Friday, October 09, 2015

Cernak 11 Oktober 2015

Liburan Impian

oleh Benny Rhamdani


Sudah lama aku ingin liburan ke Korea. Terutama sejak aku senang mendengar lagu-lagu boyband asal Korea. Misalnya Super junior dan Big Bang.

"Lika, kenapa kamu suka lagu Korea? lagu Indonesia kan bagus-bagus," kata Wening teman seklasku saat main ke rumah. Dia kaget melihat kamarku yang penuh poster artis korea.

"Bosan sama lagu Indonesia," kataku sambil menari ala girlband Korea.

Aku tidak cuman suka lagu Korea, juga drama korea. Sampai-sampai Ibu marah karena aku nonton terus. "Kamu hanya boleh nonton hari Minggu saja," kata Ibu.

Padahal nilai-nilai rapotku tidak pernah turun lho gara-gara lagu dan drama Korea. Malah aku semangat belajar. Sampai satu hari Ayah berkata,"Kalau tahun ini kamu juara kelas lagi, Ayah akan ajak kamu liburan ke Korea."

Wuah, siapa yang tidak senang? Aku jadi tambah semangat belajar di kelas dan di rumah. Teman-temanku malah kebingungan karena aku tidak mau main lagi sama mereka. 

"Kamu kenapa tidak mau main ke rumahku lagi? Ibumu melarang?" tanya wening.

"Nggak. Aku ingin juara kelas lagi."

"Tapi setiap semester kamu memang juara kelas."

"Soalnya kali ini Ayah akan mengajakku ke Korea kalau berhasil juara kelas," kataku.

Ayah pun mengajak aku ke kantor Imigrasi membuat paspor. Ayah dan Ibu sudah punya karena mereka sering dinas ke luar negeri. Rasanya senang ketika seminggu kemudian melihat paspor itu jadi. Yiay, tinggal selangkah lagi aku ke Korea.

UAS tinggal sebulan lagi, aku makin rajin belajar. Kadang aku sampai larut malam. Sampai-sampai Ibu menegurku. "Sudah malam, jangan belajar terus. Waktunya istirahat," kata Ibu.

Aku tersenyum. Ibu lain susah payah menyuriuh anak lainnya belajar, Ibu malah memintaku berhenti belajar. tapi aku menuruti kata Ibu. Aku pun istirahat.

Waktu berlalu, aku pun menghadapi UAS. Aku tidak terlalu takut, karena sudah menyiapkan segalanya. Soal-soal dapat kujawab dengan mudah. 

Malam di hari UAS, di meja makan Ayah mengejutkanku di meja makan. "Ayah sudah urus tiket dan visa untuk kita bertiga liburan ke Korea," kata Ayah.

Ibu tersenyum. Padahal belum ada pembagian rapot. Sepertinya Ayah dan Ibu yakin aku bisa jadi juara kelas lagi.

"Begitu visa selesai, lalu liburan tiba, kita akan berangkat ke Korea," kata Ayah.

Mengetahui hal itu aku langsung mengabarkan ke Wening. Dia takjub dengar kabar dariku. Sampai kemudian Ayah mengabarkan visa sudah beres. Lalu hari pengambilan rapot tiba. Dan aku juara kelas!

"Tiga hari kita berangkat," kata Ibu.

Malamnya aku tak bisa tidur. Kuputar lagu-lagu Korea kesukaanku. Sampai aku terbangun esok paginya. Tapi ... kok? Kenapa aku demam ya? Ah, jangan sakit! Aku berusaha tak kelihatan sakit. Tapi Ibu melihatnya.

"Mukamu pucat," kata Ibu sambil memegang keningku. "Panas sekali. Kamu harus istirahat dan makan sup ayam."

Aku berusaha menghabiskan sup ayam buatan Ibu. Malamnya, aku tidak cuman demam. rasanya ada yang lain di wajahku.

"Lika, kamu kena cacar," kata Ibu.


Oh, aku jadi ingat Dimas yang kena cacar saat UAS. Apakah aku tertular darinya? Dan betul saja, keesokan harinya muka dan tubuhku penuh bintik-bintik. Agak gatal.

"Kita tidak akan diijinkan naik pesawat kalau cacar. Sedangkan cacar baru hilang sekitar satu minggu," kata Ibu.

Aku tertunduk kelu. Jadi aku tidak bisa ke Korea?

No comments: