Friday, May 06, 2011

CERNAK, 8 Mei 2011



Princess Kavitha


oleh Benny Rhamdani


Matahari masih malu-malu bersinar ketika Princess Kavitha menapaki taman istana tanpa alas kaki. Kegemaran Princess Pyara setiap pagi memang merasakan embun di rerumputan. Sesekali jarinya menentuh embun yang menetes di dedaunan.


"Auw, tolooong!"


Princess Kavitha terkejut mendengar suara jeritan minta tolong di dekatnya. Mata Princess Kavitha langsung mencari sumber suara. Aha! Akhirnya, ia menemukan seekor anak burung yang tergeletak dekat pohon flamboyan.


"Hai burung kecil, apa yang terjadi denganmu?" tanya Princess Kavitha sambil memindahkan anak burung itu ke telapak tangannya.


"Aku terluka. Ada burung elang yang mengejarku," kata burung kecil itu lirih.


"Burung elang?" Princess Kavitha langsung mengedarkan matanya ke sekeliling.


Ya, di sebelah utara dia melihat seekor elang sedang memutar-mutari angkasa.


"Kalau begitu, kamu ikut saja denganku."


Princess Kavitha membawa burung kecil yang terluka itu ke kamarnya. Dia meminta beberapa dayang-dayang membuatkan tempat tidur yang empuk bagi burung kecil. Princess Kavitha kemudian mengobati luka burung kecil, kemudian memberinya buah-buahan segar.


"Terima kasih, Princess yang baik. AKu tidak tahu bagaimana bisa membalas kebaikanmu," ucap burung kecil itu setelah menghabiskan buah berry yang disediakan.


"Istirahatlah dulu sampai keadaanmu membaik. Bila sudah pulih, kamu boleh pergi kembali ke tempatmu. Bila lemah, kamu akan mudah dimangsa elang nanti," timpal Princess Kavitha.


Burung kecil itu pun mengangguk. Dia berbaring di tempat tidur yang dibuatkan khusus untuknya. Setelah burung itu tampak terlelap, Princess Kavitha meninggalkan burung itu sendirian di kamarnya.


Princess Kavitha kembali pergi ke taman. Baru beberapa saat Princess Kavitha duduk di bangku taman, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan serak di belakangnya.


"Princess, mengapa burung kecil tadi dibawa ke dalam istana?" tanya suara itu.


Princess Kavitha menoleh. Dilihatnya seekor elang bertengger di dahan pohon, tak jauh darinya.


"Hai Elang, bukankah kamu tadi melukai burung itu? Karena dia terluka, maka aku menolongnya. Dia kuobati dan kuberi makan. Sekarang dia sedang tertidur di kamarku," kata Princess Kavitha.


"Mengapa Princess menolong burung itu? Apakah Princess mengenalnya?" tanya elang itu lagi.


"Aku memang tidak mengenalnya. Tapi aku harus menolong mahkluk yang sedang kesuasahan siapapun itu. Entah aku mengenalnya atu tidak," jawab Princess Kavitha.


"Bagaimana jika burung kecil yang Princess tolong itu bermaksud jahat?" tanya elang lagi.


"Apa maksudmu? Bukankah kamu yang bermaksud jahat terhadapnya?" Princess Kavitha membalikkan pertanyaan.


"Pasti itulah yang dikatakannya. Dengarlah, Princess. Aku sudah lama tinggal di sekitar istana, mengawasimu setiap saat.Aku terkesan dengan kebaikanmu. Karena itu, aku berusaha mengusir makhluk-makhluk yang bermaksud jahat terhadapmu. Termasuk brung kecil itu. Sebenarnya tadi pagi aku bermaksud mengusir burung itu jauh dari sekitar istana ini," jelas elang.


Princees Kavitha jadi bingung. Siapa yang harus dipercayainya? keduanya saling menjelekkan satu sama lain. Kalau melihat dari penampilan, jelas burung kecil itu sangat tidak mungkin berbuat jahat terhadapnya. Apa yang bisa dilakukan burung kecil itu? sedangkan elang bertubuh besar dan kuat. Cakarnya tajam. Jelas dia lebih pantas jika disebut punya maksud jahat.


"Jika Pincess tidak percaya, cobalah kembali ke kamar untuk memeriksa keadaannya. jangan lupa memeriksa kotak perhiasan Princess, karena aku tahu burung itu adalah milik seorang pencuri terkenal, si Tangan Berkait. Burung itu telah dilatih untuk mencuri perhiasan-perhiasan berharga," jelas elang lagi.


Walaupun agak sedikit ragu, Princess Kavitha kembali ke kamarnya. Jantungnya berdetak keras ketika dia tak menemukan burung kecil di tempat tidur yang dibuatkan khusus.Buru-buru Princess Kavitha melihat kotak perhiasan miliknya.


Benar saja! Kalung permata paling berharga miliknya telah hilang dicuri! Princess Kavitha segera memanggil kepala pengawal istana. Dia segera melaporkan pencurian yang telah dilakukan seekor burung kecil. Akhirnya, para pengawal istana sibuk mencari-cari burung kecil itu di dalam istana. Ya, karena belum terlalu lama, mereka yakin burung itu masih berada di dalam istana.


Sementara para pengawal mencari burung kecil itu, Princess Kavitha menemui kembali elang di taman.


"Kamu benar, elang. Burung kecil itu benar-benar licik. Dia pura-pura lemah, lalu setelah kutolong dia mencuri perhiasanku," keluh Princess Kavitha gemas.


"Princess, aku bisa membantumu menemukan tempat si Tangan Berkait. Perhiasan yang hilang itu pasti sudah dibawa burung kecil itu ke tempat si Tangan Berkait. Tapi ... Princess harus berjanji satu hal jika perhiasan Princess berhasil ditemukan," kata elang itu.


"Ya, aku berjanji akan memberimu hadiah. Apa pun yang kamu minta," kata Princess Kavitha.


"Hadiahnya adalah ... aku minta Princess nanti memaafkan kekhilafan si burung kecil itu. Percayalah, burung kecil itu berbuat jahat karena dia dididik menjadi makhluk jahat. Jika dia diajarkan hal-hal yang baik, tentu dia tak akan menjadi burng yang jahat," kata Elang.


Princess Kavitha termenung sesaat. Hadiah yang diminta elang ternyata bukan perhiasan atau makanan. Oh, betapa tulusnya hati elang itu.Di balik wajahnya yang sangar, tersimpan kelembutan di hatinya.


"Ayolah, Princess! Panggil pengawal terbaik Princees untuk ikut denganku ke tempat si Tangan Berkait, sebelum dia pergi jauh," kata elang itu.


Tak lama kemudian empat pengawal terbaik berangkat naik kuda mengikuti jejak elang terbang. Mereka kemduian sampai di sebuah gua yang dipenuhi aneka binatang kecil. Ada burung, tupai, tikus, kelinci, bahkan hamster. Mereka semua dididik mencuri oleh penjahat dengan tangan berkait baja.


Para pengawal itu dengan mudah meringkus Tangan Berkait dan menyeretnya ke sel penjara.Semua makhluk yang menjadi pengikut Tangan Berkait kemudian dibawa ke sebuah tempat yang lebih bersih dan nyaman. Mereka dilatih oleh seorang guru khusus agar makhluk-makhluk itu senantiasa berbuat kebajikan.


Princess Kavitha senang karena perhiasan berharganya telah kembali.Dia memaafkan kekhilafan burung kecil itu. Malah, beberapa waktu kemudian Princess Kavitha berteman dengan burung kecil itu dan tentu saja si elang yang baik hati. Mereka setiap pagi terlihat bermain bersama di taman istana.

^_^

No comments: