Friday, August 28, 2009

Cernak, 30 Agustus 2009



Princess Humayra & Kupu-kupu

oleh Benny Rhamdani


Di pagi yang cerah, Princess Humayra meminta izin kepada Baginda Raja Akbar untuk berjalan-jalan melihat air terjun. Tentu saja Raja Akbar mengizinkan.

“Asal kau pergi bersama pengawal terbaik dan dayang-dayang istana. Pulanglah sebelum zuhur tiba,” Raja Akbar memberi syarat.

“Baiklah, Ayahanda. Insya Allah, aku akan kembali sebelum tiba waktu shalat zuhur. Aku ingin shalat berjamaah dengan Ayahanda saat zuhur nanti,” janji Princess Humayra.

Beberapa saat kemudian, Princess Humayra sudah bersiap di atas pelana kudanya. Dia pergi ditemani dua pengawal dan dua dayang-dayang.

“Kami berangkat dulu! Assalammualaikum!” pamit Princess Humayra.

“Waalaikumsalam! Hati-hati ya!” lepas Baginda Raja Akbar.

Princess Humayra bersama rombongannya kemudian berkuda ke arah selatan menuju Lembah Pelangi.

“Wow, indahnya bunga-bunga liar di sini!” seru Dayang Biru di tengah perjalanan melewati rumpun bunga liar.

“Kupu-kupunya juga cantik!” tambah Dayang Kuning.

“Subhanallah,” ucap Princess Humayra sambil memandangi bunga-bunga liar itu.

Tiba-tiba Dayang Biru dan Dayang Kuning menghentikan kuda masing-masing lalu turun.

“Kenapa kalian turun?” tanya Princess Humayra.

“Aku ingin memetik bunga-bunga liar itu,” jawab Dayang Biru.

“Ya, aku juga ingin menangkap kupu-kupu untuk Princess,” tambah Dayang Kuning.

“Sebaiknya tidak usah dipetik bunga-bunga itu.Jangan pula ditangkap kupu-kupu itu. Melihatnya saja aku sudah suka. Biarlah bunga dan kupu-kupu itu di sana agar banyak orang yang melihat keindahannya,” kata Princess Humayra.

Dayang Biru dan Dayang Kuning kembali ke atas pelana kuda mereka. Rombongan itu pun kembali meneruskan perjalanan.

Tak lama kemudian mereka harus melewati jembatan kayu yang sudah tua. Di bawah jembatan mengalir sungai yang airnya jernih.

“Airnya jernih sekali. Mengagumkan,” seru Dayang Kuning.

“Wah, ada ikan-ikan kecil berenang lucu sekali,” tambah Dayang Biru.

“Subhanallah,” ucap Princess Humayra sambil melihat ke arah aliran sungai.

Tiba-tiba Dayang Biru dan Dayang Kuning menghentikan kuda masing-masing lalu turun.

“Kenapa kalian turun?” tanya Princess Humayra.

“Aku ingin mengambil ikan-ikan kecil itu,” jawab Dayang Biru.

“Pasti Princess Humayra ingin memeliharnya di kolam istana,” kata Dayang Kuning.

“Aku lebih senang membiarkan ikan-ikan itu di sungai. Belum tentu ikan-ikan itu menjadi bahagia bila dibawa ke kolam istana,” kata Princess Humayra.

Dayang Biru dan Dayang Kuning kembali ke atas pelana kuda mereka. Rombongan itu pun kembali meneruskan perjalanan.

Setelah menyeberangi jembatan, mereka kemudian melintasi sedikit hutan kecil. Barulah kemudian mereka sampai di tujuan. Semuanya langsung takjub ketika melihat pemandangan indah air terjun Lembah Pelangi.

“Wow! Menakjubkan!” seru Dayang Biru.

“Luar biasa cantiknya!” tambah Dayang Kuning

“Subhanallah,” ucap Princess Humayra.

Princess Humayra turun dari kudanya mendekati telaga air terjun. Kedua dayang pun turun menemani. Sementara kedua pengawal tetap berjaga-jaga.

“Princess Humayra, kenapa selalu mengucapkan ‘subhanallah’ setiap kali melihat keindahan?” tanya Dayang Biru dan Dayang Kuning sambil bermain air telaga yang sejuk.

“Setiap kali aku melihat keindahan, aku teringat Allah yang telah menciptakannya. Maka aku memuji kehebatan Allah dengan bertasbih. Janji Allah jika kita rajin bertasbih, kita akan terus dilimpahkan kesenangan,” jelas Princess Humayra.

Dayang Biru dan Dayang Kuning mengangguk tanda mengerti.

Belum lama mereka menikmati keindahan alam di Lembah Pelangi, tiba-tiba datang seekor kupu-kupu mendekati Princess Humayra.

“Assalammualaikum, Princess Humayra. Aku adalah kupu-kupu yang sangat mengagumi kebaikan hati Princess Humayra. Ada kabar buruk yang harus segera kusampaikan demi keselamat Princess Humayra,” kata kupu-kupu itu.

“Waalaikumsalam. Kabar buruk apakah itu?” tanya Princess Humayra.

“Di utara, ada hujan dan badai yang mulai turun. Dari arah anginnya, kuperkirakan hujan dan badai itu akan bergerak ke sini,” kata si kupu-kupu.

Princess Humayra terkejut mendengarnya. Dia berterima kasih kepada kupu-kupu karena telah mengabarkan berita itu.

“Ayo kita kembali sebelum badai itu datang,” ajak Princess Humayra kepada dayang-dayang dan pengawalnya.

Princess Humayra tidak ingin menyelematkan dirinya saja. Dia juga tak mau dayang-dayang dan pengawalnya nanti kerepotan menghadapi badai.

Mereka pun segera meninggalkan air terjun Lembah Pelangi

Sebelum mendekati jembatan tua, tiba-tiba kupu-kupu datang lagi mendekati Princess Humayra.

“Jembatan kayu ini akan roboh. Sebaiknya, kuda-kuda ini tidak ditunggangi saat melintasi jembatan,” ucap kupu-kupu.

Princess Humayra meminta para pengawal dan dayang-dayang turun dari kuda. Mereka melintasi jembatan tua itu sambil berjalan di sisi kuda dengan menjaga jarak.

Saat semuanya sudah di seberang, tiba-tiba terdengar bunyi keras.

Kraaak! Bum! Jembatan itu patah dan runtuh ke sungai.

Betapa terkejutnya dayang-dayang dan pengawl melihat jembata yang runtuh itu.

Princess Humayra berterimakasih kepada kupu-kupu, lalu bersyukur kepada Allah yang telah melindungi mereka.

Princess Humayra bersama rombongan kemudian meneruskan perjalanan kembali ke istana. Princess Humayra akhirnya sudah tiba di istana ketika badai datang di sekitar Lembah Pelangi.

Sejak itulah, Princess Huimayra semakin terbiasa mengucapkan ‘subhanallah’ setiap kali melihat keindahan ciptaan Allah Swt.

^-^

1 comment:

MONOKROM said...

a good short story for kids...
keep on composing and posting...