Friday, June 08, 2012

Cernak, 9 Juni 2012


Pencuri yang Aneh
Oleh Benny Rhamdani


Museum di kotaku heboh. Sebuah lukisan tua yang harganya mahal dicuri kemarin malam. Yang membuat seisi kota, pencurinya meninggalkan kertas bertuliskan puisi di dekat lukisan itu. Koran-koran pun memuat puisi itu.
“Siapa saja yang bisa memecahkan teka-teki puisi ini segera hubungi kantor polisi terdekat. Dia akan mendapat hadiah,” kata Pak Walikota.
Ini dia isi puisinya.
Bila matahari terbenam di sana tak ada apa-apa       
Kau tak pernah tahu lawannya senja
Aku bukan beringin
Aku terayun-ayun
Kau tahu bentuk bulan bukan?

Ayahku seorang polisi. Dia bertugas semalam. Dan pagi ini baru pulang ke rumah. Itu pun untuk sarapan saja. Mungkin sebentar lagi akan berangkat.
“Ayah, siapa pelaku pencurian itu?” tanyaku saat sarapan.
“Pasti dia seorang penyair gagal. Makanya dia mencuri, mengundang kehebohan,” kata Ayah.
“Jadi belum ketemu pencurinya?” tanyaku.
“Belum. Kalau pun pencurinya ketemu, lukisan itu belum tentu masih ada padanya. Mungkin sudah dijual,” kata Ayah. “Padahal Pak Walikota menyukai lukisan itu.”
Aku manggut-manggut. Lalu kubaca sekali lagi.
Hari ini aku libur sekolah. Jadi setelah sarapan aku pergi ke rumah sahabatku, Doni.
“Willy, kau tahu pencurian itu kan?” tanya Doni.
“Ya.”
“Ayahmu bilang apa?”
“Kau tahu, ayahku jarang cerita soal kasus-kasus yang jadi tugasnya  di rumah,” jawabku.
“Bagaimana kalau kita pecahkan sandi di puisi itu?” ajak Doni.
“Yuk!” Aku juga tertarik. “Kita mulai dari baris pertama. Bila matahari terbenam di sana tak ada apa-apa. Menurutmu artinya apa?
“Sepertinya dia mau kasih tahu, jangan pergi ke tempat matahari terbenam karena tidak ada apa-apa.”
“Memangnya tempat matahari terbenam di mana? Singapur? Jepang?”
“Barat.”
“Berarti di timur?”
“Belum tentu. Bisa juga di Selatan dan utara.”
“Iya juga sih. Kalau di timkur, itu kira-kira timurnya siapa?”
Doni menggeleng. “Kita baca kaliamat selanjutnya.  Kau tak pernah tahu lawannya senja. Lawan sengaja itu pagi. Kurasa itu artinya memang timur.”
“Mungkin bagian timur dari museum,” kataku menebak.
Aku bukan beringin. Aku terayun-ayun. Apa ini ya?” kata Doni. “Di sebelah timur museum yang kutahu ada padang ilalang. Ya ilalang bukan beringin. Dan terayun-ayun.”
“Ayo kita kesana!”
Kami bergegas mengayuh sepeda ke lapangan ilalang di timur Museum. Begitu sampai di sana kami kaget karena melihat ada beberapa mobil polisi juga. Kulihat juga ada juruberita dari televise. Mereka parkir di dekat sebuah rumah caravan tua. Aku tahu di sana tinggal seorang janda tua yang sakit-sakitan. Mungkinkah dia pencurinya?
“Ayah!” Aku memanggil ayahku.
“Willy, ngapain kamu ke sini?” tanya Ayah.
“Aku dan Doni  tadi memecahkan sandi puisi itu. Apa benar pelakunya di rumah caravan itu?”
“Bukan. Di sana ada Bu Jones yang sedang sakit parah. Dia tak mungkin masuk ke museum dan mencuri. Sepertinya pencuri itu meminta kami mendatangi Bu Jones dan mengobatinya,” jelas Ayah.
Ah, berarti pencuritu baik hatinya.

 “Lalu apa arti kalimat terakhir pusisi itu?” tanyaku ke pada Ayah.
“Kami belum tahu. Di caravan itu sama sekali tak ada yang berhubungan dengan bulan,” kata Ayah.
Tiba-tiba saja aku teringat sesuatu. Dulu, aku senang sekali melihat bulan. Bukan di langit. Tapi pantulannya di genangan air.
“Ayah, apakah di sini ada sumur atau danau kecil?” tanyaku.
“Ya danau tua bekas penggalian. Kenapa?” tanya Ayah.
“Kurasa kalimat terakhgir itu ada hubungannya. Kita bisa melihat bentuk bulan di genangan air,” jelasku. “Seperti permainan anak-anak.”
Ayah tersenyum. Dia langsung meminta beberapa temannya berlari menuju ke danau buatan. Aku dan Doni ikutan. Tak berapa lama kemudian, Ayah dan teman-temannya menemukan sebuah kotak kayu di sisi danau. Di sanalah lukisan itu disimpan. Lalu pencurinya?
Pencurinya tidak diketahui. Tapi dia menulis puisi di dekat lukisan itu.
Aku pengelana
Mungkin aku sudah melangkah jauh
Tanpa bentuk tak usah kau tahu
Titip salam untuk Bu Jones.
Sampai bertahun-tahun pencuri itu tidak diketahui. Bahkan sampai aku besar menjadi seorang polisi, atak satu pun yang berhasil menemukan pencurinya.

^_^

No comments: