Friday, September 06, 2013

Cernak, 8 September 2013



Kaleidoskop Impian Iris


Iris tahu persis yang ingin dibelinya di Pasar Seni Kota. Di stan  Pak Rodney , ia telah menemukan sebuah kaleidoskop yang indah . Kaleidoskop adalah alat optik yg bentuk luarnya seperti keker, dilengkapi dengan dua kaca persegi panjang yang dipasang pada lapisan dalam pada salah satu ujungnya sehingga dapat memperlihatkan pelbagai gambaran yagn indah dan simetris dari kepingan barang berwarna yang diletakkan di antaranya apabila dilihat dari ujung yg lain

"Aku tidak bisa memutuskan dengan baik- yang dengan burung atau kupu-kupu, " kata Ibu, meluruskan gambar terakhir . "Desainmu begitu kreatif. "

Iris menyeringai . "Aku berharapakan  banyak lukisan yang terjual  sehingga aku bisa membeli kaleidoskop itu. " Ibu telah berjanji untuk berbagi keuntungan dengan Iris jika dia membantu berjualan .

"Kami sudah siap , "kata Ibu sambil melangkah mundur  karena pengunjung sudah berdatangan  melihat stan mereka .

"Stan yang hebat! " kata  Pak Rodney yang mendekati stan mereka  yang penuh hiasan.

 "Terima kasih , " kata Iris ."Apakah  Bapak sudah menjual kaleidoskop yang  saya tandai? "

"Belum. Stanku sepi pengunjung. Mungkin karena tidak ada hiasan macam ini."

Orang-orang  mulai menyerbu ke pasar seni, dan banyak yang berhenti untuk mengagumi karya Ibu. Iris merasa bangga ketika mereka melihat lukisan Ibu , tapi ia berharap seseorang akan membelinya . Di seberang stan , seorang penjual  karpet,  Bu Poppy, mengagumi lukisan . Kemudian dia bertanya apakah Ibu  mau menukar lukisan  dengan barang dagangannya.

" Tentu ," jawab Ibu. "Bertukar barang adalah ide yang  bagus.”

Iris mengerutkan kening . Barter adalah ide yang buruk , pikirnya. Bagaimana dia akan mendapatkan uang untuk kaleidoskop jika orang tidak membayar secara tunai 

Saat tengah hari  Ibu behasil menjual tiga lukisan , tapi Iris berharap lebih. Tapi berapa harga persis kaleidoskop ?  Iris melihat langit yang mendung. Tak lama lagi hujan, dan pengunjung akan berhenti dating. Seua stan akan tutup. Iris memutuskan berlari ke stan Pak Rodney.

Pak Rodney sedang berbicara dengan pelanggan , tapi Iris cepat menemukan kaleidoskop yang diincarnya . Rp1.700.000. Dua kali uang yang dimilikinya. Dia melihat ke kaleidoskop  itu untuk kesekian kalinya. Guntur di kejauhan bergemuruh

Iris kembali ke stan ibunya membantu berkemas. Seorang Ibu bertanya,”Apakah saya masih bisa membeli lukisan padang rumput itu?”
Iris merunduk cepat di bawah plastik , melirik label harga , dan berteriak , " Ya ! Tujuhratus ribu rupiah! "
" Iris ! Sopan sedikit ! " Ibu marah karena Iris berteriak.
Rintik hujan mulai menimpa kanopi . Setelah membayar , ibu itu berlari ke tempat parkir bersama sisa kerumunan .

Iris mengintip dari balik bahu ibunya . "Berapa banyak yang sudah aku dapatkan?"
Ibu menghitung. Setelah mengurangi dengan biayabiaya, Iris hanya mendapat Rp.200.000. Iris mendesah . Itu tidak cukup , dan sekarang semua pengunjung telah pulang.

Iris dan Ibu  langsung mengenakan jas hujan dan menarik kursi taman ke belakang stan. Ibu kemudian  membaca novel . Iris mengeluarkan buku gambar dan spidol . Dia mencoret-coret lingkaran dan membagi mereka seperti  potongan kue . Dia dipulas pada warna yang berbeda , menciptakan pola kaleidoskop .

Tiba-tiba ia tersenyum . " Aku  pergi sebentar lagi , " kata Iris, lalu pergi lagi ke stand Pak Rodney.

“Pak Rodney, aku ingin membeli kaleideskopmu. Tapi uangku kurang,” kata Iris sambil menyodorkan uangnya.

“Kembalilah sampai kamu punya uang yang cukup.”

“Tapi aku ingin menukar sesuatu,” kata Iris sambil mengeluarkan potongan kertas warnawarni yang dibuatnya. Mirip pola warna kaleideskop.

Pak Rodney tertarik. “Kertaskertas ini bisa untuk hiasan stanku yang sepi ini,” kata Pak Rodney.

“Ya, itu yang ada dipikiranku,” ucap Iris. “Pasar seni masih tiga hari lagi.”

“Baiklah, kalau begitu aku mau dibuatkan hiasan seperti ini yang banyak.  Tapi bantu aku menggantungnya 
ya,” kata Pak Rodney. “Ini kaleidekop untukmu.”


Iris tertawa menerimanya. Kemudian dia berlari kembali ke stan ibunya. Ternyata ide bertukar barang ibunya tadi membantu memecahkan masalahnya.

OOooOO

No comments: