Friday, October 16, 2009

Cernak, 18 Oktober 2009


Kucing Kesayangan Princess Raufa


oleh Benny Rhamdani


Matahari baru saja menampakkan cahayanya ketika bayi mungil lahir di istana Kerajaan Aryanshah. Baginda Raja kemudian memberinya nama Princess Raufa. Nama Raufa diambil dari salah satu asmaul husna yakni Ra’uf. Nah, arti Ra’uf adalah pengasih.


Princess Raufa tumbuh menjadi seorang puteri yang cantik. Dia sangat suka bermain dengan kucing-kucing peliharaannya/ Sayangnya, saking asyiknya, Princess Raufa kadang melupakan satu hal penting, yakni bermain dngan teman-teman sebayanya.


Suatu hari Baginda Raja meminta Princess Raufa untuk belibur di salah satu kastil milik kerajaan.


“Berliburlah di kastil kita yang ada di Lembah Pinus. Empatnya menyenangkan. Pergilah dengan dua sepupumu, Sultan dan Saras,” titah Baginda Raja.


“Tapi aku ingin membawa Salju, kucing yang paling kusayangi,” pinta Princess Raufa.


Keesokan harinya Princess Raufa berangkat menuju kastil kerajaan di Lembah Pinus. Sultan dan Saras ikut menemani. Princess Raufa hanya seidkit bicara dengan dua sepupunya.


“Salju, lihat bagus sekali pemandangan di luar,” kata Princess Raufa yang terus bercakap dengan kucing kesayangannya.


“Meong,” balas Salju.


Setelah lama melakukan perjalanan dengan kereta kencana, mereka sampai juga ke kastil yang indah di Lembah Pinus. Di sekitar kastil terdapat sebuah desa yang asri dan bersih.


“Sepertinya asyik jika kita bermain dengan anak-anak di desa ini,” kata Saras.


“Kamu saja. Aku ingin bermain dengan Salju di kamar,” kata Princes Raufa.


Karena terlalu letih di perjalanan, setelah salat zuhur dan makan siang, Princess Raufa teridur lelap. Saat bangun, Princess Raufa terkejut karena tidak menemukan Salju di dekatnya.


“Kemana Salju?” Princess Raufa bertanya bingung. Dia segera bertanya ke para pelayan. Tapi tak satu pun yang melihat. Princess Raufa kemudian menemui Sultan dan Saras yang sedang bermain di halaman.


“Apakah kalian melihat Salju? Dia tidak ada di kamarku?” tanya Princess Raufa.


“Tidak. Jangan-jangan dia kabur,” terka Sultan.


“Aduh, kasihan dia. Kalau keluar sana pasti nanti kebingungan,” Princess Raufa bersedih.


“Bagaimana kalau kita bertanya ke penduduk desa?” ajak Saras.


Mereka setuju dengan usul Saras. Mereka mendatangi rumah penduduk desa. Rupanya banyak yang sebaya dengan mereka. Ada yang bernama Neubrina, Tiar, Aga, Kamal, Hadi, Zidan …. Pokoknya banyak. Tingkah polah mereka juga macam-macam. Ada uyang lucu, penakut, gampang latah.


Sampai menjelang magrib, tak satu pun yang menemukan Salju.


“Kita siap-siap dulu shalat magrib. Nanti selesai shalat kami akan Bantu mencari lagi,” kata Neubrina berjanji. Warga lainnya ikut berjanji.


Princess Raufa, Sulytan dan Saras pun kembali ke kastil.


“Meong ….”


Tiba-tiba terdengar suara Salju ketika Princess Raufa masuk kamar. Oala, rupanya Salju tertidur di kolong tempat tidur sedari tadi. Sultan dan Saras ikut senang.


“Berarti nanti kita tidak perlu ke desa lagi,” kata Sultan.


“Malam ini bulan purnama, bukan? Aku ingin bermain dengan warga desa di malam hari. Sepertinya asyik juga bermain dengan mereka,” kata Princess Raufa.


Sultan dan Saras bersyukur karena Princess Raufa tak lagi hanya mau bermain dengan kucing. Mereka berharap Princess Raufa kelak tak hanya mengasihi kucing peliharaannya, tapi juga seluruh warga kerajaannya. Amin.


^-^

No comments: