J a j a n
Oleh Benny Rhamdani
“Ma, uang jajan Salsa ditambah lagi ya. Sekarang Salsa sudah kelas empat. Harusnya naik,” pinta Salsa di meja makan saat sarapan.
“Lho, buat apa. Salsa kan sudah sarapan. Kalau Salsa suka lapar di sekolah, nanti ibu siapkan bekal di kotak makanan,” kata Ibu.
“Bawa kotak makanan? Aduh, Salsa kan bukan Dek Rafli yang masih taman kanak-kanak. Malu kalau bawa-bawa kotak bekal ke sekolah, Ma,” kilah Salsa.
“Daripada kamu jajan. Nnati kamu malah sakit perut,” Papa ikutan bicara.
“Yang, jajan bukan cuma Salsa di sekolah, Semua juga jajan. Buktinya mereka nggak pernah sakit perut,” Salsa tak mau kalah.
“Ya, Ibu tambahkan uang jajan Salsa, tapi kotak bekal tetap harus dibawa. Juga wadah minuman. Habiskan dulu bekal yang dibawa, baru boleh jajan,” Ibu memberi syarat.
Salsa mengangguk. Baginya yang penting uang jajan ditambah. Soal kotak bekal dan minuman soal gampang.
Ibu pun memnambahkan uang jajan Salsa. Dan hari itu Salsa pergi ke sekolah dengan hati riang meski tasnya penuh oleh kotak bekal dan minuman.
Saat jam istirahat, Salsa menghampiri temannya Aga yang ebrtubuh gempal.
“Aga, kamu mau menghabiskan bekalku? Ibuku bikin risoles lezat, tapi aku kenyang,” kata Salsa sambil menyodorkan kotak bekalnya.
Melihat makanan di dalam kotak itu, mata Aga langsung melotot. Wow lezatnya! Tanpa berpikir lagi, Aga mengambil semua isi kotak bekal Salsa, juga menghabiskan minuman di bekal minum Salsa.
Salsa senang bekalnya dihabiskan. Ia kemudian berjalan ke samping halaman sekolah menuju kerumunan penjual aneka jajanan. Sebenarnya kepala sekolah melarang murid-murdi jajan di tempat itu. Para murid dianjurkan jajan di kantin sekolah yang bersih. Tapi Salsa bosan jajan di kantin. Ia ingin jajan mie ayam.
“Pak mie ayamnya ya. Saosnya yang banyak!” teriak Salsa.
Tukang mie ayam hanya mengangguk karena sedang sibuk meladeni pembeli sebelum Salsa. Tak lama kemduian Tukang Mie ayam emnyodorkan pesanan Salsa. Sebentar Salsa melihat isi mangkuk.
“Hmmm, saosnya kurang nih.” Salsa langsung menambahkan saos setelah itu ia menyantap mie ayam hinga tandas.
Beres membayar, Salsa menuju tukang penjualan minuman dingin warna-warni. Salsa membeli seplastik minuman sirup berwarna merah muda. Katanya rasa strawberry tapi di lidah Slasa rasanya bukan seperti buah itu. Ah, tapi karena haus, Salsa langsung menghabiskannya.
Saat kembali ke kelas, perut Salsa terasa berat. Ia juga sedikit mengantuk ketika kembali belajar.
Di pelajaran matematika, tiba-tiba guru agama masuk kelas. Bu guru agama menagabarkan, ada anak kelas satu yang orantuanya meninggal. Anak-anak kelas empat diminta menyumbang uang untuk anak itu.
Fais sang ketua kelas langsung mengedarkan kotak ke seluruh kelas mengumpulkan sumbangan. Salsa bingung. Di sakunya ada uang dua lembar ribuan, selembar lima ratusan, dn dua keeping logam sertausan.
“Sebenarnya aku bias menyumbang semuanya. Tapi aku masih ingin jajan pulang skeolah anti,” piker Salsa. Akhirnya ia hanya menyumbangkan dua logam ratusannya ke kotak amal.
Sepulang sekolah Salsa kembali jajan gorengan dan es krim. Hm, asyiknya kalau punya uang jajan banyak, Bisa beli apa saja yang dimau, pikir Salsa.
Selama beberapa hari, Salsa terus menikmati hari-harinya di sekolah dengan uang jananya yang banyak. Tapi suatu malam, Salsa merasa tubuhnya serba tak enak, kepala pusing, mual dan … demam. Salsa berusaha tak memeberitahu Ibu. Tapi ketika ia tertidur, ia merasa tubuhnya makin tak nyaman. Bahkan Ibu mendengar Salsa mengigau ketika tidur. Juga tubuh Salsa menggigil. Ketika dipegang keningnya oleh bIbu, ternyata sugu badan Salsa tinggi.
Ibu langsung memberi Salsa obat penurun panas. Memang, tubuh Salsa jadi lebih enak sedikit. Dan bias tidur kembali. Tapi pagi harinya Salsa merasa badannnya tak membaik. Ibu akhirnya membawa Salsa ke dokter. Hasilnya, Salsa terkena gejala thypus. Kata dokter penyebabnya virus yang menyerang penceranaan. Itu salah satu akibat jajan sembarangan.
Untung saja masih belum gawat, sehingga Salsa boleh istirahat di rumah. Bukan di rumah sakit.
Pulang kerja papa membawa film tentang pendidikan kesehatan. Salsa menenontonnya sambil tiduran. Dari film itu, ia baru mengerti jenis-jenis penyakit yang bisa ditimbulkan karena jajan sembarangan. Film itu juga menceritakan cara kerja tukang-tukang jualan di pinggir jalan yang kadang tidak bersih.
Tanpa harus diceramahi Ibu dan Ayah, akhirnya Salsa menyesali perbuatannnya jajan sembarangan.
“Nanti kalau sudah sembuh, Salsa hanya akan makan bekal yang disiapkan Ibu,” janji Salsa kemudian.
“Kalo mau jajan juga boleh. Tapi harus hati-hati. Cari tempat jajan yang bersih,” sahut Ibu.
No comments:
Post a Comment