Friday, March 19, 2010

Cernka, 21 Maret 2010


Tamu Mendadak


Oleh Benny Rhamdani


Hari Minggu ini Salsa berencana membereskan kamarnya. Sudah beberapa hari Mama terus mengomel soal kamarnya yang berantakan.


“Kalau Minggu ini kamu tidak merapikannya, Mama akan memindahkan kamu ke kamar di belakang dekat gudang,” ancam mama kesal kemarin.


Uh, tentu saja salsa tidak mau pindah dari kamarnya. Kamar Salsa lumayan luas, lalu terletak di loteng. Kalau membuka jendela kamar, salsa bisa melihat pemandangan sekitar rumahnya.Kalau di belakang? Selain sempit dan lembab, di sana sering ada kecoa. Hiiiy!


Tapi melihat buku yang berantakan di meja dan karpet, mainan yang bergeletakan sampai ke kolong tempat tidur, ditamabah beberapa baju yang menggantung sembarangan, Salsa merasa berat untuk mulai bekerja. Ia keburu capek duluan.


“Biar nggak capek, apa dulu ya yang harus kulakukan?” pikir Salsa.


Salsa mengamati buku-bukunya. Hm, mungkin dari buku dulu. Untuk merapikan buku harus ingat letaknya semula. Mama yang menyusunnya. Ya harus sama persis. Buku pelajaran tidak boleh dicampur dengan koleksi novel atau komiknya.


“Aduh, kalau dari buku dulu pasti nanti langsung capek. Bukunya banyak. Lagi pula aku nggak ingat susunan bukunya seperti yang Mama susun,” kata Salsa dalam hati.


Salsa mengamati pakaian yang bergelantungan. Salsa tahu, tidak baik menggantung pakaian semaunya. Bisa mengundang banyak nyamuk. Mestinya, salsa langsung menyimpannya di keranjang cucian. Tapi Salsa suka malas. Soalnya, Mama selalu meminta Salsa mengingat mana pakaian yang harus dimasukkan ke keranjang luntur dan yang tidak. Duh, salsa tidak hapal semuanya.


“Dari mainan dulu saja, ya,” Salsa memutuskan.


Membereskan mainan pun tidak mudah. Ada beberapa mainan yang seharusnya berada ada di gudnag. Berarti salsa harus memilih-milih dulu lalu bolak-balik ke gudang. Capek deh!


Tok-tok-tok! Pintu diketuk lalu Mama masuk. Mata Mama melotot melihat sasa belum mulai membereskan kamarnya.


“Sudah satu jam kamu di kamar, mama kira kamu lagi beres-beres kamar,” seru Mama menggelengkan kepalanya.


“Sebentar mama. Salsa harus menyusun strategi dulu.”


“Iya, tapi jangan kelamaan. Nanti malah kebanyakan menyusun strategi, malah nggak jadi beres-beres.


“Iya, Ma ...”


“Hm, Mama juga mau menyampaikan pesan dari Irfan di telepon tadi. Katanya Irfan dan teman-temanmu mau main ke sini sejam lagi,” kata Mama.


“Haha? Kok mendadak? Irfan ketua kelas? Uh, pasti sama yang lainnya. Duh, kok kemaren-kemaren nggak bilang mau ke sini sih,” keluh Salsa.


“Ya, namanya hari libur. Kadang kedatangan tamu mendadak ya kita harus siap. Makanya jangan biarkan kamar kamu acak-acakan. Kan malu kalau sampai ada teman kamu yang lihat,” tegur Mama.


“Hm, bisa nggak ya dibatalin?” tanya Salsa.


“Jangan. Lagian mama lagi bikin puding. Nanti kalau teman-teman kamu datang kan ada yang makan.”


Mama kemudian pergi. Salsa tidak berpikir lagi. Dia langsung mengerjakan tugasnya. Mlai dari buku, mainan sampai pakaian. Semua dikerjakan dengan cepat. Ternyata tidak sampai satu jam. Wah, kalau dari tadi dikerjakan pasti sudah beres ya.


Tepat pukul sebelas, Irfan dan rombongan datang. Hanya lima anak sih. Ada Alika, Alya, Rafli dan Aga.


Salsa langsung menyambut ceria teman-temannya. Tapi Salsa langsung terkejut ketika Alika melontarkan pertanyaan.


“Kamu ngundang kita makan-makan puding kok mendadak? Kalau dari kemaren-kemaren kan yang datang bisa lebih banyak,” tanya Alika.


“Jadi ....”


“Iya. Mama kamu yang bilang di telepon sejam lalu. Katanya minta aku dan teman-teman main ke sini pukul sebelas. Katanya, kamu mau ngajak makan puding,” tambah Irfan.


“Hehehehe.” Salsa terkekeh. Dia mempersilakan teman-temannya duduk. Dua teman perempuannya malah minta diajak ke kamar Salsa. Hm, untung sudah bersih.


“Kalian di sini dulu ya. Aku mau lihat pudingnya dulu,” kata Salsa langsung menuju ke dapur.


Salsa ingin protes pada Mama. Tapi ... sebelum sempat protes Mama sudah mengerlingkan matanya.


“Kalau tidak begini, sampai lebaran pun kamu tidak akan membereskan kamarmu,” kata Mama.


Salsa tak jadi marah. Dia malah jadi malu sendiri. Mebereksan kamar sebenarnya adalah tanggungjawanya. Bukankah Salsa yang menempati kamar itu? Jadi jangan sampai mengandalkan orang lain untuk membereskannnya. Selain itu, rapikan kamar steiap hari biar tidak terasa berat.


***

No comments: