Thursday, February 24, 2011

HORE, 27 Februari 2011

Sekolah Tertua dan Sekolah Paling Berbahaya


Pernahkah kalian bertanya, di mana pertama kali sekolah berdiri? Apabila kita telusuri lagi sejarah peradaban manusia di dunia, maka kita dapat mengetahui bahwa pendidikan sudah ada sejak manusia diciptakan, tetapi prosesnya saja yang berbeda jauh dengan saat ini. Pada saat itu proses pendidikan hanya dilakukan dengan cara bertanya ataupun mencontoh.


Sedangkan proses pembelajaran modern dapat kita lihat setelah sekolah-sekolah didirikan. Kata sekolah (school) sendiri di ambil dari bahasa latin “scola” atau scolae” yang bermakna “waktu luang”. Karena pada zaman Yunani Kuno penduduk disana selalu menggunakan waktu luang mereka untuk berkunjung kepada para cendikiawan (orang pandai) untuk menanyakan hal ikhwal kehidupan. Mulai dari permasalahn sosial, agama, ilmu bahasa dan berpidato (orator), sastra, tehnik perang dan segala macam pengetahuan yang berguna bagi kehidupan mereka.


Menurut sejarah, sekolah modern pertama kali didirikan di Mesir Kuno sekitar tahun 3000 hingga 500 sebelum Masehi (SM). Tetapi dilihat dari model pembelajarannya masih sangat berbeda dengan saat ini, karena proses pembelajaran saat itu masih sangat sederhana. Kegiatan pembelajaran pada saat itu dilaksanakan di sebuah lapangan terbuka yang mirip kampanye atau rapat terbuka saat ini.


Menyusul setelah berkembangnya dunia pendidikan pada Mesir Kuno bangsa-bangsa lain pun tidak ketinggalan. Di India sekolah berdiri pertama kali sekitar tahun 1200 SM dengan materi pendidikan berisi ajaran Kitab Weda, Ilmu Pengetahuan, tata bahasa dan filsafat. Sedangkan di China sekolah formal pertama kali didirikan pada masa kekuasaan Dinasti Zhou (770-250 SM). Selanjutnya di Yunani cikal bakal sekolah diperkenalkan oleh kaum sofis.sekitar tahun 400 SM.


Sekolah Paling Berbahaya


Murid di bagian terpencil di China harus menghadapi jalan yang mengerikan hanya untuk menghadiri sekolah, jalanan ini harus melintasi tebing yang tinggi dan curam, dengan jalur yang sangat sempit.


Sekolah yang terletak di desa Gulu, provinsi Sichuan, berada dilereng dan untuk mendaki ke arah sekolah membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Sekolah dasar ini hanya memiliki satu guru dan sudah mengajar di sana selama 26 tahun.




Penduduk mengakui bahwa sekolah itu berbahaya bagi para murid, kareana lebar jalan setapak yang harus dilalui oleh para murid hanyalah sekiar setengah meter saja, dan ketinggiannya cukup menakutkan.


Sekolah yang ada memiliki lima gedung beton dan lapangan dengan papan bola basket, yang dibuat dari tiang kayu dan papan rusak. Tapi sampai sekarang murid2 dilarang melakukan tembakan ke arah tiang, karena jika meleset dan bolanya jatuh ke jurang, dibutuhkan waktu setengah hari buat mengambil bola itu.


Shen Qijun, 45, guru yang ada, berkali-kali ingin berhenti dari pekerjaan yang sudah dijalaninya selama 26 tahun ini. Tapi berkali-kali pula para penduduk menahannya, karena tidak ada orang lain yang mau mengajar anak-anak di desa itu.



Shen mengajar Matematika dan Bahasa Cina, tapi kata Shen, selama 26 tahun ini hanya ada dua murid yang berhasil ke universitas, dan masalahnya hanya karena isolasi. Salah seorang relawan yang pernah mengajar di sekolah itu mengatakan: "Para murid bekerja keras sekali, tapi sama sekali mereka tidak pernah melihat komputer, mobil atau bahkan toilet duduk."


Nah, mereka saja terus berjuang untuk sekolah, masihkah kita bermalas-malasan sekolah? Padahal kita tidak perlu berpayah-payah seperti mereka untuk menuju ke sekolah.


(ben)

No comments: