Friday, October 21, 2016

Cernak, 23 Oktober 2016


Dheda Dan Lima Butir Kentang



Dahulu kala, di sebuah dusun hiduplah seorang pencari kayu bakar bernama Dheda. Dia tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Mereka sangat miskin. Untuk makan sehari-hari saja mereka sering kekurangan.

Sudah seminggu ini hujan terus-menerus turun dengan lebatnya. Dheda tidak bisa pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar.

Mereka bertahan dengan persediaan makanan yang ada. Tentu saja, lama-lama persediaan mereka semakin sedikit, hingga suatu hari istri Dheda berkata, "Ayah, kita tidak punya persediaan makanan lagi. Makanan yang tersisa tinggal lima butir kentang. Itu tidak cukup untuk makan kita berlima," katanya.

"Aku tahu," kata Dheda.

“Tapi bagaimana lagi? Hujan tidak juga mau berhenti. Aku tidak bisa mencari kayu ke hutan. Bersabarlah, mudah-mudahan besok tidak hujan dan aku bisa bekerja! Biarlah persediaan terakhir kita untuk makan anak-anak saja," ujar Dheda.

Menjelang sore, ada yang mengetuk pintu rumah Dheda. Ternyata, seorang pengemis tua yang basah kuyup kehujanan. Dheda segera menyuruhnya masuk.

“Terima kasih, Tuan," kata pengemis tua.

"Saya sudah berhari-hari kehujanan. Perut saya lapar sekali. Kalau boleh, saya ingin minta makanan untuk mengganjal perut," pintanya.

Dheda terdiam. Dia kasihan sekali melihat pengemis tua itu. Tapi, mereka tidak punya persediaan makanan lagi. "Sayang sekali aku tidak memiliki sisa makanan. Kami pun sedang kekurangan makanan,” kata Dheda.

"Oh, kasihanilah saya, Tuan. Sudah tiga hari ini saya belum makan," kata pengemis.

Dheda merasa sangat iba. Dia menghampiri istrinya dan berkata, "Bu, aku kasihan melihat pengemis itu. Bagaimana kalau kita berikan saja persediaan makanan terakhir kita."

"Baiklah, Pak. Aku akan segera memasak kentangnya," kata istrinya.

Akhirnya, istri Dheda merebus kentang yang tinggal lima butir tersebut dan menghidangkannya kepada si pengemis tua. Pengemis itu memakan keempat kentangnya dan menyisakan sebutir kentang saja.

Kemudian, si pengemis itu pun berpamitan, "Terima kasih, Tuan."

"Sama-sama, Kek. Hati-hati di jalan ya, Kek," kata Dheda.

“Oh iya, tadi aku menyisakan sebutir kentang di piring. Jika nanti kalian ingin makan, iris-iris kentang itu rnenjadi lima iris! Pasti akan cukup untuk kalian berlima. Nah, selamat tinggal," kata pengemis tua.

Setelah pengemis tua itu pergi, Dheda memandangi satu butir kentang yang tersisa di piring dan berpikir, "Maria mungkin satu butir kentang ini bisa cukup untuk kami berlima?"

Namun karena penasaran, dia mengajak keluarganya untuk berkumpul dan kemudian mengiris-iris kentang itu menjadi lima iris. Ajaib! Ternyata, kelima iris kentang itu berubah menjadi lima butir kentang. Saat sebutir kentang itu diiris menjadi lima iris lagi, akan berubah menjadi lima butir kentang lagi. Demikian seterusnya.

Sejak itu, Dheda dan keluarganya tidak pernah kekurangan makanan lagi. Bahkan, persediaan makanan mereka sekarang berlimpah. Dheda membagi-bagikannya kepada tetangga-tetangga mereka yang kekurangan.

No comments: