Friday, April 03, 2015

Hore, 5 April 2015

Banyak Cara Menangkap Ikan

Tahukah kalian, banyak cara yang digunakan untuk menangkap ikan?Ada yang dengan tangan kosong, tombak, jaring, rawai, dan jebakan ikan. Istilah ini tidak hanya ditujukan untuk ikan, namun juga untuk penangkapan hewan air lainnya seperti mollusca, cephalopoda, dan invertebrata lainnya yang bisa dimakan.

Tangan Kosong



Menangkap ikan dengan tangan kosong termasuk mengambil kerang atau kelp dari pantai, menggali, bahkan mengejar kepiting. Awal sejarah penangkapan hewan laut dengan tangan dilakukan sejak tahun 300 ribu tahun yang lalu di situs Terra Amata di Prancis, dilakukan oleh manusia purba.

Di Skotlandia,  Ikan flounder ditangkap dengan menginjak ikan tersebut.

Penangkapan lele di Amerika Serikat, disebut dengan Noodling. Dilakukan dengan memasukkan tangan ke dalam lubang tempat ikan lele bersembunyi. Lele akan menggigit jari karena dianggap sebagai makanan, dan ketika itu terjadi, pemancing akan menggenggam mulut lele dan menariknya.

Cara ini tentu saja dapat menimbulkan luka.Ikan lele yang ditangkap di alam liar umumnya berukuran lebih besar dari ikan lele yang dibudi dayakan.

Menjaring Ikan

Jaring ikan adalah jaring yang dibuat dengan cara menyulam atau menganyam benang tipis hingga membentuk jaring-jaring. Penjaringan adalah prinsip utama penangkapan ikan komersial.

Penjaringan ikan memiliki dampak ekologis yang berbahaya ketika seluruh atau sebagian dari jaring hilang di laut dan menjadi jaring hantu. Jaring hantu akan melayang di perairan mengikuti arus air dan memerangkap satwa laut, atau dimakan satwa laut yang besar karena terlihat seperti ubur-ubur dan mengganggu sistem pencernaannya. Jika jaring ikan terbuat dari plastik, jaring itu akan bertahan di laut selama ratusan tahun.

Jaring penangkap ikan Cina , digunakan di tepian secara mekanik sederhana.Jaring dengan diameter 20 meter atau lebih ditenggelamkan ke air lalu kemudian diangkat.
Penjaringan lampuki, metode penangkapan ikan sederhana di Malta. Nelayan memotong ranting palem dan membentuk anyaman yang mampu mengapung di atas air seperti rakit. Rakit tersebut menjadi umpan bagi sekelompok ikan Coryphaena hippurus (disebut Lampuki dalam bahasa Malta). Setelah ikan lampuki berkumpul, jaring dilempar dan ikan ditangkap. Ikan ini bermigrasi ke kepulauan Malta di musim gugur.



Jaring lempar adalah jaring berbentuk lingkaran dengan pemberat yang tersebar di sisi jaring. Jaring tersebut dilemparkan ke air hingga tersebar dan tenggelam di air. Ikan yang tertangkap oleh jaring lalu ditarik. Metode ini telah berkembang dan termodifikasi selama ribuan tahun.

Jaring hanyut (drift net) adalah jaring yang tidak tenggelam sampai ke dasar, namun melayang dengan bantuan pengapung dan pemberat secukupnya. Jaring ini berkibar vertikal ke bawah di dalam air hingga ikan menabrak jaring dan tersangkut di antara celah jaring. Ukuran ikan yang tertangkap amat tergantung pada ukuran (mesh) jaring.

Jaring insang, mirip dengan jaring hanyut namun khusus memerangkap insang ikan.

Jaring tangan (hand nets, landing nets), berukuran cukup kecil hingga bisa digenggam oleh tangan atau terikat pada ujung batang di mana ujung batang yang lain digenggam dengan tangan. Biasanya jaring ini digunakan dalam aktivitas memancing rekreasi untuk membantu pemancing menarik ikan ke atas. Secara komersial, jaring ini dipakai untuk menangkap ikan untuk dijual sebagai ikan hias karena jaring ini cenderung tidak melukai ikan.
Pukat adalah jaring berat yang tenggelam hingga ke dasar laut. Kapal pukat lalu menarik pukat yang sudah mencapai dasar laut, dengan gerakan seperti menyeret. Pukat merusak ekosistem dasar laut seperti terumbu karang.

Pukat kantong (purse seiner) adalah jaring ikan yang melebar dengan pemberat hampir sampai ke dasar lalu jaring ditarik untuk menggiring dan mengurung ikan, lalu diangkat. Berbeda dengan pukat yang seluruh jaring berada di dasar laut sepanjang waktu, sebagian pukat kantong berada di permukaan ketika digunakan karena bantuan pengapung atau tegangan tali yang ditarik di kedua sisi. Pukat kantong cenderung tidak merusak ekosistem dasar laut.

(Ben)

No comments: