Friday, July 02, 2010

CERNAK, 4 Juli 2010


Jago Layang-Layang

oleh Benny Rhamdani



Hari gini nggak bisa menaikkan layangan?

Itulah yang dialami Gilang. Sebenarnya ia sudah lama ingin main layangan. Setiap berdiri di balkon kamarnya, Gilang sering melihat aneka jenis layangan melayang-layang. Ada yang melayang tenang, ada juga yang beradu. Senangnya melihat layangan beradu.

Tiga hari lalu Gilang membeli layangan dan benang gelasan. Gilang minta penjual layangan untuk sekalian memasangkan tali kama, karena Gilang tidak mengerti. Begitu sampai rumah, Gilang langsung berusaha menerbangkannya. Tapi layangannya tidak mau terbang tinggi. Sekalinya terbang, langsung menukik, lalu nyangkut di pohon bugenvil mama.

“Kalau main layangan jangan di samping rumah. Coba bermain dengan teman-temanmu di lapangan,” saran Mama kemudian.

Bermain layangan ke lapangan? Hm, mana berani!

Gilang memang tidak berani ke lapangan. Sebabnya, Gilang tahu Rizal selalu bermain di lapangan. Dan Gilang tidak ingin bertemu Rizal di sana! Kenapa?

Seminggu lalu Rizal ketahuan mencontek saat ulangan. Bu Heni langsung menghukum Rizal. Mendapat hukuman itu, Rizal langsung marah-marah kepada Gialang. Menurut Rizal, Gilang yang menyebabkan dia kethuan mencontek.

“Kamu terus batuk-batuk, jadi Bu Heni melihat ke arahku,” kata Rizal yang duduk di belakang bangku Gilang.

“Aku batuk karena tenggorokanku gatal. Bukan memberitahu Bu Heni,” sangkal Gilang.

“Aku tidak mau tahu. Pokoknya, kalau aku bertemu denganmu di luar sekolah, kamu akan kupukul!” ancam Rizal.

Tentu saja Gilang takut. Tubuh Rizal lebih besar darinya. Bahkan di kelas, tubuh Rizal paling besar. Harusnya Rizal sudah SMP, tapi dia pernah tidak naik kelas dua kali.

“GILANG! GILANG!” panggil Mama.

Gilang tersentaj dari lamunannya. Dia turun ke ruang tamu menemui Mama.

“Ada temanmu datang, ngajak main layangan. Pergilah. Jangan main di kamar saja,” jelas Mama.

Gilang ke luar rumah. Andri dan Jojo datang mengajaknya bermain.

“Aku pernah melihjatmu membeli layangan, tapi kamu tidak pernah memainkannya. Ayo kita ke lapangan!” ajak Andri.

Gilang ragu-ragu.

“Kamu takut sama Rizal? Tenang saja, ada kami berdua,” tambah Jojo yang suka latihan karate.

Gilang mengangguk. Ia jadi percaya diri kalau pergi ditemani dua teman seklasnya itu. Gilang segera mengambil layangan dan benang gelasan, lalu pergi ke lapangan bersama dua sahabatnya.

Untungnya, Jojo dan Andri tidak menertawakan Gilang ketika tahu Gilang belum bisa menerbangkan layangan. Mereka mengajarkan dari mulai mencari arah angin, kemudian menerbangkannya perlahan. Bahkan Jojo pun mengajarkan kapan layangan harus ditarik atau diulur.

Dalam satu jam Gilang berhasil memainkan sendiri layangan miliknya. Layangannya melayanga gagah bersama layangan Jojo dan Andri.

“Hei, pengadu! Rupanya berani juga datang ke sini?!”

Gilang kaget karena sedang asyik bermain layangan. Dia menoleh. Ternyata di belakangany sudah berdiri Rizal sambil bertolak pinggang. Dia juga membawa layangan dan benang gelasan.

“Tentu saja. Ini tempat umum,” Jojo yang menyahut.

Rizal melihat Jojo dan Andri. Rupanya mereka sekarang bertiga. Jelas Rizal tak berani mengajak Gilang berkelahi. Rizal pun pergi.

Tak lama kemudian sebuah layangan mendekati layangan Jojo, Andri dan Gilang. Layangan itu langsung menyambar layangan Jojo. Tus! Layangan Jojo putus.

“Siapa yang mengadu layanganku?” teriak Jojo kesal.

“Sepertinya itu layangan Rizal,” kata Gilang.

“Biar aku lawan,” kata Andri. Tapi layangan Andri juga kalah.

Kali ini layangan Rizal mengarah ke layangan Gilang. Jojo langsung berlari menemui Rizal. Ternyata benar, itu layngan Rizal.

“Jangan mengadu dengan Gilang. Dia baru bisa bermain layangan,” teriak Jojo.

“Aku nggak peduli. Kalau memang takut, jangan main layangan di sini. Aku tidak takut meski kalian berdua membantunya mengadu layangan,” kata Rizal.

“Baiklah kalau begitu. Tapi berjanji, kalau kamu kalah, jangan menganggu Gilang lagi,” ujar Jojo.

“Ya, aku janji!”

Jojo langsung kembali menemui Gilang yang mulai berkeringat. “Ayo, Gilang! Kamu harus lawan layangan Rizal. Dia janji tidak akan mengganggumu lagi kalau kalah,” kata Jojo.

Gilang jadi bersemangat.

“Ayo, lawan! Tarik! Ulur! Ya, tarik….!” Teriak Jojo dan Andri bersamaan.

TUS!

Layangan siapa yang putus?

“Horeee! Gilang menang!” sorak Andri dan Jojo. Dari kejauhan mereka melihat muka Rizal yang kesal karena kalah.

Bagaimana perasaan Gilang?

Tentunya senang. Pertama bisa menerbangkan layngan, dia langsung menang mengadu layangan dengan Rizal. Dan sekarang dia tak perlu lagi takut dengan ancaman Rizal.



^-^

No comments: