Friday, April 11, 2008

cernak, 13 April 2008


Princess Noura dan Tiga Bintang

Oleh Benny Rhamdani

Princess Noura senang berjalan-jalan di hutan mencari bunga Anggrek. Biasanya ada beberapa prajurit yang mengawal.

Krek!

Princess Noura mendengar suara ranting kayu terinjak di dekatnya. Princess Noura terkejut. Dia mengira ada binatang buas yang mendekat.

“Hati-hati melangkah, Princes. Tiga langkah di samping Princess ada lumpur hidup yang bisa menghisap tubuh Princess,” tiba-tiba terdengar suara itu.

Princess Noura berhenti melangkah. Dia menoleh ke belakang. Seorang perempuan tua mendekat ke arahnya. Seorang perempuan tua pencari kayu bakar.

“Terima kasih, Nenek telah menyelamatkan nyawaku,” kata Princess Noura. Dilihatnya sebuah genangan lumpur yang tak begitu kentara karena tertutup dedaunan.

Perempuan tua itu mengangguk sambil tersenyum.

“Mengapa nenek masih mencari kayu bakar di hutan. Bukankah berbahay di hutan sendirian?” tanya Princess Noura.

“Hutan ini adalah sahabat manusia. Asal kita tidak mengganggunya, hutan akan menjaga kita. Nenek hanya memunguti kayu kering yang jatuh untuk kayu bakar di rumah. Bukan untuk dijual,” kata perempuan tua itu.

“Tapi Nenek pasti capek mencari dan mengangkat kayu bakar sendiri. Memangnya kemana anak dan cucu Nenek?” tanya Princess Noura.

“Anak dan Menantu nenek sedang bekerja berjualan di pasar. Cucu Nenek sedang mencari ikan. Newnek tidak merasa capek mencari dan mengangkat kayu sendirian. Nenek masih kuat kok,” kata perempuan tua itu.

“Memangnya usia Nenek berapa sih?” tanya Princess Noura.

“Sudah lebih dari seratus tahun,” jawab Nenek itu.

“Wah, bagaimana caranya bisa tetap kuat dalam usia yang sudah seratus tahun lebih?” tanya Princess Noura.

“Nenek punya tiga bintang yang Nenek cintai dan mencintai Nenek. Tiga bintang itulah yang membuat Nenek bahagia, sehingga Nenek bisa tetap kuat hingga sekarang,” kata Nenek.

“Tiga bintang?” Princess Noura bingung.

“Iya, tiga bintang yang selalu bersinar pada malam dan siang hari. Princess juga bisa memilikinya jika Princess berhasil menemukan dan mendapatkannya,” kata Nenek itu.

“Tapi di mana aku menemukannya, Nek?” tanya Princess Noura.

“Pasti Princess tahu. Oh maaf, hari sudah terlalu siang. Aku harus segera pulang,” kata Nenek itu sambil berlalu meninggalkan Princess Noura.

Princess Noura tak dapat mencegah kepergian Nenek itu.

Sejak itulah Princess Noura ingat perkataan perempuan tua itu tentang tiga bintang. Princess Noura mencoba mencari tahu ke banyak orang di istana, tapi tak ada yang bisa menjawabnya.

“Bintang itu berada jauh di langit. Kita tidak mungkin mendapatkannya, kecuali memandangnya,” kata ahli perbintangan istana.

“Aku sering mendengar ada bintang jatuh ke bumi. Bisakah aku mendapatkannya?” tanya Princess Noura.

“Bintang jatuh itu hanya istilah. Yang jatuh ke bumi hanyalah batu meteor. Itu pun sulit diketahui di mana jatuhnya,” kata ahli perbintangan itu.

Princess Noura kecewa. Tak lama kemduian ia mendapat jawaban dari seorang pawang serangga.

“Princess, hamba bisa mendatangkan tiga bintang nanti malam,” kata pawang serangga itu.

“Oh, bagus kalau begitu. Aku ingin melihatnya,” kata Princess Noura.

Malam harinya Princess Noura menunggu di taman istana. Tak lama kemudian dia melihat tiga bintang bersinar melayang di udara. Bintang yang sangat indah.

“Apakah ini bintang sungguhan?” tanya Princess Noura.

“Tidak, Princess. Ini hanyalah sekumpulan kunang-kunang yang kuminta tebang membentuk tiga bintang demi Princess,” kata pawang itu.

“Kunang-kunang? Apakah kunang-kunang bisa menyala di siang hari,” tanya Princess Noura.

“Bisa. Tapi tidak terlihat seperti pada malam hari,” kata pawang itu.

Princess Noura teringat kata-kata Nenek itu. Bintang yang dimilikinya bisa bersinar pada siang dan malam hari.

“Kalau begitu, bukan bintang seperti ini yang kumaksud,” kata Princess Noura.

Princess Noura kecewa. Karena memikirkan tiga bintang itu, Princess Noura jadi jatuh sakit. Hal ini jelas membuat Ratu dan Raja Faisal sedih. Terlebih lagi kakak Princess Noura bernama Pangeran Fahri.

Siang dan malam mereka berdoa dan menjaga Princess Noura. Mata mereka berkaca-kaca menahan kesedihan melihat Princess Noura yang terbaring lemah di tempat tidur.

“Anakku, apakah sebenarnya yang kamu inginkan?” tanya Raja Faisal.

Princess Noura kemudian bercerita kepada orangtua dan kakaknya tentang pertemuannya dengan seorang nenek di hutan.

“Kalau begitu biar kutanyakan kepada Nenek itu tentang tiga bintang itu,” kata Pangeran Fahri. Dia pun bergegas menuju hutan. Namun, sayangnya Pangeran Fahri tak menemukan nenek yang dimaksud.

Di tengah perjalanan Pangeran Fahri malah bertemu seekor beruang besar yang menghadangnya. Untunglah Pangeran Fahri bisa meloloskan diri meskipun ada bagian tubuhnya yang terkena cakar beruang itu. Tiba di istana Pangeran Fahri segara diobati tabib istana.

Princess Noura yang mengetahui kakaknya terluka demi menamukan nenek itu jadi merasa bersalah.

“Maafkan aku, kakakku. Aku yang bersalah. Karena aku, Kakak jadi terluka,” kata Princess Noura.

“Tidak apa-apa. Malah aku yang sedih karena gagal menemukan nenek itu. Aku jadi tidak tahu di mana menemukan tiga bintang yang dimaksudnya,” kata Pangeran Fahri.

Princess Noura kemudian memandangi wajah kakaknya, ibunya dan ayahnya bergantian. Dari pancaran wajah mereka, tiba-tiba Princess Noura melihat sebentuk bintang yang indah cahayanya.

“Ah, aku tidak perlu mencarinya lagi. Aku sudah menemukannya sekarang. Bintang itu adalah Ayah, Ibu dan kakakku. Ya, seperti tiba bintang nenek itu, yakni anak, menantu dan cucunya. Ya, karena kalian bertigalah yang sangat mencintai dan kucintai. Kalian juga yang selalu mendoakan kesehtaanku,” kata Princess Noura.

Princess Noura berangsur sehat. Dia tak lagi memusingkan tentang tiga bintang yang dikatakan nenek di hutan itu. Karena kini, dia sudah menemukan tiga bintang yang selalu ada di hatinya.

^-^

No comments: