Friday, April 19, 2013

HORE, 21 April 2013

Privasi menjadi isu yang sangat penting di era teknologi informasi. Dalam keadaan emosi, seseorang, terlebih anak-anak seperti kita, biasanya sulit menjaga privasi. Di dunia maya, predator atau orang yang sengaja mencari korban lengah, sering mengintai anak-anak dan remaja belia, sebab mereka adalah kelompok yang paling mudah diperdaya untuk membocorkan data-data privasi, baik miliknya atau orang tuanya.
Lalu, bagaimana agar okita dapat menjaga  privasi?

Pilih-pilih teman


Biasakan bersikap selektif memilih teman online. Jangan mudah percaya pada orang yang baru dikenal. Tidak berbagi emosi dengan orang lain di dunia maya. Sebab dalam keadaan emosi, kita mudah dirayu dan ditipu.

Tahan emosi

Bersikap terlalu emosional dengan orang lain dapat memicu hal negatif. Apalagi di dunia maya yang kita tidak kenal baik siapa yang kita hadapi. Hati-hati ya. Jangan curhat sembarangan.

Perlahan-lahan
 
Kita harus belajar untuk berbagi emosi secara perlahan, dengan cara yang tepat. Melibatkan emosi dengan orang yang baru dikenal, jelas akan memicu masalah, sebab mereka belum memahami diri kita.

Berbagi dengan aman

Kenali cara berbagi dan bergaul dengan aman di internet. Berteman bukan berarti harus membeberkan segala hal kepada mereka. Sebaiknya kita  tidak berlomba memperbanyak jumlah teman di social media, melainkan lebih menekankan kualitas pertemanan.

Kenali apa yang "dibagi"

Walau kepada teman dekat, tetap ada pertimbangan apa yang layak dibagi kepadanya. Informasi seperti data pribadi seperti password misalnya, tetap tak bisa dibagi ke teman dekat sekalipun. Kita tak bisa menjamin apa yang akan dilakukan seseorang yang awalnya menjadi teman, saat mereka sedang marah pada kita.




Selalu waspada ya. Belakangan, kejahatan di sosial media makin banyak lho. Selalu bertanya kepada orangtua jika ada yang mencurigakan.

(ben/net)

No comments: