Friday, December 06, 2013

Hore, 8 Desember 2013

Kalian tahukah tanggal 6 Desember lalu kita merayakan Hari Relawan Dunia? Apakah kalian tahu arti relawan? Apa itu Relawan ?
 
Relawan adalah orang atau warga masyarakat setempat yang bersedia mengabdi secara ikhlas dan tanpa pamrih, tidak digaji atau diberikan imbalan, rendah hati, dan rela berkorban.Kerelawanan menghasilkan suatu cara masyarakat untuk dapat berkumpul dan membuat suatu perubahan melalui tindakan nyata. 

Unjtuk menjadi relawan kita tidak perlu menunggu besar nanti. Banyak anak-anak di sekitar kita yang dengan senang hati menjadi relawan cilik.

Akhtar Membersihkan Kota
 Namanya Akhtar Aryanshah, berusia 9 tahun. Beberapa kali Akhtar mengikuti kegiatan membersihkan sampah di kota Bandung. Mulanya Akhtar diajak orangtua mengikuti kegiatan Bebersih Bandung Yuk. Walaupun satu-satunya relawan cilik, Akhtar bersemangat memunguti sampah yang ditemui di tengah jalan kota. Oleh panitia, Akhtar diberikan kantung sampah dan sarung tangan.   

Dengan kegiatan tersebut, Akhtar jadi peduli dengan kebersihan lingkungan di kotanya.Bahkan kegiatan Akhtar ini menular kepada anak-anak lainnya. Sekarang jika ada kegiatan membersihkan sampah kota, banyak anak-anak yang ikutan lho.
Noah Menghibur Pasien



Noah Wadell, boleh jadi masih berstatus anak kecil, tapi siapa yang meragukan kebesaran hatinya. Bocah berusia 12 tahun ini mendedikasikan waktunya untuk menghibur para pasien di Fort Myers’ HealthPark, sebuah rumah sakit yang terletak di Florida, Amerika Serikat. Noah menghibur para pasien lewat permainan pianonya yang memikat.


Keinginannya ini muncul saat berkunjung ke rumah sakit itu, dia melihat sebuah piano dan berkata, “Ayah saya bisa bermain piano, mereka (para pasien) mungkin berharap ‘Twinkle, Twinkle’ atau sesuatu yang lain, tapi mereka tentu akan sangat senang” ujarnya, seperti ditirukan sang ayah, Barry Wadwell.


Noah bergabung dengan para relawan lain dalam sebuah program musik khusus, yang ditujukan untuk mengurangi tingkat stress di rumah sakit tersebut. Bersama musisi lainnya, Ia pun berusaha menghibur para pasien, pengunjung, dan staf rumah sakit.


Keberadaan Noah pun sangat disenangi oleh para orang tua, yang anaknya sedang dirawat di rumah sakit itu. Aksi Noah di balik piano diakui bisa membuat pasien bersemangat. Semangat itu diharapkan bisa memberi dampak positif bagi kesehatan.

Dinda Meminjamkan Buku Gratis

Rumah di kawasan Cipayung, Depok, Jawa Barat itu terlihat sepi dari depan. Namun begitu kita masuk ke salah satu ruangan di rumah itu, tampak sejumlah anak sedang asyik membaca buku di tangan masing-masing. Begitulah pemandangan setiap hari di Rumah Buku AlyaNayya.

“Awalnya karena banyak sekali koleksi buku kami di rumah. Rasanya, sayang jika hanya kami saja yang baca, sementara teman-temanku banyak yang suka baca tapi orangtua mereka tidak membelikan mereka buku cerita,” tutur Alya Namira Nasution yang biasa disapa Dinda.

Pada tahun 2010 Dinda pun mendirikan taman bacaan. Saat itu umur Dinda baru 9 tahun dan sudah tertarik menjadi pustawan cilik. “Dari usulan ayah, bunda dan adik, aku memberi nama perpustakaanku itu Rumah Buku AlyaNayya, yang merupakan paduan namaku dan adikku, Jingga Nayya. Awalnya sempat mau diberi nama Buka Buku, tapi kok kurang keren ya,” jelas putri sulung dua bersaudara pasangan Ade Nur Sa’adah dan Haris Nasution ini.

Dinda mengaku untuk mengundang pengunjung ke perpustakaannya banyak dibantu bundanya. “Bundaku yang selalu manggil anak-anak buat main ke rumahku untuk pinjam buku. Selain mengajak anak-anak tetangga, bunda juga minta ke guru sekolahku untuk menyuruh teman-temanku meminjam buku di rumahku,” jelas Dinda yang bertuga mencatat buku-buku yang dipinjam dan memeriksa buku di taman bacaannya.

Yang menarik, untuk membaca buku-buku koleksi di Rumah Buku AlyaNayya ini tak ada uang administrasi keanggotaan atau sewa buku. “Karena ini taman bacaan gratis, syarat utamanya hanya kejujuran untuk mengembalikan buku yang dipinjam. Sayangnya, tidak semua anak bisa ditantang buat berlaku jujur. Banyak sekali bukuku yang tidak mereka kembalikan. Kalaupun kembali, buku-buku itu sudah robek atau dicoret-coret,” tutur Dinda yang juga seorang penulis cilik sejak usia 8 tahun.


Nah, kalian tertarik?











   
 

No comments: