Friday, August 22, 2008

CERNAK, 24 Agustus 2008


Selendang Princess Aziza


Princess Aziza sedang bermain di taman istana. Tiba-tiba matanya melihat sehelai selendang melayang-layang di udara. Princess Aziza mengejar selendang itu.

“Princess Aziza, hati-hatilah. Jangan dikejar selendangnya,” kata dayang-dayang.

Princess Aziza tak mendengarnya. Dia terus mengejar selendang yang terus melayang denga cepat. Dayang-dayang yang ikut mengejar Princess Aziza sampai tertinggal di belakang.

Princess Aziza tak lelah mengejarnya. Padahal selendang itu sudah terbang melayang jauh di luar istana. Bahkan sampai jauh dari istana. Selendang itu baru turun dari awang-awang setelah benar-benar jauh.

Princess Aziza mengambil selendang itu.

“Wah, indah sekali selendang ini,” kata Princess Aziza sambil memandang selendang yang bersulam benang indah itu. Princess Aziza senang sekali dengan sulaman berbentuk bunga di atas selndang.

“Benangnya lembut sekali,” kata Princess Aziza sambil menempelkan selendang itu ke pipinya.

“Ah! Aku dimana ini?” Tiba-tiba Princess Aziza tersadar dengan keberadaan dirinya. Dia berada di daerah yang sama sekali tak dikenalnya.

Princess Aziza pun berjalan menyelusuri jalan setapak. Di tengah jalan dia bertemu dengan seorang ibu yang tengah menangis.

“Mengapa ibu menangis?” tanya Princess Aziza.

“Anakku tercebur ke sumur. Aku tidak tahu bagaimana cara menolongnya,” kata ibu itu.

Princess Aziza pun segera membantu si Ibu menolong anaknya yang masuk ke sumur. Untung selendang itu panjang. Princess Aziza pun berhasil menyelamatkan anak kecil itu dengan selendangnya.

“Terimakasih telah menolong kami,” kata Ibu itu haru karena bisa berkumpul kembali dengan anaknya.

Princess Aziza pun melanjutkan perjalanan pulang. Tapi di tengah jalan Princess Aziza bertemu seorang lelaki tua tengah bersedih. Di dekat lelaki tua itu berantakan kayu-kayu bakar.

“Mengapa bapak bersedih?” tanya Princess Aziza.

“Pikul kayu untuk mengangkat kayu bakarku patah. Aku tak bisa mengnagkut kayu bakar ini pulang. Semuanya berserakkan,” kata si bapak.

Princess Aziza kemudian membantu mengumpulkan kayu bakar itu. Dia emudian mengikatnya dengan selendang itu. Untung selendangnya kuat.

“Mari aku antar sampai ke ruamh,” kata Princess Aziza.

Bapak itu mengangkat kayu bakar yang sudah diikat selendang. Princess Aziza menemaninya sampai ke rumah. Bapak tua itu sangat berterima kasih dengan kebaikan Princess Aziza.

Princess Aziza pun melanjutkan perjalannnya hingga akhirnya sampai di istana sebelum sore tiba. Herannya, Princess Aziza tak melihat seorang pun mencemaskan dirinya.

Princess Aziza bertambah heran karena ternyata istananya kedatangan seorang pangeran tampan dari negeri seberang. Namanya Pangeran Hensom.

“Putriku, hari ini Pangeran Hensom akan meminangmu. Pangeran Hensom terpukau dengan kebaikan hatimu,” kata Raja Jugal, ayahanda Princess Aziza.

“Bagaimana dia tahu kebaikanku?” tanya Princess Aziza.

“Dari selendang ajaib yang kau bawa itu,” kata Raja Jugal.

Selendang di tangan Princess Aziza ternyata sudah berubah. Di atas selendang itu tergambarkan kebaikan yang telah dilakukan Princess Aziza sepanjang perjalanan pulang tadi.

Oh rupanya itu selendang ajaib!

“Bagaimana, putriku? Pakah kamu akan menerima pinangan Pangeran Hensom?” tanya Raja Jugal.

“Hmm … gimana ya? Aku pikir-pikir dulu ya!” kata Princess Aziza sambil tersenyum dan berlari ke kamarnya karena malu.

Menurut kalian, Princess Aziza mau tidak sih menikah dengan Pangeran Hensom?


^-^

4 comments:

Shafira Anindia said...

waah, rame jg crtanya.
btw blm jls bngt princess-nya org mn?...he...he
ntar aq bl bukunya ah,....

nunik said...

Tergantung!

Kalo Pangeran Hensomnya bener2 handsome, jangankan Princess Aziza, aku aja mau kok. Huehehehe...

Benny Rhamdani said...

to Fira : Princessnya dari negeri fantasy. Jadi bebas buat dibayangin sama pembaca kok.

Benny Rhamdani said...

to Nunik:
Iiiihhhh ... kok mau sih?