Friday, June 03, 2016

Hore, 5 Juni 2016

Tradisi Sahur di Berbagai Negara



Bulan puasa sudah tiba. Sudahkah kalian siap mengikuti puasa? Sebelum berpuasa pada siang harinya, kita dianjurkan sahur lho. Tidak cuma yang berpuasa di Indonesia, juga di luar negeri. Seperti apa ya?

» Sahur ala Maroko

Saat sahur, warga muslim Maroko memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan ringan, seperti oatmeal, yogurt, croissant, kurma, dan roti. Untuk minumannya mereka menghidangkan kopi, susu, dan teh mint. Cukup sederhana, tapi ketika waktu berbuka, umat muslim di Maroko cenderung menyajikan makanan yang lezat. Kurma selalu muncul bersama beragam jus, susu, kopi dan teh. Selain itu, orang-orang di sana makan sup khas Maroko yang disebut Hareera, bersama kue pastry madu Maroko yang disebut Shabakia. Hareera adalah sup berbasis tomat, yang merupakan menu berbuka harian selama Ramadan berlangsung.

» Mousaheratis, Irak dan Palestina

Sebenarnya, pada intinya, kegiatan sahur ini hampir menyerupai tradisi membangunkan sahur lainya. Namun, sayangnya, tradisi ini sudah hampir punah di Irak. Hanya beberapa yang mencoba mempertahankan tradisi ini.

Di masa lalu, masing-masing kampung memiliki mousaherati sendiri-sendiri. Biasanya anak-anak menyebutnya dengan jeritan kebahagiaan, tapi sekarang malah sebaliknya, masyarakat seperti enggan melakukannya lagi karena ketidakamanan situasi Irak belakangan ini.

Hal serupa dialami Palestina. Negara yang tengah dilanda konfl ik peperangan untuk kesekian kalinya dengan Israel ini juga memiliki tradisi membangunkan sahur yang unik. Biasanya sekelompok pemuda Palestina akan mengenakan pakaian tradisional setempat dan berkeliling menyusuri jalanjalan, mulai dari jalanan kota, masuk ke gang-gang kecil, hingga sudut-sudut permukiman warga sambil berteriak membangunkan sahur untuk kaum muslim di wilayahnya.

Selain berteriak, terkadang mereka membunyikan suara-suara bising, seperti kaleng, besi, ember, dan berbagai macam alat yang dapat mengeluarkan suara keras. Dahulu, tradisi ini pernah dilarang Israel yang menduduki Jerusalem, dan banyak pemuda yang ditangkap ketika menjalankan tradisi ini. Tetapi, geliat pelestarian tradisi ini kembali dihidupkan walaupun skalanya terhitung kecil.

» Tradisi Pukul Beduk, Turki

Di saat sahur di bulan Ramadan pun Turki memiliki tradisi unik untuk membangunkan orang sahur, yaitu dengan cara menggelar tradisi pukul beduk di lingkup permukiman sampai jalan kota.
Dengan adanya tradisi ini, warga Turki tak perlu khawatir tertinggal waktu sahur. Suara meriah dari tabuhan beduk yang dimainkan sekelompok pria ini memang terhitung bising, tapi bertujuan agar umat Islam bangun untuk sahur. Tradisi ini sudah berlangsung lama di negara ini. Jika berkunjung ke Turki, Anda akan menemukan suasana malam dini hari di bulan Ramadan terasa ramai dan sangat menarik untuk diamati.


» Mengetuk Pintu, Arab Saudi

Tradisi yang populer sejak 1.400 tahun silam ini merupakan tradisi membangunkan orang untuk sahur. Tradisi ini ditandai dengan arakarakan sejumlah pria menabuh gendang dan mengalunkan lagu-lagu klasik khas Arab sembari meneriakkan, “Ayo bangun sahur!”

Sambil berkeliling kampung, pria-pria itu juga suka mengetuk pintu-pintu rumah di sekitar tempat tinggalnya hanya untuk membangunkan atau mengingatkan jika waktu sahur tiba. Jika pemilik rumah tak bangun, mereka tak berhenti membangunkan atau menghentikan tabuhan gendang dan alunan lagu-lagu sampai pemilik rumah tersebut benar-benar bangun.

» Lodra, Albania


Setiap datang Ramadan, mereka akan menggelar kesenian yang dinamakan Lodra. Kesenian ini mirip dengan tradisi memukul beduk di Nusantara. Yang membedakan, kesenian beduk Lodra Albania ini menggunakan dua buah tabung yang masing-masing menggunakan kulit kambing dan domba. Alat pemukulnya menggunakan dua buah stik yang berbeda sehingga menghasilkan dua jenis suara yang berbeda pula.
Hal tersebut yang membuat beduk Albania ini khas dibanding beduk di negara kita. Lodra akan dikombinasikan dengan perkusi serta alat tiup lainnya sehingga Lodra mirip dengan iringan musik marching band. Biasanya Lodra beserta alat musik pelengkapnya ini kerap digunakan untuk mengiringi saat sahur (syfyr) atau berbuka puasa

No comments: