Friday, May 29, 2009

Hore, 31 Mei 2008

Gorila, si Mamalia Pintar

Kalian pernah melihat hewan gorila? Di Indonesia memang hanya bisa kita lihat di kebun binatang besar, sebab hewan ini bukan asli dari Indonesia. tapi kita bisa melihatnya di televisi.

Gorila adalah jenis primata yang terbesar. Makanan gorila terdiri dari sayur-sayuran, walaupun kadang juga makan serangga. Karena itu gorila dapat digolongkan sebagai binatang omnivora. Gorila berasal dari hutan tropis di Afrika. Sebesar 97-98% DNA gorila identik dengan DNA manusia. Gorila adalah spesies kedua setelah simpanse yang terdekat dengan manusia.

Binatang Pemalu


Dibandingkan bentuk tubuh manusia, gorilla mempunyai tangan dan kaki yang panjang, dimana tangannya lebih panjang dari kaki. Dada gorila besar dan sebagian besar tubuhnya berbulu, kecuali jari-jemari, wajah, ketiak, telapak kaki dan telapak tangan. Kepala gorila besar, matanya kecil dan berwarna kecoklatan. Gorila tidak mempunyai ekor. Setiap ekor gorila mempunyai hidung yang unik, seperti manusia yang mempunyai sidik jari yang unik. Gigi gorila dewasa berjumlah 32. Panca indra gorila hampir serupa dengan manusia. Tubuh gorila jantan hampir dua kali besarnya dibandingkan gorila betina.



Gorila kebanyakan makan tumbuh-tumbuhan. Setiap hari gorila butuh sekitar 25 kilogram makanan yang teriri dari daun-daunan, bunga-bungan, biji-bijian, batang dan tangkai pohon, dan kuncup bunga. Kadang-kadang, gorila juga makan semut dan sejenis rayap. Karen mendapat cairan cukup dari makanannya, gorila sangat jarang minum.

Gorila adalah binatang yang mempunyai intelijen tinggi. Beberapa penyelidikan menunjukkan bahwa gorila bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa sandi. Contohnya adalah gorila Koko dan Michael.

Gorila adalah binatang yang pemalu dan sosial. Gorila biasanya hidup di dalam keluarga yang terdiri dar 6 sampai 7 gorila. Suatu keluarga gorila terdiri dari dominan gorila (sering juga disebut ‘silverback’ gorila, karena punggungnya yang berwarna keperakan), dua atau lebih gorila betina dan sisanya anak-anak gorila. Bila anak gorila dewasa, mereka biasanya pergi untuk mencari keluarga gorila yang lain.

Setiap malam sebelum tidur, gorila membuat sarang tempat tidur yang terdiri dari daun-daunan, tangkai, ataupun rumput. Ilmuwan yang mempelajari gorila dengan gampang bisa menduga jumlah anggota keluarga gorila dengan menghitung jumlah sarang tempat tidurnya. Gorila bisa hidup sampai 50 tahun di kebun binatang. Di alam liar, gorila biasanya mencapai usai 35 tahun. Gorila bisa melakukan reproduksi saat berusia 10-12 tahun. Gorila betina mengandung sekitar 8 sampai 9.5 bulan dan bisa melahirkan tiga gorila selama hidupnya. Bayi gorila bisa merangkak di usai sekitar 2 bulan dan bisa jalan di usai 9 bulan (jauh lebih awal dari bayi manusia).


Ilmuwan memperkirakan ada tinggal sekitar 50.000 gorila di alam liar Afrika. Sebagian besar dari dari jumlah ini adalah gorila dataran barat. Gorila dataran timur hanya tinggal sekitar 2500. Gorila gunung berjumlah 600 ekor dan berada dalam ancaman kepunahan.


Koko Memelihara Kucing


Koko adalah seekor gorila betina peliharaan yang telah menyesuaikan diri dengan manusia dan dilatih oleh Dr Francine "Penny" Patterson serta para ilmuwan lainnya. Dia bisa berbicara menggunakan lebih dari 1.000 isyarat berdasarkan American Sign Language dan memahami kurang lebih 2.000 kata dalam bahasa Inggris.

Koko adalah singkatan dari Hanabi-Ko, yang dalam bahasa Jepang berarti "anak kembang api" . Beberapa ilmuwan menegaskan bahwa Koko mampu menggunakan bahasa isyarat dan tindakannya senantiasa sesuai dengan apa yang dikatakannya dalam bahasa isyarat itu. Koko sudah dilatih sejak berusia satu tahun.

Masalah lain yang juga dikemukakan tentang kemampuan Koko dalam menyampaikan apa yang dipikirkannya melalui bahasa isyarat adalah bahwa penafsiran percakapan si gorila tergantung kepada pelatihnya, yang mungkin saja menganggap suatu rangkaian isyarat yang mustahil sebagai sesuatu yang bermakna. Namun, Dr. Patterson mencatat bahwa Koko mampu menciptakan isyarat baru untuk menyampaikan suatu pemikiran baru. Sebagai contoh, tak seorang pun mengajarkan kata "cincin" kepada Koko. Oleh karena itu, untuk merujuk "cincin", ia merangkai kata "jari" dan kata "gelang" hingga menjadi "gelang jari".

Kera-kera terkenal lainnya yang juga mampu berbahasa isyarat termasuk simpanse bernama Nim Chimpsky dan orang utan bernama Chantek. Gorila dan bonobo (salah satu spesies simpanse) cukup terbiasa menggunakan sejenis komunikasi, sementara simpanse biasa dan orang utan cenderung lebih menguasai kemampuan fisik, termasuk berayun-ayun dari satu dahan ke dahan lain.



Meskipun bukan merupakan hal istimewa, Koko adalah salah seekor dari sedikit makhluk bukan-manusia yang memelihara hewan peliharaan dari spesies lain. Ia telah memelihara beberapa ekor kucing selama bertahun-tahun. Hubungan Koko dengan All Ball ditampilkan dalam buku terbitan tahun 1987 yang berjudul Koko's Kitten yang ditulis oleh Dr Patterson.

(ben)

No comments: