Friday, April 14, 2017

Hore, 16 April 2017

Uniknya Sekolah di Jepang


Jepang diketahui merupakan salah satu negara yang sering menjadi tujuan untuk program beasiswa karena budaya belajarnya yang sangat baik. Penasaran dong, apa saja kebiasaan unik sekolah di negeri bunga sakura ini?

Jalan kaki

Di Jepang, pergi ke sekolah wajib berjalan kaki. Sekolah untuk siswa SD sampai SMP ditentukan oleh pemerintah, bukan pilihan orang tua ataupun kemauan sang anak. Jadi, orangtua mendaftarkan anaknya ke Balai Kota setempat, kemudian akan ditentukan di mana anak mereka akan bersekolah.

Salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan sekolah adalah jarak rumah dengan sekolah. Mereka akan dipilihkan sekolah yang dekat, sehingga masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Memasuki tingkat SMA, para siswa baru diperbolehkan naik kendaraan. Itu pun bukan motor atau mobil, tapi sepeda. Tak heran, sepeda masih sangat banyak, bahkan di Tokyo sekalipun yang berstatus sebagai ibukota.

Tidak ada sekolah favorit

Jika di Indonesia siswa biasanya berusaha keras untuk masuk ke sekolah unggulan, di Jepang justru tidak ada sekolah yang berstatus unggulan. Karena sudah diatur oleh pemerintah, maka semua sekolah memiliki status yang setara.

Waktu belajar

Untuk tingkat SD, waktu belajarnya dari jam delapan pagi hingga empat sore. Mata pelajaran yang diajarkan antara lain matematika, Bahasa Jepang, seni, olahraga, dan lifeskill. Khusus untuk siswa kelas 1 dan 2, fokus diajarkan PIPO LONDO (ping poro lan sudo), yaitu penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa diajarkan empat hal tersebut secara terus-menerus sampai lancar.

Untuk pelajaran Bahasa Jepang, para siswa diwajibkan menghafal huruf kanji, karena memang tidak semua orang Jepang juga bisa hafal huruf kanji di luar kepala. Untuk mata pelajaran IPA, siswa diajak untuk terjun langsung ke alam, seperti memancing, berkebun, dan lainnya.



Tas sekolah

Tas yang dipakai untuk sekolah adalah tas yang sama. Tas kotak yang biasa kita lihat di film-film Jepang, seperti Doraemon, yang disebut randoseru. Untuk siswa laki-laki, warna tas yang boleh dipakai adalah biru dan hitam. Sedangkan siswa perempuan diperbolehkan memakai tas berwarna-warni.

Tas ini terbilang cukup mahal, yaitu seharga 30.000 yen (Rp 3,5 juta), tapi bergaransi hingga enam tahun. Jadi, selama enam tahun duduk di bangku SD, siswa tidak diperkenankan untuk bergonta-ganti tas sekolah. Randoseru ini sifatnya tidak dapat dihibah ya, jadi satu tas hanya untuk dipakai oleh satu siswa.

No gadget


Meskipun berbagai gadget canggih berasal dari negara ini, tapi siswanya tidak diperkenankan membawa gadget ke sekolah. Satu-satunya penghubung antara orang tua dan anak adalah sekolah. Tanpa gadget, tidak ada perbedaan mana ‘si kaya’ dan ‘si miskin’ di sekolah.

No comments: