Thursday, June 25, 2009

Cernak, 28 Juni 2009


Senyum Princess Chawla


oleh Benny Rhamdani


Suatu hari Princess Chawla sakit gigi. Padahal Princess Chawla selalu membersihkan giginya setiap habis makan dan sebelum tidur.


“Mengapa gigiku masih sakit juga, ya?” gumam Princess Chawla sambil menahan rasa sakitnya.


Princess Chawla belum memberitahukan sakitnya kepada siapa pun pada pagi harinya. Namun, karena saat sarapan dia tidak menyentuh makanannya, Ratu pun keheranan.


“Mengapa kamu tidak makan sarapanmu, puteriku?” tanya Ratu.


“Aku belum lapar,” jawab Princess Noura.


“Kalau begitu minumlah jus yang sudah dibuat agar kamu tidak lemas,” saran Ratu.


Princess Chawla pun meneguk jus buah yang disediakan. Keningnya berkerut ketika sedikit rasa masam mengenai gigi yang sakit.


“Apakah jusnya terlalu masam?” tanya Ratu melihat ekspresi Princess Chawla.


“Tidak. Tetap enak seperti biasanya,” jawab Princess Chawla sambil memaksa tersenyum.


Princess Chawla kemudian kembali ke kamar. Dia berusaha menahan rasa sakit giginya yang terus datang. Tidak biasanya Princess Chwala mengurung diri di kamar pada pagi hari. Hal ini membuat Ratu curiga.


Ratu pun memasuki kamar Princess Chawla. Dia mendapatkan puterinya sedang menahan sakit gigi hingga menitikkan air matanya.


“Puteriku, apakah gigimu sakit?” tanya Ratu.


Princess Chawla hanya sanggup mengangguk.


Ratu pun segera memanggil tabib gigi untuk memeriksanya. Ternyata hasilnya sungguh mengejutkan.


“Ada gigi geraham yang tumbuh melintang. Jika dibiarkan akan merusak gigi di sebelahnya. Jalan satu-satunya harus mencabut gigi itu,” kata Tabib Gigi.


“Jika dicabut, berarti nanti geraham Princess Chawla akan ompong selamanya ya?” tanya Ratu.


Princess Chawla kaget campur bingung. Dia tidak pernah membayangkan giginya ompong di saat masih belia.


“Iya. Tapi akan kubuatkan gigi palsu untuk menggantikannya. Kuyakin bentuk giginya akan sebagus gigi asli,” kata Tabib Gigi.


Karena Princess Chawla tak kuat lagi menahan sakit ggiginya, maka dia menuruti saran Tabib Gigi. Setelah diberi ramuan penghilang rasa sakit, keesokan harinya Tabib Gigi mencabut gigi geraham Princess Chawla.


Hal pertama yang dilakukan Princess Chawla ketika selesai dicabut giginya adalah bercermin. Di memerhatikan geliginya dari cermin.


“Ternyata orang tidak bisa melihat gigiku ompong jika tidak dari dekat,” kata Princess Chawla yang sudah tidak sakit gigi lagi.


“Soalnya gigi yang dicabut letaknya di bagian belakang,” kata Tabib Gigi.


Meskipun demikian, Princess Chawla masih enggan bertemu banyak orang. Dia juga malas membuka mulutnya karena khawatir orang tahu giginya ompong. Setelah beberapa hari kemudian gigi palsunya jadi dan terpasang, Princess Chawla barulah mau ke luar istana.


Seperti biasa di akhir pekan Princess Chawla mengadakan aksi bakti sosial. Kali ini, Princess Chawla akan mengunjungi sebuah panti khusus penyandang cacat. Bersama rombongannya, Princess Chawla membawa hadiah untuk penghuni panti.


Di dalam panti terdapat puluhan orang cacat. Sebagian ada yang sejak lahir tapi ditelantarkan orang tuanya, ada pula yang karena korban perang, dan juga bencana alam lalu tak punya keluarga lagi.


Di salah satu sudut panti, Princess Noura melihat seorang anak lelaki sedang asyik melukis. Kakinya cacat di sebelah kanannya.


“Wah, lukisanmu bagus sekali. Siapa namamu?” tanya Princess Chawla.


“Munna,” kata anak lelaki itu.


“Apakah hobimu memang melukis?” tanya Princess Chawla.


“Sebenarnya aku lebih suka main bola,” jawab Munna.


“Bagaimana caranya?” tanya Princess Chawla.


Munna kemudian mengambil kaki palsunya. Dia mengenakannya, lalu bersikap seperti sedang tidak buntung sebelah kakinya. Munna pun mengajak beberapa temannya bermain di lapangan. Beberapa ada yang tidak punya tangan sebelah, hilang pendengar, dan cacat tubuh lainnya. Mereka sangat riang ketika bermain, melupakan kecacatan mereka.


Princess Chawla tersenyum melihat keriangan mereka. Setelah acara membagikan hadiah, Princess Chawla langsung pulang ke istana. Dia pun menemui Tabib Gigi.


“Tabib Gigi, mulai hari ini aku tak keberatan tidak memakai gigi palsuku,” kata Princess Chawla.


“Mengapa demikian, Princess Chawla? Apakah gigi palsu yang kubuat kurang nyaman dipakai?” tanya Tabib Gigi.


“Bukan itu. Sekarang aku sudah mengerti mengapa kemarin aku sakit gigi. Gigi-gigiku memberi tahu ada gigi yang salah tumbuhnya. Jika tidak sakit, mungkin aku tidak tahu ada gigiku yang rusak. Nah, ketika dicabut harusnya aku tidak sedih atau takut karena ompong. Banyak di dunia ini orang yang kehilangan anggota tubuhnya, tapi mereka masih bisa riang gembira. Jadi mestinya aku tidak perlu bingung jika ompong,” kata Princess Chawla.


“Baiklah aku mengerti, Princess Chawla. Tapi gigi palsu yang kubuat itu bukan dimaksudkan hanya untuk menutupi kekurangan. Gigi palsu itu memang harus dipasang agar geligi di dekatnya dan di atasnya tetap terjaga dengan baik,” jelas Tabib Gigi.


“Oh, begitu,” kata Princess Chawla sambil manggut-manggut.


Sejak saat itu Princess Chawla tak pernah lagi memasalahkan giginya. Dia tetap tersenyum tulus walaupun dengan gigi palsunya. Bahkan saat gigi palsunya harus dilepas, dia tetap tersenyum tulus. Karena senyumnya yang tulus, semua bisa merasakan keindahan senyum Princess Chawla.


^-^



No comments: