Friday, May 21, 2010

HORE, 23 Maret 2010




Kecap Si Penyedap

Kalian tahu rasanya kecap? Manis, kan? Sebenarya rasa asli kecap tidak manis. Tapi karena kebanyakan orang Indonesia suka rasa manis, maka lahirlah kecap manis.

Kecap sudah dikenal di Negeri Tiongkok sejak sekitar 2500-3000 tahun yang lalu. Aromanya yang harum dan citarasanya yang gurih membuat kecap diterima luas sebagai bumbu masak utama dalam budaya kuliner Asia. Kecap dianggap sebagai kondimen dan bumbu masak yang dapat meningkatkan gairah makan. Di Indonesia, kecap tersedia mulai dari penjaja makanan di kaki lima, hingga di meja restoran hotel berbintang. Dapatkah kita bayangkan sate, soto, tahu goreng, atau bubur ayam tanpa kecap?




Kecap diduga berasal dari koechiap atau ke-tsiap. Dalam dialek Kanton modern diucapkan sebagai gwaijap. Secara umum berarti kuah ikan atau saus ikan. Istilah ketchup di dalam bahasa Inggris pun diduga keras berasal dari koechiap karena dalam dialek Hanzi artinya saus terong kecil alias tomat.

Proses Pembuatan Kecap

Bahan utama kecap adalah kedelai. Kecap dapat dibuat dengan cara fermentasi kedelai atau hidrolisis asam. Namun, cara fermentasi merupakan cara yang paling populer. Hidrolisis berpotensi menimbulkan kerusakan gula dan asam amino, sehingga citarasanya kurang baik.


Kedelai dicuci dan direndam selama 12 jam di dalam air, kemudian direbus selama 4-5 jam sampai lunak. Setelah direbus, kedelai ditiriskan di atas tampah. Di masa lalu, kedelai yang ditiriskan ditutup dengan karung goni. Karena karungnya sudah sangat sering dipakai, maka tumbuh spora atau kapang yang berfungsi sebagai ragi. Sekarang, dalam skala industri, dipergunakan ragi yang lebih higienis.

Setelah dua minggu, kedelai terfermentasi diremas-remas agar terpisah dari kulitnya, kemudian dimasukkan ke dalam tong dari kayu atau plastik, dan dicampur dengan larutan garam. Campuran kedelai terfermentasi dan larutan garam ini dibiarkan selama dua minggu lagi – atau bisa juga lebih lama, tergantung pada kualitas yang diingini. Proses fermentasi inilah yang membuat kandungan zat gizi kedelai lebih mudah dan lebih cepat dicerna, sehingga bermanfaat bagi manusia.

Setelah cukup waktu, cairan disaring menjadi kecap asin – kadang-kadang juga ditambah sedikit gula dan rempah-rempah. Kecap asin dari kedelai adalah bentuk umum kecap di Asia.

Karena bahan utamanya adalah kedelai, kecap mengandung zat gizi – lemak, karbohidrat, vitamin, mineral – yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.



Sejarah Kecap Manis


Di Indonesia – khususnya di Jawa – populer satu jenis kecap yang rasanya manis dan konsistensinya kental.

Tidak tercatat secara persis bagaimana sejarah kelahiran kecap manis di Jawa. Tetapi, di dalam buku tulisan Sir Thomas Stamford Raffles berjudul The History of Java, sudah ada catatan tentang kedelai dan kecap. Bahkan, naskah klasik Serat Centhini pun menyebut adanya tempe yang dibuat dari kedelai. Artinya, kedelai, tempe, dan kecap sudah ada di Jawa pada abad ke-18. Diduga, pelaut dan peniaga dari Negeri Tiongkok yang mencari sirip hiu di perairan Indonesia juga memerkenalkan kedelai kepada petani di negeri kita.

Sayangnya, kultuurstelsel yang dijalankan Pemerintah Hindia-Belanda di masa lalu hanya berfokus pada tebu, karet, tembakau, teh, dan kopi. Kenyataan sejarah inilah yang mungkin membuat Indonesia hingga kini mengalami kekurangan pasokan kedelai.

Kecap manis adalah campuran dari kedelai fermentasi, larutan garam, dan gula merah atau gula jawa yang dibuat dari tetes kelapa. Selain gula jawa, ditambahkan juga berbagai rempah untuk meningkatkan kegurihan dan aromanya. Diduga, kecap manis pada awalnya dibuat oleh kaum Tionghoa untuk menyesuaikan dengan lidah Jawa yang menyukai masakan bernuansa manis.

Di Tangerang, dekat Jakarta, kaum Cina Benteng (sebutan bagi keturunan Tionghoa di kawasan ini, berwarna kulit agak gelap) memiliki tradisi pembuatan kecap manis yang khas dan dipertahankan hingga kini dengan sebutan “kecap benteng”. Selain di Tangerang, di Jawa Tengah dan Jawa Timur pun masih banyak pabrik kecap yang dioperasikan keluarga Tionghoa secara turun-temurun.

Di kawasan Pecinan Jakarta, juga ada kecap manis merk Jembatan yang masih banyak diburu penggemar favoritnya. Merk ini masih dibuat dalam skala rumahan dan tidak ada jaminan akan berlangsung lama lagi. Beberapa pabrik kecap rumahan di Jawa Tengah dan Jawa Timur pun mulai menghentikan operasi.

Kecap manis dapat disimpulkan merupakan produk khas Indonesia – secara lebih khusus: Jawa. Di Negeri Tiongkok sendiri tidak ada kecap manis, begitu juga di negara-negara Asia lainnya. Di luar Jawa pun kecap manis tidak cukup populer. Di Makassar dan Manado, kecap manis disebut sebagai “kecap jawa”.

Beberapa pabrik kecap juga membuatnya dari kedelai hitam. Kedelai hitam bukanlah elemen yang membuat warna cairan kecap lebih pekat. Kepekatan warna kecap diperoleh dari mutu gula merah yang dipakai.




Kecap di Malaysia

Pada dasarnya, semua kecap di Malaysia adalah “kicap masin” (kecap asin) yang secara turun-temurun diproduksi secara rumahan oleh orang-orang keturunan Tionghoa. Konsentrasi produksi “kicap masin” ini berlokasi di sekitar Kuala Lumpur, Ipoh, dan Perak.

Di Melaka, sebuah kota yang terkenal dengan masakan peranakan (fusion Tionghoa-Melayu), kecap manis pun tidak dikenal. Di semua dapur restoran peranakan hanya dapat dijumpai “kicap masin”.

Sejak pertengahan 1970-an, ketika makin banyak buruh migran dari Indonesia bermukim di Malaysia, kecap manis mulai populer di negeri ini. Kecap ABC, misalnya, sangat banyak dicari dan tersedia di berbagai kedai di Malaysia.

Popularitas kecap manis di Malaysia menginspirasi Pemerintah Kerajaan Malaysia untuk mempromosikan produksi kecap manis di kalangan pengusaha bumiputra. Beberapa pengusaha bumiputra dibina oleh Pemerintah, bahkan dikirim ke Jepang untuk belajar teknik fermentasi dan ekstraksi kedelai. Bila dilihat dari hasil akhirnya, tampak nyata bahwa “kicap lemak manis” di Malaysia adalah tiruan dari kecap manis Indonesia.

Ada dua merk “kicap lemak manis” yang populer di Malaysia, yaitu Cap Kipas Udang buatan Habhal’s di Johor bahru. Merk lain adalah Jalen yang juga dibuat di Johor Bahru. Kedua pabrik ini dimiliki pengusaha bumiputra dan baru berdiri pada pertengahan dasawarsa 1980-an. Di Kedah juga ada merk populer lain, Mudim. Selain disukai oleh orang Melayu, orang-orang keturunan India di Malaysia pun menyukai kecap manis.

Kesimpulannya, Malaysia tidak punya sejarah kecap manis dan hanya meniru Indonesia dalam pembuatan kecap manis. Kecap manisnya kurang kental dan kurang hitam. Hanya dikonsumsi oleh orang Melayu. Pemasaran juga terbatas.

Nah, sekarang sebutkan lima masakan yang kalian tahu selalu dibumbui kecap?


(ben)

No comments: