Gadis Kecil
oleh Benny Rhamdani
Sejak tadi gadis itu mengamati lelaki tua yang sedang melukis di sudut taman kota. Karena tertarik, gadis kecil itu menghampiri lelaki tua itu.
"Selamat sore, Pak. Namaku Laura. Boleh aku melihat lukisan bapak?" tanya Laura sambil melihat bidang kanvas.
"Namaku Pak Loyd. Silakan saja kalau ingin melihat. Lukisanku hampir jadi sebentar lagi," katanya.
Laura memerhatikan lukisan Pak Loyd. Lukisan suasana tman kota yang sedang ramai di sore hari.
"Aduh lucunya anak kecil di bawah air mancur itu," kata Laura menunjuk bagian lukisan. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke air mancur di taman. "Kapan ya anak kecil itu datang?"
"Seminggu yang lalu ketika aku melukis di sini. Aku memang bukan pelukis sekali jad," kata Pak Loyd.
"Ah, seandainya anak kecil itu datang lagi ke air mancur, aku ingin mencubit pipinya. Gemas," ujar Laura.
"Mana bisa. Anak kecil itu bernama Regina. Dia meninggal enam hari lalu karena sakit," jelas Pak Loyd dengan mata menerawang,
"Oh, kasihan sekali," kata Laura sambil kembali memerhatikan lukisan. "Dan wanita cantik ini siapa ya? Lihat pakaiannya indah sekali."
"Aku melukisnya tiga hari yang lalu. Dia juga sudah meninggal dua hari yang lalu," kata Pak Loyd.
"Ah, mengapa Pak Loyd melukis orang yang akan meninggal?" tanya Laura.
"Aku hanya menulis orang-orang di taman ini yang ada cahaya di wajahnya. Entah mengapa, kemudian mereka meninggal," Pak Loyd menjelaskan.
"Aku jadi merinding," kata Laura. "Aku mau jalan-jalan dulu di taman ya."
Laura mengelilingi taman. Dia tersenyum setiap kali berpapasan dengan orang. Tapi semua sepertinya sedang sibuk jadi tak membalas senyuman Laura.
Laura duduk di dekat air mancur. Ia merasakan percikan air yang sejuk ke wajahnya.
"Ah sudah hampir malam. Aku harus pulang," kata Laura tersadar. Dia berjalan menuju pintu gerbang taman. Tapi dia tak menemukannya. Laura mengitari taman tapi tak ada satu pun pintu ke luar taman.
"Oh, mengapa orang-orang bisa keluar masuk taman ini, sementara aku tak menemukan bentuk pintu tamannya?" Laura bingung.
Laura bertanya kepada orang-orang yang lewat. Tapi mereka tak mau menjawab pertanyaan laura. Akhirnya, Laura memutuskan menemui Pak Loyd yang hampir selesai melukis.
"Pak Loyd, aku ingin pulang. tai mengapa aku tak bisa pulang?" tanya Laura. Dia memerhatikan lukisan Pak Loyd. "Mengapa aku ada di lukisanmu?"
"Laura, aku bisa mengantarmu pulang. Tapi tidak ke rumahmu. Kamu akan kuantar pulang ke tempat lain yang tak kalah indahnya dengan taman ini," kata Pak Loyd.
"Mengapa?" tanya Laura masih bingung.
"Kau sudah meninggal sehari yang lalu. Sore ketika kamu menyeberang jalan, sebuah mobil menabrakmu. Supirnya mengendarai mobil sambil menggunakan handphone. Itu sebabnya aku juga melukismu," kata Pak loyd.
Laura ingin menangis. Tapi tak bisa. Jadi dia sudah meninggal ... ah.
"Kamu akan berkumpul bersama-sama kakek-nenekmu yang sudah meninggal lebih dulu," kata Pak Loyd sambil mengulurkan tangannya.
Laura memegang tangan pak Loyd. Lalu dia merasakan dirinya terbang perlahan ke langit. Ya, dia sudah meninggal sehari yang lalu akibat kecerobohan seorang pria.
^_^
No comments:
Post a Comment