengar permasalahan sebenarnya yang terjadi sehingga Ayah dan Ibu harus berpisah.

Biasanya, teman-teman yang orangtuanya bercerai akan bingung ketika harus memilih untuk mengikuti Ayah dan Ibu. Cobalah tenang, biarkan nanti ada keputusan yang terbaik siapakah yang akan kita ikuti. Baik Ayah dan Ibu, sebenarnya sama saja.

Sebagai anak dari orangtua yang bercerai, mungkin kita juga akan dipandang aneh oleh teman-teman kita. Ya, sebab mereka menganggap kita tidak mempunya keluarga yang sempurna. Selama kita bersikap biasa saja, lama-kelamaan teman-teman kita akan terbiasa melihat kita dengan orangtua yang bercerai.

Tentu saja semua akan berjalan indah dengan perpisahan ayah dan ibu kita jika kita bias selalu tegar. Kita harus menujukkan bahwa kita tidak mau terus-menerus sedih dan menyelahkan orangtua kita.

Tetap Menyayangi

Seandainya kita harus tinggal dengan Ibu, lalu berpisah dengan Ayah, maka jangan sampai kita membenci Ayah. Sebaliknya jika kita harus tinggal dengan Ayah. Biar bagaimanapun mereka adalah orang yang mencintai kita.

Tetaplah berkomunikasi dengan Ayah dan Ibu secara seimbang. Jika tinggal bersama Ibu, sekali-kali kita dapat meminta Ayah mengajak jalan-jalan. Kita juga dapat menelepon salah satu orangtua kita yang tinggal terpisah.

Bila sepertinya Ibu membenci Ayah, maka kita jangan ikut membenci seperti Ibu. Malah, kalau bisa kita berusaha menghilangkan rasa benci Ibu. Buatlah agar Ayah dan Ibu tetap saling menyayangi meskipun berpisah.

Janganlah kita merasa ditelantarkan oleh Ibu dan Ayah dengan perpisahan mereka. Anggap saja mereka sedang mencari jalan yang terbaik untuk diri kita. Misalnya, karena tak ingin terus menerus terlihat bertengkar setiap hari di depan kita. Bukankah tidak menyenangkan jika kita melihat Ayah dan Ibu bertengkar setiap hari. Mungkin saja dengan berpisah, mereka bisa berbaikan.

Ayah dan Ibu Baru

Satu tahapan lagi yang mungkin bisa terjadi setelah ayah dan Ibu berpisah adalah kita memiliki Ayah ataupun Ibu baru. Ya karena ayah dan Ibu kita menikah lagi dengan orang lain.

Sebagai seorang anak, selayaknya kita berbahagia dengan pernikahan orangtua kita tersebut. Karena menikah adalah untuk menciptakan kebahagiaan. Jadi, jangan merasa takut kita akan kehilangan kasih sayang dari Ayah dan Ibu kandung kita.

Cobalah kita berpikir bahwa dengan hadirnya Ayah maupun Ibu baru akan membuat kita semakin bahagia. Hm, setidaknya kita jadi punya dua ayah dan dua ibu kan?

Nah, biar kita selalu kuat menghadapi segala hal ujian saat Ayah dan Ibu berpisah, jangan lupa selalu berdoa agar semua kejadian ini membawa kebaikan buat kita semua. Amin!

(benny rhamdani)

No comments: