Friday, April 05, 2013

CERNAK, 7 April 2013




Misteri Pantai Gading

Oleh Benny Rhamdani


Tyo diajak Dodi ke rumah kakeknya saat liburan. Tyo senang karena sudah lama dia ingin mengisi liburan di pantai. Tyo tahu rumah kakek Dodi di sekitar pantai. Untungnya Mama dan Papa tidak melarang Tyo berlibur bersama Dodi.
Ketika sampai di kampong kakek Dodi, Tyo langsung bias mencum bau angina laut dan suara deburan ombak. Rasanya tidak sabar untuk segera pergi ke pantai. Namun Tyo berusaha menahan diri.
“Kakek, ini Tyo. Teman sekelas Dodi,” kata Dodi mengenalkan.
Tyo menyalami kakek Dodi yang ternyata masih muda dan gagah. Kakek Dodi bekerja untuk departemen kelautan sebagai pengawas lingkungan hdup di sekitar Pantai Gading. Di sana memang ada beberapa kawasan hutan yang dilindungi. Bahkan ada beberapa daerah karang yang tidak boleh didatangi siapapun. Selain berbahaya, daerah itu juga tempat tinggal bagi beberapa hewan langka.
Esok paginya, Kakek Dodi mengajak mereka jalan-jalan menyusur pantai. Menemukan sebuah daerah pantai berpasir yang indah.
“Di pantai ini sering ada penyu raksasa bertelur. Makanya daerh ini dilindungi. Nah, biar penduduk tidak mengganggunya, Kakek punya satu cara rahasia lho,” kata Dodi.
“Cara rahasia bagaiamana?” tanya Tyo.
“Kakek menyebarkan informasi bahwa daerah ini berbahaya dan ada hantunya. Soalnya orang-orang di sini lebih takut hantu ketimbang punahnya satwa langka,” kata Dodi.
“Oh begitu ya,” Tyo manggut-manggut.
“Ya, tapi sekarang kakek lagi sedih. Karena di sebelah sana, ada kawasan pantai yang sudah dibeli oleh orang kaya dari Jakarta. Mereka akan membangun pantai itu menjadi kawasan wisata, lalu ada hotel, kolam renang ….,” kata Dodi.
“Lho, bukannya itu bagus? Nanti daerah ini akan ramai?” Tyo bingung.
“Aku pernah melihat beberapa pantai yang indah. Tapi ketika menjadi kawasan wisata malah jadi kehilangan keindahannya. Jadi banyak sampah, kotor, lalu …. Kasihan hewan-hewan yang ada di pantai entah ke mana perginya,” Dodi termenung.
“Nanti malam kita lihat penyu bertelur ya!” ajak Kakek Dodi mengalihan pembicaraan.
Tyo langsung mengangguk penuh semangat. Sambil menunggu malam tiba, Tyo dan Dodi menghabiskan waktu dengan berenang, main istana pasir dan bermain lyangan di pantai.
Menjelang tengah malam, Kakek mengajak Dodi dan Tyo ke luar rumah. Mereka hanya membawa lampu senter. Dan bekal makanan secukupnya. Mereka berjalan sampai di kawasan berpasir yang luas.
“Kita duduk di sini. Kita tunggu. Sebaiknya jangan erisik dan jangan ada cahaya,” kata kakek.
Tyo dan Dodi menurt. Lama juga mereka menunggu. Sampai kemuduan Tyo melihat sebuah cahaya lampu di laut.
“Apakah itu penyu?” Tanya Tyo berbisik.
“Bukan….ssst. Sepertinya sseorang tengah mengirim kode morse menggunakan cahaya lampu senter,” kata Kakek.
Mereka diam. Dodi dan Tyo pernah belajar sandi morse. Bila cahaya sebentar berate titik, kalo lama berarti garis panjang. Kombinasi kode titik dan garis itu akan membantuk sebuah kata atau kalimat bila dibaca.
“Apakah keadaan aman? Barang akan diturunkan?”
Begitu bunyi kode cahaya itu. Kakek Dodi langsung melihat ke arah pantai di sisi lain. Ya ada cahaya lainnya. Mereka pun mengirim kode morse.
“Aman. Silakan merapat!”
“Siapa mereka?” Tyo bertanya sambl berisik.
“Sssst, kalian diam di sini sebnetar. Da jangan berisik,” kata Kakek. Lalu, kakek mengeluarkan alat komunikasi. “Sasaran dating. Salakan kepung. Lokasi titik api,” kata Kakek.
Mereka kemudian kembali terdiam. Tyo ingin tau apa yang terjadi sesungguhnya.
“Kita tetap di sini saja menunggu penyu bertelur. Da jangan membuat gerakan atau suara sebisa mungkin,” kata Kakek.
Namun sampai lama penyu yang ditunggu belum tiba. Tyo malah sempat melihat di agak kejauhan pantai tampak cahaya dan suara ramai. Seperti suara letusan pistol. Tapi kakek menahan mereka untuk tetap diminta. Setelah suasana di sisi lain itu mereda, barulah Kakek menggunakan alat komunikasinya lagi.
“Semua sudah beres? Oke!” kata Kakek.
Tyo dan Ddi penasaran.
“Barusan, para polisi sudah menangkap komplotan penyeleundup heroin. Kami sudah mencurigai ada sindikat penyelundup heroin di kawasan ini. Dicurigai gembongnya adalah orang Jakarta yang membeli kawasan pantai di sana,” tutur Kakek.
“Wah, berarti tadi itu para penjahat ya?”
“Iya. Penjahat dan perusak.”
“Ssst… lihat tu ada yang bergerak!” bisik Tyo.
Tyo dan Dodi takjub ketika melihat beberapa penyu berukuran raksasa naik ke pantai. Mereka langsung lupa kejadian yang mebuat mereka peasaan sebelumnya.
^-^

No comments: