Friday, January 04, 2008

Hore, 6 Januari 2008


Berjalan di Kiri atau di kanan?

Apa jadinya jika di jalan raya tidak ada aturannya? Ya, angka kecelakaan tentunya akan meningkat. Itu sebabnya, kita harus mengetahui aturan lalu-lintas meskipun kita belum boleh menjalan kendaraan bermesin. Tapi, kalian tentunya suka bermain sepeda , kan?

Aturan lalu-lintas yang paling mendasar adalah mengemudi di lajur kiri atau kanan jalan. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan kendaraan terlibat dalam tabrakan dengan yang lainnya. Sekitar 34% negara di dunia berdasarkan populasi mengemudi di lajur kiri, dan 66% di kanan.

Romawi

Pada 1998, arkeolog menemukan sebuah jalur yang mengarah kepada sebuah pertambangan Romawi dekat Swindon, England. Lajur sisi jalan tersebut lebih dalam daripada sisi yang lain, yang berarti bahwa gerobak dapat dikendarai tanpa muatan menuju tambang, tetapi kembali dengan muatan penuh. Lajur-lajur tersebut berarti bahwa orang Romawi mengemudi di sebelah kiri, setidaknya di lokasi ini.

Faktanya, beberapa orang menganggap bahwa penunggang kuda kuno menggunakan lajur kiri jalan. Kebanyakan orang tidak kidal, penunggang kuda dapat memegang tali kekang dengan tangan kiri dan membiarkan tangan kanannya bebas—untuk menghormati satu sama lain atau untuk melindungi diri dengan pedang, apabila mungkin. Ini

Peraturan resmi pertama di Britania untuk perintah lalu lintas di lajur kiri ditetapkan pada 1756 yang ditujukan kepada Jembatan London. Highway Act 1773 berisi sebuah perintah bahwa lalu lintas kuda haris di lajur kiri dan diabadikan pada Highway Act 1835 bagian 78.

Pada 1700-an, perpindahan dari lajur kiri ke kanan terjadi di negara seperti Amerika Serikat, ketika pengemudi mulai menggunakan gerobak muatan besar yang ditarik oleh beberapa pasang kuda. Gerobak tersebut tidak memiliki tempat duduk bagi pengemudi, sehingga pengemudi duduk di kuda belakang sebelah kiri dan cambuknya di tangan kanan. Duduk di kiri, pengemudi secara alami mengira bahwa gerobak lain menyusulnya di lajur kiri sehingga ia dapat berjaga-jaga terhadap gerobak yang datang tiba-tiba. Ia melakukannya dengan mengemudi di lajur kanan jalan.

Orang Inggris, lebih memilih mengemudi di lajur kiri. Mereka memiliki gerobak yang lebih kecil, dan pengemudi duduk di gerobak, umumnya di kursi depan sebelah kanan. Dengan itu, ia dapat menggunakan cambuk panjang di tangan kanannya tanpa menggantungnya pada muatan di belakangnya. Dalam posisi itu, di sebelah kanan gerobak, pengemudi dapat melihat garis aman menyusul lalu lintas dengan mengemudi di lajur kiri jalan.

Negara yang menjadi bagian dari Kerajaan Britania menggunakan peraturan kemudi-kiri juga, tetapi terdapat beberapa pengecualian. Kanada, contohnya, ketika provinsi pinggir laut dan Vancouver (sekarang British Columbia) yang awalnya mengemudi di kiri, berubah ke kanan untuk membuat penyeberangan perbatasan lebih mudah menuju dan dari Amerika Serikat. Nova Scotia mengganti lajur kemudinya ke kanan pada 15 April 1923.

Pada kendaraan bermotor pertama, kursi mengemudi dipasang di tengah. Beberapa pembuat mobil akhirnya memilih untuk memasangnya dekat dengan tengah jalan untuk membantu pengemudi melihat lajur yang berlawanan, sementara lainnya memilih memasang di dekat pinggiran jalan agar pengemudi dapat menghindari tabrakan dengan dinding, pagar tanaman, selokan dan hambatan lainnya. Ide awal tersebut lebih banyak digunakan.

Pindah Karena Peramal

Di Eropa, pada abad ke-20, banyak negara yang memindahkan kemudinya dari lajur kiri ke kanan. Portugal berpindah ke kanan pada abad ke-20. Austria dan Cekoslowakia berpindah ke kanan ketika diduduki oleh Nazi Jerman pada akhir 1930-an, dan Hungaria mengikuti setelahnya. Swedia berganti pada 1967 dan Islandia pada 1968. Hari ini, hanya empat negara Eropa yang masih mengemudi di lajur kiri: Britania Raya, Irlandia, Malta, dan Siprus. Kesemuanya merupakan negara pulau yang tidak memiliki perbatasan dengan negara yang mengemudi di lajur kanan.

Sekitar seperempat hingga sepertiga lalu lintas dunia berjalan di lajur kiri jalan. Beberapa pendapat mengenai ini meningkat dari kelaziman pengguna tangan kanan, tetapi kelaziman tersebut terjadi pada hampir seluruh populasi, tergantung sisi jalan yang digunakan. Dalam masalah apapun, dibutuhkan kesiapan untuk pertahanan diri pada jalan mendaki di pedesaan, kebanyakan penunggang kuda mengemudi di kiri ketika menghadapi musafir yang tiba-tiba datang, sehingga dapat mengambil sebuah pedang atau senjata tangan lainnya lebih mudah dan efektif. Juga, orang yang bekerja pada kendaraan yang ditarik kuda dapat memegang kepala binatang tersebut dengan tangan kanan, dan demikian berjalan di sepanjang sisi jalan sebelah kiri.

Penulis Inggris, C. Northcote Parkinson telah menunjukkan apa yang ia sebut "bukti" bahwa cara mengemudi orang Inggris (pada sisi kiri jalan) merupakan yang asli.

Telah dinyatakan bahwa lalu lintas lajur kiri merupakan kebiasaan tunggal orang Inggris, akibatnya seluruh dunia "secara alami" memilih lajur kanan ketika bertemu. Catatan sejarah menyatakan sebaliknya.

Setelah Perang Dunia I, negara yang menggunakan peraturan lajur kiri telah termasuk sebagian Kanada, Hungaria, Cekoslowakia, sebagian Austria, Swedia, Islandia, Argentina, Uruguay, Paraguay, sebagian Brazil, sebagian Chili, sebagian Italia, Cina, Filipina, dan Burma. Italia berubah ketika Benito Mussolini memimpin, Austria dan Cekoslowakia ketika Adolf Hitler menduduki mereka, negara Amerika Latin pada 1945, Filipina dan Cina pada 1946, dan Myanmar pada 1970 mengikuti saran seorang peramal.

Beberapa bekas koloni Inggris lainnya — seperti India dan Hong Kong — masih mengemudi di lajur kiri, tetapi negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Gambia, Ghana, Kanada, Nigeria, dan Sierra Leone berpindah ke lajur lainnya.

Jauh dari bekas koloni Inggris, beberapa lalu lintas negara telah berpindah ke lajus kanan. Pengecualian bagi Indonesia, Suriname, Jepang, Thailand, Mozambik, Timor Timur, Macau dan Kepulauan Virgin Amerika Serikat.

Kiri Lebih Baik

Penelitian pada 1969 oleh J.J. Leeming menunjukkan bahwa negara yang mengemudi di lajur kiri memiliki kemungkinan kecelakaan yang lebih rendah daripada lajur kanan, tetapi penelitian ini dipertanyakan di buku Peter Kincaid mengenai peraturan jalan raya. Beberapa negara yang telah mengganti sistem mengemudinya ke lajur kanan (seperti Swedia), mengalami peningkatan kecelakaan lalu lintas karena volume lalu lintas yang semakin padat.

Telah diusulkan, tetapi tidak terbukti, bahwa kecelakaan tersebut lebih sering disebabkan oleh mata kanan yang dominan. Arus lalu lintas searah jarum jam ketika mengemudi di lajur kiri, yang mana membolehkan orang menggunakan mata kanan untuk melihat lalu lintas yang berlawanan. Ketika menyusul kendaraan pada lajur kanan, pengemudi mata kanan melihat kaca spion dengan mata kiri dan juga melihat lalu lintas yang berlawanan dengan mata kiri, yang mana tidak nyaman bagi mayoritas orang-orang bermata kanan.

Nah, jika kalian bersepeda di Indonesia, gunakanlah lajur kiri agar tidak ditabrak kendaraan lain. Jangan lupa patuhi aturan lalu-lintas lainnya ya!

(benny rhamdani)

No comments: