Friday, June 29, 2007

Cernak, BP 1 Juli 2007


Catatan Kecil

Oleh Benny Rhamdani

Rini baru akan masuk ke kamarnya ketika melihat secarik kertas kecil menempel di pintu kamar.

“Kamu ngambil kalkulator dari kamarku ya?! Tolong kembalikan lagi ke kamar ya!”

Rini membaca coretan di kertas itu. Jelas itu tulisan Kak Gaby. Rini langsung mencabut ketas itu. Ia lalu masuk ke kamar dan menuju meja belajarnya. Ditulisnya sebaris kalimat di balik kertas kecil itu.

“Aku tidak mengambil!”

Rini mengambil selotip, memotongnya lalu bergegas ke pintu kamar Kak gaby. Kertas bersisi pesan darinya ditempelkan di pintu kamar itu. Dengan perasaan kesal rini buru-buru kembali ke kamarnya.

Huh! Selalu begitu! Kalau ada apa-apa yang hilang di kamar kak gaby, pasti yang dituduh selalu Rini. Padahal di rumah ini kan banyak orang. Ada Mama, Papa, Kak Julian, Kak Fandi.

Rini kemudian mengambil secarik kertas lagi yang kemduian dibagi dua. Keduanya ditulis kalimat yang sama.

“Yang ngambil kalkulator Kak Gaby harap kembalikan! Biar aku nggak kena tuduh!”

Rini menempel masing-masing kertas di pintu kamar Kak Julian dan Kak Fandy. Setelah beres, Rini masuk ke kamar. Siang hari begini rumah kosong. Mama dan Papa bekerja. Kak Gaby masih kuliah. Kak Julian dan Kak Fandy biasanya les atau basket setelah pulang sekolah. Hanya ada Bik Sum di dapur.

Setelah membaca satu komik terbaru, mata Rini terpejam. Sore hari Rini terbangun karena mulai mendengar suara musik keras dari kamar Kak Julian. Sementara di luar terdengar suara motor Kak Fandy yang tengah diperbaiki.

“Aduh berisik banget!” kata Rini sambil ke luar kamar. Saat menutup pintu dia melihat ada kertas lagi yang menempel di sana. Kali ini bukan cuma satu.

“Aku tidak mengambil!”

Dari tulisannya, Rini langsung tahu itu tulisan Kak Julian.

“Aku juga!”

Yang ini tulisan Kak Fandi.

“Terus siapa dong?”

Kok ada tulisan Kak Gaby. Berarti sudah pulang semua! Rini mencabut semua kertas yang mengotori pintu kamarnya. Dia ke kamar dan menyobek kertas dari bukunya. Sebenarnya Mama melarang rini menyobek kertas dari buku, tapi saat ini Rini sedang kesal. Dia ingin menulis catatan bukan di kertas kecil, tapi di selembar kertas buku.

“Maaf, ya! Pintu kamarku bukan papan tempel pengumuman!”

Rini menulis pesan itu di tiga kertas yang berbeda. Kertas itu kemudian ditempelkan di pintu kamar tiga kakaknya. Karena merasa gerah, Rini langsung mandi sore.

Mata Rini langsung terbelalak ketika setelah mandi hendak masuk ke kamar. Ada kertas baru yang menempel di pintunya lagi.

“Maaf, aku tempel lagi. Ternyata kalkulatornya ngumpet di laci meja belajarku!”

Rini mengembuskan napasnya kesal. Ia mencabut kertas itu lalu menuju kamar kak gaby. Dibukanya pintu kamar Kak Gaby tanpa mengetuk lebih dulu. Dilihatnya Kak Gaby tengah membaca buku.

“Kak Gaby, apa-apaan sih! Nempel-nempel kertas catatan di pintu kamar. Memangnya nggak bisa ngomong?!” tanya Rini.

Kak Gaby hanya memandang.

“Kata Mama, kalau ada apa-apa kita harus bicarakan baik-baik. Jangan biasakan menempel pesan agar tidak ada salah pengertian,” tambah Rini kesal.

Kak gaby hanya tersenyum.

“Kok malah tersenyum?” tanya Rini.

Kak Gaby mengambil selembar kertas lalu menulis di sana. Kak Gaby kemudian menyodorkan kertas catatan itu.

“Maaf, kakak belum bisa ngomong. Tadi habis operasi gigi.”

Gaby membacanya. Dia lantas tersipu.

“Maaf ya kak. Rini nggak tahu!”

Rini buru-buru menulis di balik kertas yang baru dibacanya.

“Kak gaby bukannya nggak bisa dengar. Cuma belum bisa ngomong. Jadi kamu ngomong aja.”

Begitu catatan Kak Gaby.

Rini langsung menepuk dahinya. “Oh iya…. Maaf ya, Kak Gaby. Rini nggak tahu Kak Gaby lagi nggak bisa ngomong,” ucap Rini. Karena tak ingin mengganggu Kak Gaby yang tengah istirahat, Rini kembali ke kamarnya. Tapi lagi-lagi matanya terbelalak ketika melihat pintu kamarnya.

“Kak Gaby lagi nggak bisa ngomong. Baru operasi gigi. Jangan diganggu!”

Ada dua kertas dengan isi pesan yang sama. Satu tulisan Kak Julian, satunya lagi Kak Fandi.

Uuuuh, menyebalkan! Rini buru-buru masuk ke kamar. Lalu menulis di secarik kertas.

“Yang bisa ngomong jangan menempel kertas pesan di pintu kamarku!”

Rini menempel kertas itu karena tak mau lagi ada yang mengotori pintu kamarnya!

^-^

No comments: