Saturday, March 24, 2012

CERNAK, 25 Maret 2012

Terperangkap
oleh Benny Rhamdani


"Kamu sudah mandi?" tanya Ibu

"Belum," jawab Cindy.

"Aduh, ini sdah hampir malam."

"Malas. Dingin."

"Makanya mandi. Biar nggak dingin," tambah Ibu.

Cindy beranjak dari tidur-tiduran di kamarnya.

"Eh, jangan langsung mandi dulu. Bereskan kamarmu. Lihat, bekas kamu mainan bonek. Semua berantakan."

"Nanti aku mainkan lagi," ucap Cindy malas.

"Yang sudah-sudah juga kamu bilang begitu, tapi tidak pernah dirapikan."

"Tadi kata Ibu disuruh mandi dulu."

Ibu geleng-geleng kepala."Ya, mandi sana. Biar Ibu yang rapikan."

Cindy tersenyum senang. Dia berjalan menuju ke kamar mandi dengan langkah diseret. setelah mandi dia mengenakan sweaternya.

"Kamu mau ke mana? Bukankah sebaiknya kamu membantu Ibu menyiapakan makan malam?" tanya Ibu ketika melihat Cindy hendak keluar rumah.

"Aku mau ngambil buku pelajaran ke rumah Hana."

"Cepat kembali kalau begitu."

Ya, setelah makan malam beres. Begitu cetus Cindy dalam hati. Dia malas membantu Ibu menyiapakan makan malam dan membereskan sesudahnya. Cindy juga malas makan masakan Ibu malam ini. Dia tadi melihat Ibu menyiapkan aneka sayuran.

Cindy mengetuk rumah Hana. Termnyata mama Hana yang keluar.

"Hai Cindy. Hana baru saja pergi dengan ayahnya ke dokter. Mungkin agak lama. Kamu mau menunggu?" sambut mama Hana.

Cindy menggelengkan kepalanya dan pamit. Dia berjalan, tapi bukan ke rumah. Dia sengaja jalan menjauhi rumah, menuju ke taman. Siapa tahu ada orang yang dikenalnya dan mengajak bermain.

Tiba-tiba Cindy melihat tenda tinggi di depan taman. Dia mencium aroma kue yang lezat dari dalam tenda.

"Tenda apa ya itu? Aku bisa masuk dan mengambil kue kayaknya," pikir Cindy.

Dia masuk ke dalam tenda itu. Benar saja, dia menemukan meja panjang dengan deretan aneka jenis kue di atasnya. Cindy langsung meneteskan air liur. Karena perut yang lapar, Cindy memakan kue itu. Dia tak menyadari tenda itu kemudian telah berubah.

Cindy baru saja menyadari ketika perutnya kenyang, Cindy tak lagi berada di dalam tenda, tapi ruangan berkaca yang sempit untuknya. Rakda ada pintu keluar untuknya. Cindy berusaha mengetuk kaca-kaca itu. Tapi sia-sia.

"Tolong aku!" teriaknya. Tapi tak ada yang mendengar.

Dari kaca itu, Cindy melihat pemandangan di dalam rumahnya. Dia melihat seorang sepertinya masuk ke rumah. Wuah, bagaimana bisa? Cindy palsu itu kemudian mencium Ibu dan membantu Ibu menyiapkan makan malam, lalu makan bersama.

Cindy melihat Cindy palsu itu jauh lebih baik darinya. Dia menuruti semua perkataan Ibu. Dan sekarang sedang belajar dengan tekun. hal yang tidak pernah dilakukannya. Cindy iri ketika melihat ibu memeluk Cindy palsu.

"Ibu! Ini aku!" Cindy menjerit sambil menangis.

Tapi Ibu tak mendengar.

^_^




No comments: