Friday, December 06, 2013

Cernak, 8 Desember 2013



PROYEK RAHASIA



Bip … bip … bip


Fily mengeluarkan kartu solarium dari sakunya begitu mendengar nada panggil dari alat telekomunikasi pribadinya. Ia segera menyentuh tanda segi tiga di sudut kartu tipis itu. Hologram wajah Rob membentang di hadapan Fily.

“Ada apa, Rob?” tanya Fily langsung.

“Bisakah kamu menemuiku sekarang juga?” pinta Rob.

“Papa sedang melarangku keluar flat. Terlalu beresiko. Kerusuhan masih merajalela di mana-mana.”

“Aku tidak memaksamu kalau tidak penting. Ayolah, temui aku sebentar. Atas nama persahabatan kita.”

“Mengapa tidak kamu katakan sekarang saja kalau memang penting?”

“Aku kuatir ada yang menyadap pembicaraan kita.”

“Okey, aku usahakan menemuimu. Di mana?”

“Sudut jalan depan rumahmu.”

Hologram Fily menghilang seketika. Fily bergegas keluar dari kamarnya. Dia mengatakan kepada pengawal pribadinya bahwa dia hanya pergi sebentar ke ujung jalan. Setelah melewati flatnya, Fily berlari menemui Rob yang  tampak gelisah.

“Mari ikut aku!” Rob langsung meminta Fily ikut membonceng ke atas molar, sejenis sepeda  roda dua mirip penemuan di abad lampau, hanya menggunakan tenaga matahari dan tanpa ban karet.

Fily  melihat kepulan asap yang mengangkasa di kejauhan. Kerusuhan yang terjadi bukan hanya pembakaran saja, tapi juga penggunaan mesin-mesin senjata otomatis. Sasaran mereka adalah gudang-gudang dan toko bahan makanan.

Rob menghentikan molarnya di belakang sebuah gedung yang nyaris runtuh.  Rob tergesa-gesa berjalan memasuki pintu gedung. Mereka kemudian menuruni tangga menuju ruang bawah tanah. Sampai di suatu ruangan, Fily melihat sekitar belasan orang sudah menanti mereka.

“Perkenalkan, Fily, putri Jenderal Avtar!” Rob segera memperkenalkan Fily kepada teman-temannya, Fily mencoba tersenyum di depan wajah-wajah yang baru di kenalnya. Dia tahu Rob adalah anggota kelompok bawah tanah yang menentang pemerintah. Mereka dari kelompok  yang mulai tersisihkan di masa revolusi antarbenua. Tapi baru kali ini dia mengenal teman-teman Rob. Selama ini dia mengenal Rob hanya di sekolah.

“Fily, kami harap kamu mau membantu kami mendapatkan informasi penting dari ayahmu,” pinta Rob kemudian.

“Informasi apa?” Tiba-tiba Fily merasa diperdaya.

“Sebuah proyek rahasia yang diberi nama Proyek S. Kamu pernah mendengarnya?”

Fily menggeleng. Semua yang ada langsung bersuara tanda kecewa.

“Baiklah. Bisakah kamu membantu kami mendapatkan informasi apapun tentang proyek itu jika kamu berhasil mengoreknya dari ayahmu?” tanya Rob setengah mendesak.

“Ya, atas nama cinta kita. Dan, bisa aku minta diantar pulang sekarang juga?”

Rob mengangguk.  Segera Rob mengantar Fily. Sampai di ujung jalan dekat flat Fily, Rob tak segera pergi.

“Mengertilah, Fily. Mungkin kamu berpikir aku memperalatmu dengan mengatasnamakan persahabatan kita. Tapi sungguh, aku lakukan ini atas nama peradaban yang ada. Banyak orang kini tergantung padamu …”

“Ya, aku berusaha mengerti.” Fily bergegas meninggalkan Rob. Hatinya masih disesaki beribu prasangka atas apa yang telah dikatakan Rob.

***

Fily menyibukkan dirinya dengan memainkan holonet, sejenis jaringan hologram yang serupa dengan internet. Banyak informasi simpang siur yang dibacanya. Tapi, semuanya bermuara atas satu sumber, yakni ledakan matahari.

Lima tahun yang lalu seorang ahli ilmu matahari meramalkan bahwa akan ada bencana alam besar, yakni meledaknya matahari karena padatnya energi yang tersimpan di dalam benda langit itu. Kulit matahari akan mengelupas dan membentuk kulit matahari yang baru. Pengelupasan kulit matahari itulah yang akan menimbulkan peristiwa angkasa luar yang maha dahsyat.

Tak ada yang mempercayai kata-kata ahli itu. Tapi, diam-diam banyak negara yang membuat proyek rahasia melindungi sejumlah koloni dari kemungkinan terjadinya bencana itu. Dan kini, sebulan menjelang terjadinya ledakan matahari itu, masyarakat mendadak menjadi rusuh. Meski tidak ada tanda-tanda alam, namun semua menjadi yakin akan ramalan itu.

Bip … bip … bip ….

Alarm pintu kamar Fily berbunyi. Namun sinyal yang kemudian terdengar membuat Fily lega. Pintu kamarnya terbuka. Jenderal Avtar masuk mendekati putrinya.

“Pasti ada hal penting,” terka Fily sambil menerima kecup kening dari ayahnya. Dia bisa menebak karena ayahnya masuk masih dengan seragam kebanggaannya.

“Ya, dan Papa tidak bisa lama-lama menjelaskannya karena harus kembali ke markas.”
Jenderal Avtar mengambil tempat di depan Fily. “Putriku, kamu pasti sudah tahu tentang bencana ledakan matahari bulan depan. Dan banyak negara yang sudah membuat proyek untuk menyelamatkan diri. Untuk negara kita, sebenarnya sudah sejak tiga tahun lalu telah dibuat suatu proyek rahasia yang diberi nama Proyek S.”

Kuping Fily langsung tegak mendengar nama itu
.
“Proyek S adalah nama proyek pemerintah untuk menyelamatkan beberapa orang pilihan dari kehancuran akibat bencana alam itu dengan memasukkan ke dalam suatu tabung pendingin seperti lemari es. Diperkirakan hanya sejuta orang yang dapat dipilih dan akan dibekukan sehingga ketika bencana itu terjadi, mereka tidak mengalami apa-apa.”

“Tapi siapa yang kemudian akan menormalkan mereka setelah itu?”

“Itu sudah diprogram selama 10 tahun.”

“Lokasi proyek itu?”

“Masih rahasia. Empat jam lagi akan ada pengawal Papa yang akan menjemputmu menuju tempat proyek itu. Proses pembekuan akan dimulai dua belas jam lagi. Orang-orang terpilih mulai saat ini sudah dijemput, termasuk kamu, putriku.”

“Secepat itukah?”

“Ya. Dan sebaiknya serahkan kartu solarium milikmu pada Papa karena rahasia ini tidak boleh kamu bocorkan pada siapapun.”

Fily menyerahkan alat telekomunikasi dari sakunya. Jenderal Avtar meninggalkannya sendirian. Fily langsung memutar otaknya mencari cara untuk menghubungi Rob. Ya, tidak ada cara lain selain menyelinap keluar.
Fily nekat mengendap-endap melalui jalan belakang. Setelah berhasil melewati pagar flatnya, dia langsung berlari sekuat tenaga menuju bangunan yang pernah dia datangi bersama Rob. Dengan napas tersengal-sengal akhirnya dia masuk ke dalam ruangan bawah tanah. Rob langsung menyambutnya.

“Ada apa. Fily?” tanya Rob cemas. “Seharusnya kamu mengontak aku dulu.”

Fily tak mengubris pertanyaan Rob. Dituturkannya semua yang dia tahu tentang Proyek S dari ayahnya. Setelah itu Rob yang sibuk menyampaikan perihal Proyek S kepada orang-orang disekitarnya.

“Masih ada waktu beberapa jam untuk melacak lokasi itu. Bersiaplah sebagian untuk menuju lokasi bila ditemukan. Di antara kita harus ada yang ikut selamat dalam proyek itu!” teriak Rob lantang.

Rob kemudian mendekati Fily. “Terima kasih atas informasimu, Fil. Kurasa sebaiknya kamu segera pulang sebelum pengawal ayahmu menjemput ke kamarmu.”

“Dan bagaimana denganmu?”

“Ah, kamu kan tahu aku sebatang kara di dunia ini. Tak ada yang merasa kehilangan diriku …”

“Lalu kamu anggap diriku ini apa?!” sergah Fily.

“Fily, bukan waktunya berdebat.”

“Atas nama persahabatan kita, biarkan aku menemanimu di sini ….”

***

Seperti apa yang diramalkan, matahari meledak. Ledakan itu bahkan menghanguskan Planet Merkurius. Kota-kota luar angkasa yang dibangun tak terselamatkan. Semua yang ada di bumi menjadi debu.
Sebuah benda angkasa luar mendarat di bumi satu bulan setelah peristiwa yang mengerikan itu. Pesawat yang berasal jauh dari planet terjauh dari matahari. Pesawat itu turun di atas hamparan gurun debu dan menembus ke dalam tanah hingga ratusan kilometer.

Mereka tiba pada sebuah ruangan besar yang teramat dingin. Dari pesawat itu keluar tiga makhluk bertangan empat yang kelihatan cerdas. Mereka adalah korban segala jenis percobaan genetika manusia yang gagal dan dibuang ke planet terjauh. Dengan sebuah alat detektor mereka memeriksa ruangan tersebut. Kemudian mereka mengirimkan sinyal melalui alat komunikasi mereka.

Bunyi sinyal itu adalah:

“Tak ada kehidupan di planet ini. Tetapi kami menemukan sebuah ruangan pendingin raksasa berisi banyak sekali makhluk yang telah dibekukan. Kita bisa menjadikannya untuk bahan makanan selama bertahun-tahun. Hmmm, kelihatannya cukup lezat …”

***

No comments: