Friday, April 01, 2011

CERNAK, 3 April 2011


Petulangan Tommy


Angin bertiup kencang. Tukang pos hampir tidak berhasil sampai ke pintu depan. Ketika pintu dibuka, Bu Pennington menyapa, "Halo". Sebelum Bu Pennington mengucapkan, "Terima kasih", angin meniup tangan tukang pos dan membanting pintu depan. Mrs Pennington langsung berlari mengambil surat.


Di tempat lain, Tommy sedang menyaksikan jendela kamarnya yang terbuka dan kemudian menutup, membuka dan kemudian menutup.


"Bu," katanya, "boleh aku main keluar?"


"Asal hati-hati," kata Ibu. "Anginnya kencang di luar."


Tommy merangkak turun dari kursi dan berlari ke pintu. Dia membukanya. Angin bertiup keras. Tommy berlari keluar dan pintu terbanting menutup.


Di luar, daun-daun berguguran dari pohon, mendarat di atap, melompat dari atap, dan kemudian mengejar satu sama lain menyusuri jalan.


Tommy mengamati dengan takjub.


"Kalau aku daun, aku akan terbang ke seluruh dunia," pikir Tommy dan kemudian berlari keluar ke halaman di antara pusaran angin.


Mrs Pennington datang ke teras depan. "Tommy, aku punya jaket. Tolong dipakai."


Namun, tidak ada Tommy di halaman depan.


"Tommy?"


Tommy berubah menjadi daun.


Sebuah daun maple datang mendekat, menyentuhnya dan bergerak maju. Tommy bergerak lebih jauh ke depan. Mereka berputar-putar, memukul mobil dan tiang, terbang ke udara dan kemudian turun lagi.


"Ini menyenangkan," pikir Tommy.


Daun maple bertiup di depannya. Warnanya merah cerah dengan urat yang halus. Sinar matahari tampak cemerlang yang belum pernah dilihat oleh mata seorang anak kecil.


"Ke mana kita akan pergi?" Tommy bertanya kepada daun lainnya.


"Apakah itu penting?" daun menjawab. "Bersenang-senang saja. Hidup ini singkat."


"Aku harap kali ini tujuannya beda," kata daun tua yang tiba-tiba datang di samping mereka. "Perjalanan mungkin pendek."


Tommy merenung. "Di mana kita berakhir?"


"Jika angin bertiup ke arah itu," daun tua berkata, "Kita akan berakhir di tempat pembuangan sampah kota."


"Aku tidak mau," kata Tommy.


"Jika ke arah itu, kita akan terbang tinggi ke udara dan melihat hal-hal yang belum pernah kita lihat sebelumnya."


"Ikuti aku ke pembuangan sampah kota," kata daun maple. "Sebagian besar teman-temanku ada di sana."


Angin meniup Tommy dan daun maple. Tommy memikirkan pilihannya. Dia ingin terus bermain.


"Oke," kata Tommy, "Aku akan pergi bersamamu ke pembuangan sampah."


Angin meniup Tommy dan daun ke arah pembuangan sampah.


Daun tua tidak mengikuti. Dia ditiup lebih ke bawah dan tiba-tiba mengangkat tinggi-tinggi ke udara.


"Hei," serunya, "pemandangan di sini keren banget!”


Tommy dan daun maple mengabaikannya.


"Aku melihat sesuatu di pembuangan sampah!" daun tua berteriak, "Aku melihat asap. Aku melihat api."


Tommy melihat pagar yang mengelilingi pembuangan sampah. Mereka akan bersenang-senang di tempat sampah.


Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti. Itu adalah Bu Pennington yang tidak akan membiarkan anak lelakinya lari ke pembuangan sampah. Dia keluar dari mobil. “Kau tidak diizinkan untuk bermain di sana Tidakkah kau melihat asap?"


Tommy menyaksikan angin meniup daun maple. Dia berlari mendapatkannya tetapi tidak dapat mencapainya.


Bu Pennington berjalan mendekat dan mengambil daun itu. Dia memasukkannya ke dalam saku.


"Dia," katanya, "akan aman sampai kita pulang."


Tommy tersenyum, berlari ke mobil dan masuk. Dia menurunkan kaca jendela belakang dan memandang ke langit. Dia bertanya-tanya di mana daun tua itu pergi. Mungkin suatu hari ia akan melihat apa yang daun tua itu lihat.


(ben)

^_^

No comments: