Saturday, August 01, 2009

Cernak, 2 Agustus 2009


Princess Aquaryz; Senang Menolong

Oleh Beny Rhamdani


Rasi bintang Aquarius di langit tampak berkilauan, ketika lahir seorang bayi cantik di Istana Athela. Raja kemudian memberinya nama Princess Aquaryz seperti rasi bintang yang menyaksikan kelahiran bayi itu. Oh iya, rasi bintang adalah sekumpulan bintang terang yang tersusun menyerupai simbol tertentu.


“Semoga kelak kau menjadi seorang princess yang senang menolong, terutama mereka yang sedang kesulitan,” harap sang Raja.


Saat tumbuh remaja, Princess Aquaryz sangat suka berenang. Dia memiliki kolam renang khusus di istana, serta seorang pelatih pribadi.


“Pelatih, apakah aku sudah menjadi perenang yang baik?” tanya Princess Aquaryz suatu hari.


“Ya, tentu saja. Gerakan renang Princess sangat indah. Princess juga mampu berenang dengan cepat,” kata sang pelatih.


“Apakah aku saat ini sudah menjadi perenang terbaik di negeri ini?” tanya Princess Aquaryz lagi.


“Aku belum tahu, Princess. Kupikir sebaiknya Princess mengikuti langsung lomba renang tahunan di Danau Kemilau. Di lomba itu, semua rakyat yang jago renang akan berlomba untuk menemukan siapa yang paling tercepat,” saran sang pelatih.


“Ya, tapi aku tidak mau mengikuti lomba itu sebagai seorang Princess. Jangan-jangan mereka mengalah karena tidak mau menyakiti hatiku,” kata Princess Aquaryz. “Kapan lomba renang itu akan diselenggarakan?”


“Akhir bulan ini. Jika Princess Aquaryz akan mengikutinya, masih cukup waktu untuk berlatih khusus,” jelas si pelatih.


“Baiklah. Kalau begitu, tolong daftarkan aku dengan nama samaran Tirtani,” kata Princess Aquaryz.


Pelatih pun menjalankan permintaan Princess Aquaryz. Sehari kemudian Princess Aquaryz berlatih renang lebih giat lagi. Ketika hari perlombaan tiba, Princess Aquaryz sudah benar-benar siap berlomba.


Princess Aquaryz pergi keluar istana dengan menyamar sebagai rakyat biasa. Dia menunggang kuda yang paling jelek di istal kerajaan. Tak ada satu pun pengawal yang mengikutinya. Hanya sang pelatih yang mengikuti Princess Aquaryz dari jarak jauh.


Di tengah perjalanan tiba-tiba terjadi kecelakaan. Kaki kuda yang ditunggangi Princess Aquaryz masuk ke lubang. Akibatnya, kaki kuda itu patah. Bahkan Princess Aquaryz pun terjatuh.


Pelatih yang ada di belakang buru-buru mendekati Princess Aquaryz. Tapi seorang gadis berkulit kecokelatan telah mendahului menolong Princess Aquaryz.


“Mari aku bantu. Kau tidak apa-apa, kan?” tanya gadis itu sambil memapah Princess Aquaryz ke sisi jalan.


“Aku tidak apa-apa. Tapi sepertinya kudaku tidak bisa mengantarku lagi,” kata Princess Aquaryz.


“Rumahku belum jauh dari sini. Bagaimana kalau kita bawa kudamu ke rumah agar dirawat oleh kakakku?” saran gadis itu.


“Tapi aku harus segera tiba ke tempat tujuanku,” kata Princess Aquaryz.


“Memangnya kemana tujuanmu?” tanya gadis itu.


“Danau Kemilau. Aku akan ikut lomba berenang.”


“Wah, kebetulan. Aku juga akan ke sana. Kalu begitu nanti kau bisa menumpang kudaku sja. Oh iya, namanya Jamunna,” kata gadis itu.


“Namaku Tirtani. Baiklah, aku mengikuti saranmu.”


Jamunna kemudian membangunkan kuda yang tadi ditunggangi Princess Aquaryz. Untung saja kuda itu masih dapat berjalan meskipun pelan-pelan. Untungnya lagi, rumah Jamunna dekat dari tempat itu.


Kedatangan Princess Aquaryz disambut ramah oleh keluarga Jamuna. Padahal mereka baru mengenal tamunya. Kakak tertua Jamunna berjanji akan mengobati kaki kuda Princess Aquaryz.


“Di mana ayahmu?” tanya Princess Aquaryz.


“Ayahku sedang terbaring sakit di kamar.”


“Mengapa tidak dibawa berobat?”


“Sudah. Dokter menyarankan agar ayahku segera dioperasi. Tapi kami tidak punya uang untuk biaya operasi dan obatnya. Itu sebabnya hari ini aku mengikuti lomba renang. Jika aku jadi pemenang, hadiah uangnya akan kuberikan untuk biaya operasi dan pengobatan ayahku,” kata Jamunna.


“Kalau begitu, ayo kita segera berangkat ke Danau Kemilau,” ajak Princess Aquaryz.


Mereka pun berangkat menunggang satu kuda berdua. Sepanjang perjalanan Princess Aquaryz banyak bertanya tentang sahabat barunya itu. Ternyata Jamunna ikut berenang karena dia terbiasa berenang di sungai. Bukan karena dia sering berlatih renang di kolam pribadi dengan pelatih khusus.


“Sejak kecil aku harus berenang menuju sekolahku. Tak ada sekolah yang dekat dengan rumahku. Aku harus berenang menyeberangi sungai sebab aku tak mampu membayar perahu penyeberangan,” tutur Jamunna.


Princess Aquaryz merasa iba. Sebagai seorang princess, dia tak pernah tahu ada seorang anak perempuan sebaya dengannya yang harus berjuang demikian hebatnya untuk bersekolah. Sementara Princess Aquaryz cukup berada di kamar untuk sekolah karena guru-guru akan datang ke kamarnya.


Setelah menunggang kuda beberapa saat, mereka tiba di sisi Danau Kemilau. Rupanya banyak sekali orang yang sudah berkumpul. Acara lomba renang tahunan itu sudah sangat terkenal.


Semua peserta yang sudah terdaftar segera mengikuti tahap seleksi awal. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti lomba renang jarak pendek. Princess Aquaryz menjadi juara di kelompoknya sehingga ia masuk ke babak final. Begitu pula Jamunna di kelompoknya.


Lomba pun akhirnya masuk ke babak final. Sepuluh perenang tercepat di babak penyisihan harus berlomba adu cepat berenang dari ujung danau utara ke ujung selatan lalu kembali lagi ke utara. Jarak yang cukup jauh dan melelahkan buat yang tak terbiasa.


“Satu … dua … tiga!”


Peserta pun mulai mengayuh lengan dan kakinya agar menjadi perenang tercepat. Setelah beberapa puluh meter, mulai terlihat tiga pemenang yang berada paling depan. Pertama adalah Saras, pemenang lomba tahun lalu. Di belakangnya adalah Princess Aquaryz, menyusul Jamunna.


Sampai saat berlaik dari selatan ke utara, tiga perenang ini melaju jauh dri perenang lainnya. Princess Aquaryz yang ingin menjadi pemenang lomba mencoba mempercepat kayuhan tangannya.


Tapi tiba-tiba ….


Princess Aquaryz melihat Saras yang berada di depannya mengurangi kecepatannya, bahkan gerakan renangnya kacau seperti orang mau tenggelam. Princess Aquaryz segera tahu bahwa Saras tengah mengalami kram di anggota tubuhnya.


“Tenanglah, aku akan menolongmu!” kata Princess Aquaryz mendekati Saras.


Jamunna pun melihat saras yang kepayahan. Dia ikut menghampiri Saras untuk menolongnya.


“Jamunna, teruslah berlomba. Biar aku yang menolong Saras,” kata Princess Aquaryz.


“Aku tidak bisa membiarkannya kepayahan. Biar aku saja yang menolongnya,” tolak Jamunna.


“Jangan, Jamunna. Kau harus memenangkan lomba ini demi ayahmu,” kata Princess Aquaryz.


Jamunna terdiam sebentar. Dia kemudian meneruskan kembali berenang. Hampir saja seorang peserta lain menyusulnya.


Princess Aquaryz membantu Saras bertahan agar tak tenggelam. Beberapa panitia kemudian menolong Saras ke tepi. Dari kejauhan Princess Aquaryz melihat Jamunna sampai ke garis akhir paling cepat.


Begitu tiba di sisi pantai, Princess Aquaryz disambut keluarga Saras yang mengucapkan terima kasih tak terhingga atas pertolongannya. Barulah kemudian sang pelatih mendekati Princess Aquaryz.


“Princess, aku sangat bangga dengan apa yang telah dilakukan Pricess tadi. Princess mau mengorbankan keinginan untuk menang demi menyelamatkan nyawa seseorang, meskipun dia adalah lawan,” puji sang pelatih berbisik.


“Aku belajar dari Jamunna. Kau tahu ketika aku terjatuh dan memberi tahu bahwa aku akan mengkuti lomba ini, Jamunna malah bersemangat menolongku. Padahal dia bisa saja meninggalkan aku karena aku akan menjadi lawannya,” kata Princess Aquaryz.


Belum sempat sang pelatih menjawab, terdenmgar suara terikan Jamunna mendekati Princess Aquaryz.


“Tirtani, seharusnya kaulah pemenangnya. Aku sama sekali tidak berhak mendapatkan hadiah ini,” kata Jamunna sambil membawa sekantung uang emas.


“Tidak, Jamunna. Hadiah itu adalah milikmu,” tolak Princess Aquaryz.


“Kau bilang begitu bukan karena kasihan padaku, kan?”


“Kasihan? Aku justru bangga kepadamu. Bagaimana kalau tahun depan kita ikut lomba ini lagi?”


“Ya, aku akan ikut lagi,” sahut Jamunna setuju.


Mereka kemudian menuju rumah jamunna untuk mengambil kuda yang diobati. Ternyata kaki kuda itu berhasil diobati dengan baik.


“Terima kasih telah mengobati kaki kudaku. Sayang, aku tidak bias memberi apa-apa,” kata Princess Aquaryz.


“Tidak apa-apa. Kami menolongmu dengan ikhlas,” kata kakak Jamunna.


Princess Aquaryz dan Jamunna pun kemudian berpisah. Princess Aquaryz kembali ke istana dengan hati bahagia karena telah memetik pengalaman berharga tentang tolong-menolong.



^-^

1 comment:

MONOKROM said...

Cernak yang bagus...
Bisa di posting lebih banyak lagi...