Friday, June 24, 2011

HORE, 26 Juni 2011




Bantal, Tak Cuma Alas Kepala

Sejarah bantal dimulai dari sejarah manusia, bahkan sebelum baju ditemukan, karena secara naluri manusia akan memakai barang yang nyaman untuk tidur.

Pada awalnya bantal menunjukkan tingkat kesejahteraan dari seseorang pemiliknya. Bantal telah dikenal oleh masyarakat Mesir kuno. Kemudian bantal dengan teknik penjahitan modern dan bantal dengan ornamen dikenal di Tiongkok sebagai barang berharga tinggi yang kemudian juga dikenal di Eropa abad pertengahan.



Dalam sejarah, bantal semula lebih banyak dipakai oleh sebagian besar kaum yang kaya, dan sudah ditemukan di kuburan Mesir kuno. Kesukaran dalam pewarnaaan dan teknik jahit-menjahit menyebabkan perkembangan bantal sebagai bentuk karya seni, dengan bantal yang dihiasi menjadi komoditas berharga terlebih dulu di Cina dan kemudian di Eropa.


Di Pertengahan Revolusi Industri mulai dilakukan produksi masal tekstil yang dihiasi dan bantal yang dihiasi. Bantal tradisional Cina biasanya berbentuk kotak yang terbuat dari kayu, batu, metal ataupun porslen. Orang-orang Yunani kaya menaruh kepala dan kaki di atas bantal bordir kaya dan guling.


Orang Mesir, berfilosofi tentang kepala sebagai tempat hidup, banyak perhatian dicurahkan, detail, dan uang pada bantal untuk orang mati,. Namun Orang Cina berpikir bahwa bantal lembut merusak vitalitas tubuh, dan bantal mereka terbuat dari kayu, kulit , dan bahan keramik. Beberapa bahkan diisi dengan pengobatan herbal untuk menyembuhkan penyakit, mengembalikan kehilangan gigi, dan mengilhami mimpi indah.


Orang-orang Eropa menggunakan bulu-bulu angsa untuk dijadikan bantal. Sedangkan orang-orang Indonesia banyak menggunakan serat-serat kapuk untuk mengisi bantal-bantalnya. Keduanya mempunyai persamaan adanya unsur kenyamanan dan empuk.


Permasalahan kemudian timbul, bagaimana bantal yang mereka punya bisa berumur lama? Orang-orang Indonesia menjemur bantal kapuknya agar serat-serat yang basah bisa kering dan mengembang kembali.


Sesuai dengan perkembangan teknologi orang menciptakan serat-serat sintetis sebagai pengganti serat alam yang dianggap sumbernya terbatas dan tingkat empuknya masih dirasa kurang.


Perkembangan jaman kemudian ditemukan busa latex sebagai bantal karena dianggap awet, tidak gampang kempes dan nyaman.


Bantal Dacron (Empuk dan Lembut)


Banyak sekali jenis dacron di pasaran, sebagian merupakan serat-serat yang gampang patah sehingga serpihannya bisa menimbulkan debu yang untuk sebagian orang menjadikan alergi. Jenis dacron terbaik saat ini adalah siliconized polyester fiber yaitu serat-serat polyester silikon. Dacron ini mempunyai serat-serat yang sifat daya kembangnya tinggi sehingga ciri-cirinya bobotnya ringan tapi mengembang sekali. Karena itu akan sangat empuk dipakai. Keunggulan bantal ini adalah karena keempukan dan kelembutannya.


Bantal Busa Latex (Daya Tahan Lama)


Latex adalah karet alam, sifat dasarnya sangat elastis sekali. Untuk membuat bantal, terlebih dahulu karet ini dikembangkan menjadi busa. Kebanyakan bantal latex adalah berbentuk contour, yaitu bentuknya disesuaikan dengan kontur kepala kita. Tanpa diragukan lagi busa latex dalam berbagai kegunaannya, termasuk bantal, mempunyai daya tahan yang sangat lama.


Super Foam (Nyaman)


Busa super adalah busa sintetis yang berkualitas sangat baik sekali. Kelebihan busa ini dibanding busa latex adalah kemampuannya untuk meredam efek pegas seperti yang ditimbulkan oleh busa latex. Busa ini tidak akan langsung kembali setelah diberikan beban, sehingga akan membuat lebih nyaman.


Bantal Mewah


Seringkali kita tidak memperhatikan kualitas kain kulit bantal yang kita miliki, walaupun telah mahal kita membelinya. kain-kain non katun umumnya mempunyai efek panas, sehingga bagi yang peka akan merasa tidak nyaman.


(ben/net)

No comments: