Friday, February 11, 2011

CERNAK, 13 Februari 2011




Gillian, Balerina Cilik



Gillian ingin menjadi balerina. Ketika ia sudah cukup umur, ibu mendaftarkannya kursus balet. Setiap kali dia belajar, Gillian selalu mengikuti petunjuk gurunya. Dia meregangkan kaki dan menari. Hal yang tidak mudah bagi pemula. Beberapa anak lainnya di kelas Gillian sudah menjadi penari yang hebat.


Cindy bisa berdiri berjinjit selama sepuluh menit dan berjalan sekitar ruangan. Carla bisa meregangkan kaki lebih baik dibanding dengan yang lain. Sally adalah yang terbaik dalam melakukan lengkungan dan Betty suka duduk di lantai dan meluruskan kaki kanannya tinggi ke udara.


Suatu hari guru mengatakan kepada mereka bahwa sudah waktunya tampil di depan orang tua mereka. Gillian bersemangat. Dia akan menjadi peri penari dan memakai bunga di rambutnya. Dia berlatih dan berlatih sekeras yang dia bisa. Dia ingin menjadi peri terbaik yang dia bisa.


Ibunya membelikan Gillian baju pink merek dan beberapa sepatu balet pink. Dia tampak cantik, seperti peri.


Waktu pentas pun tiba. Gillian menari di panggung, menendang kakinya tinggi dan membungkuk seperti kupu-kupu. Dia baru saja hendak melompati udara ketika salah satu dari ikatan sepatunya terlepas dan dia tersandung, lalu jatuh. Dia mendarat dengan wajah menghadap penonton. Mawar pink kecil di rambutnya hancur dan Gillian merasa bodoh. Dia mulai menangis dan berlari dari panggung.


Gurunya menunggunya. "Gillian, kita semua kadang-kadang membuat kesalahan."


Gillian tak ingin mendengar. Dia sangat malu. "Saya, tidak akan pernah menari lagi!" Ia menangis.


Ibu Gillian duduk di samping putrinya. "Gillian, Ibu melihat kau menari dengan sangat indah. Di panggung tadi kau seperti peri yang nyata. Saya sangat bangga padamu."


"Tapi aku jatuh, Bu. Setiap orang menertawakan aku," seru Gillian.


"Tidak, mereka tidak akan menertawakanmu. Semua pernah jatuh pada suatu waktu dalam hidup mereka . Sekaranghapus air mata dan pergi kembali ke panggung sampai pentas selesai. Kau harus menunjukkan bahwa kau bisa menjadi balerina terbaik di dunia," kata ibunya sambil mengikat pita sepatu balet Gillian. Dia memeluk Gillian dan kembali ke tempat duduknya.


"Apakah kau siap, Gillian?" gurunya bertanya.


Gillian tersenyum dan mengangguk . Dia kembali ke atas panggung dan mulai menari. Dia berputar dan melompat dan menari seperti peri sesungguhnya. Ketika pertunjukkan berakhir, semua bertepuk tangan. Semua yang berjajar di panggung membungkuk. Seorang anak wanita memberikan rangkaian unga mawar untuk Gillian.


"Ini karena kau begitu berani dan menyelesaikan apa yang kau mulai," kata penyerah bunga kepada Gillian.


Penonton bertepuk tangan semakin keras. Bahkan teman-teman sekelas di sisi Gillian bertepuk tangan untuknya.


Gillian merasa sangat bangga. Dia berjanji akan berlatih lebih keras agar bisa menjadi balerina terbaik.


(ben)

No comments: