Friday, December 16, 2011

CERNAK, 18 Desember 2011

Hadiah Hari Ibu

oleh Benny Rhamdani


Sebentar lagi hari Ibu tiba. Obrolan anak-anak di Taman Kupu-kupu pun seputar hari Ibu.

"Kamu mau ngasih apa di hari Ibu?" tanya Akira.

"Jam tangan," jawab Mia.

"Aku saputangan," jawab Tika.

"Saputangan? Memang ibumu masih memaklai saputangan. Lebih praktis pakai tissue," ucap Mia,

"Ibuku bilang, saputangan lebih ramah lingkungan. Tissue itu kan bahannya dari pohon. Bisa dibayangkan banyaknya pohon yang ditebang untuk tissue," kata Tika.

"Ibumu pasti sangat suka gerakan penyelamatan bumi," tambah Akira.

"Ya begitulah. Aku juga begitu, kan?"

Sementara Fuji tak berkata apapun. Tapi obrolan teman-temannya membuatnya berpikir untuk membeli sesuatu menjelang hari Ibu ini. Waktunya hanya empat hari lagi. Malamnya Fuji memutuskan membuka tabungannya. Keesokan harinya dia menuju ke mall.

Fuji bingung ketika harus memutuskan hadiah yang harus dibelinya. Dia tak ingin hadiah yang sama dengan teman-temannya. Tiba-tiba ...

"Fuji, kamu sedang apa di mall ini?" tanya Akira.

"Eh," Fuji kaget."Aku ... aku mau membeli hadiah untuk hari Ibu."

"Lho?" kali ini Akira yang kaget. "Bukankah ibumu sudah meninggal saat melahirkanmu?"

"Iya. Tapi aku ingin memberi hadiah hari Ibu seperti kalian," jawab Fuji.

"Oooh. Kamu mau beli apa?" tanya Akira.

"Aku masih bingung."

"Sebaiknya tanya ayahmu, benda apakah yang disukai ibumu."

"Sama seperti ayah dan aku yakni buku."


"Kalau begitu pergilah ke toko buku," saran Akira.

Fuji berterimakasih atas saran Akira. Mereka berpisah karena Fuji langsung ke toko buku sedangkan Akira ke toko mainan. Fuji memilihkan sebuah buku terbaru yang sedang laris, Dia juga membungkusnya dengan
kertas kado.

Hari Ibu pun tiba. Pagi sekali Fuji sudah bangun. Dia membawa kado buku dan menemui ayahnya yang  hendak menyiapkan sarapan di dapur.

"Selamat pagi, Ayah. Ada kado untuk Ayah," ucap Fuji kemudian sambil menyodorkan kado di tangannya.

"Oh, terima kasih. Tapi ulangtahun AYah kan masih lama," kata Ayah bingung.

"Itu bukan kado ulangtahun. Itu hadiah untuk Hari Ibu. Fuji kan tidak p;unya Ibu. Jadi selama ini Fuji menganggap Ayah  sebagai bapak dan ibu juga. Makanya, Fuji memberi hadiah Hari Ibu untuk Ayah."

Ayah terharu mendengarnya. Ayah mendekap Fuji sambil mengusap rambutnya. "Oh, kau hebat sekali. Ayah sayang padamu ...," bisik Ayah pelan.


^_^

No comments: