Friday, October 28, 2011

HORE, 30 Oktober 2011


Saputangan Penyelamat Lingkungan



Saputangan atau selampai adalah selembar kain berbentuk persegi yang digunakan untuk kebersihan pribadi, antara lain mengelap tangan, menyeka keringat, dan membersihkan bagian luar mulut. Saputangan bisa digunakan berkali-kali, bila sudah kotor bisa dicuci, dikeringkan, disetrika, dan dipakai kembali.





Dalam kebudayaan Eropa dan Amerika, selain dipakai sebagai hiasan kantong jas, saputangan 
juga dipakai sewaktu membuang ingus. Richard II dari Inggris dikatakan sebagai orang yang pertama kali menggunakan saputangan. Dalam catatan harian rumah tangga kerajaaan (household rolls) ditulis tentang "sepotong kecil [kain] yang dipakai baginda raja untuk menyapu dan membersihkan hidungnya." Catatan tersebut merupakan dokumen tertua yang menjelaskan penggunaan saputangan.


Harga saputangan berbeda-beda menurut jenis kain yang dipakai. Kain katun, katun sintetis, sutra, atau linen termasuk jenis-jenis kain yang biasa dipakai sebagai saputangan.


Saputangan dan tissue


Coba kalau saat ini dilakukan survey kecil tentang kecenderungan penggunaan sapu tangan dalam kehidupan sehari-hari, maka mungkin hampir kebanyakan orang sudah meninggalkannya. Penggunaan sapu tangan saat ini sudah cenderung bergeser dengan digantikan oleh penggunaan kertas tissue. Bagi banyak perempuan, kertas tissue banyak digunakan karena praktis, tinggal dimasukkan ke dalam dompet dan bila diperlukan tinggal diambil. Setelah selesai digunakan, maka kertas tissue dapat segera dibuang.




Terkait dengan fungsi awalnya, sapu tangan digunakan orang sebagai sarana untuk membersihkan diri dengan cara diusapkan. Sapu tangan dibuat dari kain halus berukuran kecil sekitar 30 x 30 cm atau ukuran sekitar itu lainnya. Sapu tangan yang umum dibuat dari kain katun, flannel atau kain handuk. Bahan yang digunakan hendaknya dapat menyerap air jika digunakan. Sapu tangan digunakan untuk menyeka keringat di muka atau telapak tangan. Tentu saja fungsinya lebih halus lagi misal untuk menyeka air mata saat menangis atau sebagai penutup mulut dan hidung supaya tidak kena debu atau mencegah bau yang tidak enak.



Sapu tangan umumnya disimpah di saku bagi para laki-laki atau diletakkan di dalam tas tangan bagi para perempuan. Dalam penggunaannya, sapu tangan akan kembali disimpan ke tempatnya setelah digunakan. Selanjutnya setelah sampai di rumah maka sapu tangan yang kotor dapat dicuci dan dibersihkan kembali, untuk kemudian dapat digunakan seperti semula. Seseorang dapat memiliki beberapa buah sapu tangan dengan aneka warna dan bentuknya.


Fungsi sapu tangan kemudian mulai banyak digantikan dengan pemilihan kertas tissue. Kertas tissue ini tersedia dalam produk siap pakai untuk digunakan secara sekali pakai dan langsung dibuang. Pengguna dapat membuang kertas tissue segera setelah digunakan, sehingga kertas tissue yang kotor dan diduga mengandung mikroorganisme dapat langsung dibuang.



Dengan pengertian kertas tissue yang dapat mudah didegradasi di alam secara cepat karena terbuat dari selulosa alami maka kertas tissue dipromosikan sebagai produk ramah lingkungan. Akan tetapi sebenarnya perlu diingat bahwa ada kontradiksi lain terkait masalah lingkungan ini, karena kertas tissue terbuat dari bahan baku kayu. 

Meskipun mungkin dibuat dari kayu yang bersumberkan dari hutan tanaman produksi, tetapi dari sisi proses dan pengolahannya yang berpotensi mengkonsumsi air bersih dalam jumlah besar, serta akan menghasilkan limbah cair, maka pemakaian kertas tissue hendaknya tetap dikurangi. Dengan demikian tidak ikut membebani dalam hal penyediaan bahan baku kayu dan air bersih untuk keperluan proses produksi kertas tissue ini. Kertas tissue hendaknya digunakan secara selektif dan bukan untuk digunakan setiap saat.


Mungkin kalau dilakukan perhitungan perbandingan penggunaan kertas tissue dan sapu tangan maka akan terlihat adanya penghematan dan manfaat lingkungan lain. Perhitungan akan lebih terlihat untuk jangka waktu harian, mingguan atau bulanan. Jika dihitung akan semakin lama jangka waktunya maka akan semakin hemat jika orang lebih memilih untuk menggunakan sapu tangan. Terlebih untuk sapu tangan dari bahan yang bagus dan berkualitas. Tetapi karena dapat digunakan berulang dalam jangka waktu lama, maka harga pembelian awal ini jadi akan relatif murah.



Penggunaan sapu tangan mungkin bagi sebagian kalangan orang dianggap sebagai ketinggalan jaman. Namun bagi kalangn yang peduli lingkungan, hal ini dapat dianggap sebagai langkah yang menarik. Lagi pula pemilihan penggunaan sapu tangan adalah sesuatu yang bersifat personal, sehingga orang lain tidak perlu untuk ikut menilai.


Nah, bagaimana jika kita kembali ke saputangan saja. Tissue kita pakai hanya bila diperlukan benar-benar.

(ben/net)

No comments: