Friday, January 25, 2013

Hore, 27 Januari 2013



Si Kaos Kaki


Konon, kaos kaki sudah ada sejak jaman batu. Pasti  bentuk dan desainnya beda banget dengan kaos kaki yang melekat di kaki saya saat ini. Saat itu, kaos kaki dibuat dari kulit binatang yang dililitkan di kaki.
Sebuah bukti ditemukan di mesir kuno, kaos kaki rajut sudah muncul abad 8 sebelum masehi dibuat dari rambut kusut binatang. Kaos kaki ini dipakai oleh komedian di jaman itu.

Sejarah kian bergulir  keabad pertengahan, kaos kaki berwarna muncul. Kain berwarna dililitkan dan disokong dengan ikatan elastis pada kaki. Ikatan itu diletakkan di ujung atas kaos kaki agar tak melorot.
Saat kaos kaki di abad pertengahan ini hanya digunakan oleh segelintir orang kaya raya di jaman itu.

Pada tahun 1490-an, celana pendek dan kaos kaki muncul sebagai ‘pasangan’. Keduanya kemudian muncul sebagai celana panjang ketat. Dibikin dari sutera yang berwarna, wool maupun beludru. Memasuki abad 15, rumah rajut mulai bermunculan di perancis maupun skotlandia. Hingga akhirnya tahun 1590 mesin rajut pun dibikin. Ini yang kian mendukung kaos kaki makin massal penggunaannya.

Abad 17, katun makin banyak digunakan untuk kaos kaki. Orang amerika juga menggunakan wool dan sutera. Warna kaos kakinya beragam dan menggunakan sutera yang bagus. Sebaliknya, orang yang tak begitu tajir hanya pakai wool yang warnanya kecokelatan. Begitulah, kaos kaki makin berkembang dan banyak dipakai orang. Hiasan di pergelangan kaki yang kemudian kondang dengan nama ‘clocks’.

Warna Gelap

Pada abad berikutnya, baik laki-laki maupun perempuan menggunakan kaos kaki yang terbuat dari sutera atau wool. Akhir abad 19, Victorians bersikeras agar laki-laki menggunakan kaos kaki dengan warna gelap.
 lebih-lebih setelah kematian Albert, suami dari Queen Victoria yang meninggal pada 1861. Tapi nyatanya warna gelap tak berhenti sampai di sini. Dalam revolusi desain kaos kaki, warna gelap sengaja didesain untuk kaos kaki laki-laki.

Pada tahun 1930, mesin untuk bikin kaos kaki anyar kembali. Mesin rajutan kaos kaki dibikin lebih canggih dari sebelumnya dan tak lagi dijahit bersamaan.

Julian Hill kemudian menemukan polymer 6.6. Ini adalah jenis bahan yang digunakan untuk membikin kaos kaki dengan tampilan yang menyerupai sutera. Dua tahun sesudahnya, pada 1937, Du Pont mematenkan temuan ini. Padahal perusahaan ini dikomandani oleh Wallace Carothers. Wah, terang saja Wallace marah.
dia akhirnya menutup perusahaan ini.

Synthetic fibers kemudian dikenalkan pada dunia pada World’s Fair di New York pada 1939. Menjumput inisial dari NY aluas New York, maka fiber itu dikenal sebagai “nylon”. Kaos kaki nilon pertama muncul di gerai-gerai New York pada May 15, 1940. lebih dari 72,000 pasang laris terjual pada hari pertama.


Manfaat Kaos Kaki

Salah satu fungsi kaus kaki adalah untuk menghangatkan kaki, khususnya untuk mereka yang tinggal di tempat-tempat bersuhu rendah atau bayi-bayi mungil yang masih perlu perhatian ekstra. Selain hal tersebut, masih banyak kegunaan lain dari kaus kaki. Untuk melindungi kaki agar tidak lecet selama memakai sepatu. Tapi ada juga yang memakai kaus kaki tanpa sepatu, sebagai alas kaki di rumah agar kaki tidak mudah kotor. Bagi mereka yang di masa kecilnya suka membaca atau dibacakan dongeng pasti masih ingat cerita tentang anak-anak yang menggantungkan kaus kakinya di malam-malam tertentu dengan harapan akan ada seseorang yang mengisi kaus kakinya dengan hadiah-hadiah.


Kaus kaki, baru atau lama, masih bagus atau sudah butut dan berlubang, tetap saja banyak gunanya. Kaus kaki lama bisa kita pakai untuk lap : sepatu, kaca, bahkan memoles ulang pelitur furnitur dirumah yg sudah berubah warna. Juga bisa sebagai pelindung tangan para ibu di dapur untuk mengangkat panci panas. Selain fungsi-fungsi kaus kaki yg berhubungan erat dengan kebutuhan rumah tangga, kaus kaki juga bisa menyenangkan bagi buah hati kita. Tidak percaya? coba saja ambil satu buah kaus kaki yang sudah tak terpakai, lalu gambari mata, hidung, mulut dan telinga pada bagian telapaknya dengan spidol atau cat kain. Setelah selesai, mainkan kaos kaki tersebut seperti boneka tangan. Pasti anak-anak akan terhibur dan berebut memainkannya.

Selain menyenangkan, kaus kaki juga bisa menyebalkan sekaligus membawa petaka. Seperti kaus kaki yang sudah seminggu penuh dipakai tanpa pernah dicuci, aromanya bisa membuat selera makan hilang. Hiiy!

(ben/net)

No comments: