Wednesday, March 18, 2009

Hore, 22 Maret 2009

Kecil-kecil Jenius

Hai, bagaimana persiapan menghadapi ulangan dan ujian? Jangan malas belajar ya. nah, biar kalian semngat terus belajar, kalian bisa membaca profil dua teman kalian yang jenius ini. Jangan mau kalah sama mereka ya.

IQ Tertinggi di Dunia

Lahir di Portland, Oregon, pada tahun 1990. Sho adalah anak keturunan Jepang dan Korea yang berkewargenaraan Amerika. Pada usia 12 tahun ia memperoleh gelar IQ tertinggi sedunia dengan figur atau gambaran IQ yang begitu tingginya sehingga tidak dapat diukur lagi. Ia dilaporkan bermain ala chopin pada usia 3 tahun. Setelah memperoleh skor 1500 pada SAT di usia 8 tahun, ia masuk Loyola University pada usia 9 tahun dan lulus dengan summa cum laude pada usia 12 tahun dan sekarang masuk sekolah kedokteran Pritzker di University of Chicago pada program MSTP yang dirancang untuk mengkombinasikan gelar MD dan PhD.


Ia mulai kuliah pada usia 9 tahun di Loyola University dan menjadi mahasiswa terkecil di kampus dengan IQ tertinggi. Ia mengatakan tes IQnya menunjukkan angka 200, jauh di atas rata-rata dan dikategorikan di level jenius. Meskipun demikian, Sho tidak peduli pada gambaran tersebut.

“saya tidak terlalu peduli pada IQ”, katanya. “lebih penting adalah kerja keras.”. pada saat anak-anak lain seusianya berada di kelas empat dan belajar tentang ibukota negara, Sho belajar pengobatan dan menulis makalah tentang posisi kepedulian kesehatan pada kandidat presiden, yaitu George W. Bush dan Al Gore.

Dosennya mengatakan, kadang-kadang Sho menjawab pertanyaan sebelum waktunya. Sho juga belajar biologi, komposisi musik dan bahasa Inggris. Ia menulis makalah di saat bersamaan dengan mempelajari sel-sel dan kanker.

Kelulusannya pada kampus pertama adalah A-. pada ujian kimia ia memperoleh skor 106 dengan angka tertinggi yaitu 108. sho mengatakan kunci dari intelegensinya ditemukan pada DNA dan factor keluarganya. “ saya rasa ada factor genetic dari orang tua saya. Dan orang tua juga sangat mendukung serta memfasilitasi saya”.

Ayahnya adalah Katsura, seorang Jepang dan orang bisnis yang sukses. Ibunya, Kyung, adalah orang Korea, seorang ibu rumah tangga yang merawat anak-anaknya. Keduanya lulusan universitas. Ketika Sho berumur 2 tahun, ia dapat menulis. Umur 3 tahun, ia dapat membaca. Umur 4 tahun, ia dapat memainkan musik klasik. Umur 5 tahun sudah dapat membuat komposisi lagu. Sho menulis 29 lagu. Lagu favorit yang ditulisnya adalah ketika pergi bersama kedua orang tuanya ke pemandian air panas setelah kelahiran adiknya.

Sho tidak terlalu tertarik pada musik pop. “saya menyukai musik klasik. Favorit saya adalah Bach. Saya tidak menyukai musik metal. Orang tua Sho membuktikan bahwa Sho adalah anak berbakat. Ketika seorang anak tumbuh lebih cepat dan dapat menikmati hidupnya maka hal tersebut tidak dapat dihentikan. Orang tua Sho juga melakukan hal-hal yang dapat membuat hidup Sho seimbang. Ada waktunya Sho ikut Tae Kwon Do dan komitmennya untuk ke gereja sangat kuat.

Sho juga mengatakan, ”saya tidak merasa jenius. Saya anak gifted. Saya mendapatkannya dari Tuhan dan juga dimiliki oleh orang lain, jadi jangan disia-siakan.”

Ahli Kimia Termuda di Dunia

Ainan Celeste Cawley telah dinyatakan lulus mata pelajaran kimia bagi peringkat GCE O (peringkat untuk anak usia 16 tahun) dari London Edexcel. Ia tercatat sebagai ahli kimia termuda dunia karena usianya saat itu masih 6 tahun.


Sejak kecil Ainan, yang keturunan Melayu dan Irlandia, berminat membaca buku-buku sains khusus untuk orang dewasa di perpustakaan, kata Valentine Cawley, ketua jurusan Bahasa Inggris di sekolah Linguaphone Education, Singapura, seperti dikutip Berita Harian Singapura, Senin.

"Selepas membaca, dia juga banyak menggunakan Internet bagi kajian yang lebih mendalam," kata Valentine Cawley.

Meski Ainan tidak membaca buku teks peringkat itu hingga July 18, 2006, ia mampu meraih peringkat Kimia GCE O pada 18 Januari 2007, tepat enam bulan kemudian, di British Council, di Singapura sebagai calon privat, katanya.

Ia mengatakan pada usia tiga hingga empat tahun, Ainan begitu tertarik kepada struktur tiga demensi yang kompleks dan melukis bentuk-bentuk 2-dimensi ini sebagai permainan.

Melalui minat dalam struktur abstrak ini, dia mulai mengenali bentuk molekul dan ilmu kimia, katanya.

"Bila adik-adiknya, Fintan dan Tiarnan bermain dia sibuk melukis," kata ibunya, Syahidah Osman Cawley, seorang artis yang dapat melukis dengan kedua tangannya.

Syahidah mengatakan Ainan belajar sendiri tentang sains melalui internet. Pada usia 6 tahun, dia diberi buku teks peringkat O kepunyaan keluarganya lalu membaca and memberitahukan apa yang ia pahami kepada bapaknya.

Nah, jika mereka bisa belajar penuh semangat, tentunya kita juga bisa kok! Ayo, lebih semangat lagi belajar!

(ben)

No comments: