Friday, July 21, 2017

Cernak 23 Juli 2017



Dahulu kala, ada seorang bapak yang memiliki tujuh orang anak laki-laki. la sangat menginginkan anak perempuan. Setiap malam, ia berdoa agar dikaruniai anak perempuan. Tidak lama kemudian, istrinya hamil dan melahirkan seorang anak perempuan.

Sayangnya bayi perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu si bapak agar mengambil air sumur di pinggir hutan lalu memandikan bayi perempuannya dengan air dari sumur itu.

Kemudian, si bapak menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk mengambil air itu. Namun, semua anak ingin pergi mengambil air. Mereka berIari secepat-cepatnya, masing-masing ingin lebih dulu mengambil air dari sumur.


Ketika mereka tiba di sumur, semua berebutan mengisi kendi dengan air sumur. Kendi pun akhirnya jatuh ke dalam sumur. Ketujuh anak laki-laki itu terdiam dan tidak tahu harus melakukan apa. Tak satu pun dari mereka berani pulang ke rumah.

Si bapak yang lama menunggu di rumah akhirnya hilang kesabaran. Tanpa sadar, ia mengutuk ketujuh anaknya, “Mereka pasti bermain-main. Dasar anak-anak nakal. Semoga semua anak laki-lakiku itu berubah menjadi burung gagak.”

Sesaat setelah kata itu keluar dari mulutnya, si bapak mendengar kepakan sayap burung. Si bapak keluar dan melihat tujuh ekor burung gagak hitam terbang menjauh. Si bapak menyesal karena telah mengeluarkan kata-kata kutukan. la tidak tahu bagaimana membatalkan kutukan itu.

Sementara itu, anak perempuannya akhirnya berangsur-angsur sehat dan tumbuh menjadi gadis yang cantik. Gadis itu tidak mengetahui bahwa dia mempunyai tujuh orang kakak laki-laki. Sampai suatu hari, secara tidak sengaja ia mendengar tetangganya sedang membicarakannya.

“Gadis tersebut memang sangat cantik, tetapi ia harus disalahkan karena mengakibatkan nasib buruk pada ketujuh saudaranya,” kata salah seorang tetangga.

Si gadis sedih mendengarnya dan bertanya kepada orangtuanya tentang ketujuh saudaranya. Akhirnya, orangtuanya menceritakan semua kejadian yang menimpa ketujuh saudara gadis itu. Si gadis pun bertekad akan mencari ketujuh saudaranya.

Esok harinya, si gadis diam-diam meninggakan rumah. la membawa sebuah cincin kecil milik orangtuanya, sepotong roti untuk menahan lapar, dan sedikit air untuk rnenahan haus. la berjalan terus tanpa henti.

Suatu malam, bintang fajar muncul dan memberikan sebuah tulang ayam pada si gadis. la berkata, “Kamu harus menggunakan tulang ini sebagai kunci untuk membuka gunung yang terbuat dari gelas. Di sana, kamu akan dapat menemukan saudara-saudaramu.”

Si gadis pun rnenyimpan tulang tersebut dengan hati-hati di pakaiannya dan pergi ke arah gunung yang ditunjuk oleh bintang fajar. Ketika tiba di gunung yang terbuat dari gelas, si gadis baru sadar bahwa tulang untuk membuka kunci gerbang gunung telah hilang.

Karena sangat ingin menolong ketujuh saudaranya, si gadis pun mengorbankan potongan rambutnya dan meletakkannya di depan pintu gerbang. Pintu tersebut kemudian terbuka dan si gadis dapat masuk.

Seorang kerdil menemuinya dan bertanya, “Anakku, apa yang kamu cari?”

“Saya mencari tujuh saudara saya, tujuh burung gagak,” jawab si gadis.

Si kerdil berkata, “Oh, tuan-tuanku belum pulang ke rumah. Jika kamu ingin menemuinya, silahkan masuk. Kamu boleh menunggunya di sini.”

Lalu, si kerdil menyiapkan makan siang untuk ketujuh saudara laki-laki si gadis yang telah menjadi burung gagak.

Karena sangat lapar, si gadis mengambil dan memakan sedikit makanan yang ada pada tiap-tiap piring dan minum sedikit dari tiap-tiap gelas kecil yang ada. Pada gelas yang terakhir, si gadis menjatuhkan cincin milik orangtuanya.

Tak lama kemudian, terdengar kepakan sayap burung di udara. Saat itu, si kerdil berkata, “Sekarang, tuan-tuanku sudah datang.”

Saat ketujuh burung gagak akan mulai makan, mereka menyadari bahwa seseorang telah memakan sedikit makanan dari pining mereka. “Siapa yang telah memakan makananku?” kata salah satunya.

Saat burung gagak yang terakhir memeriksa gelasnya, ia melihat sebuah cincin di dalamnya dan berkata “Diberkatilah kita, saudara perempuan kita ada di sini. Inilah saatnya kita bisa terbebas dari kutukan.”

Si gadis yang berdiri di belakang pintu mendengar perkataan mereka dan maju ke hadapan mereka. Ketujuh burung gagak Iangsung berubah kembali menjadi manusia. Mereka berpelukan dan pulang bersama ke rumah mereka dengan bahagia.

No comments: